71

55 3 0
                                    

llona akhirnya mengajak Felix untuk pergi dan pulang ke rumah.
Namun Felix hanya diam saja sambil melihat Dira yang tengah menaiki anak tangga sambil menggendong pangeran.

"Felix ayo pulang."Ucap llona.
Namun lagi lagi llona tidak dapat jawaban dari Felix. Ilona pun akhirnya memukul Felix agar Felix tersadar dari lamunannya.

BBUUGG.

"Kenapa kamu menmukul aku?"Tanya Felix.

"Agar kamu tersadar dari lamunan kamu dan segera pergi dari sini."Jawab llona.

"Lagi pula kenapa sih kamu itu terus saja memikirkan Dira dan bahkan mencintai Dira. Sedangkan sudah sangat jelas kalau Dira tidak memiliki perasaan apa pun pada kamu."'Sambung llona.

Setelah mendengar perkataan llona, Felix pun akhirnya pergi dari rumah Deon bersama dengan llona. Sedangkan kini Rangga berada di dalam kamar Gaby. Rangga duduk di kursi sambil melihat Putri yang tengah duduk di atas tempat tidur di samping
Gaby.

"Gaby, apakah dia...."

"lya Kak."Ucap Gaby sebelum Rangga menuntaskan ucapan nya.

"Lalu di mana Yasmin?."Tanya Rangga.

"Yasmin sudah tidak ada."Jawab Gaby.

"Pasti sangat menyakitkan baginya karena harus kehilangan Mamahnya."Ucap Rangga.

"Tidak, dia tidak merasakan sakit itu."Saut Gaby.

"Karena sebelum itu terjadi dia tidak memiliki ingatan tentang dirinya atau siapa pun yang pernah ada di dalam hidupnya.'Sambung Gaby.

"Maksud kamu apa?."Tanya Rangga yang tidak mengerti apa yang di katakan oleh Gaby.

"Kak Dira sudah meminta orang menghapus ingatannya, karena Kak Dira tidak ingin dia merasakan sakitnya di tinggalkan dan Kak Dira tidak mau dia terus hidup di dunia imajinasi yang di buat oleh Yasmin. Tapi Kakak tidak perlu khawatir, dia tidak akan terlantar."Jelas Gaby.

"Ternyata Dira masih mempunyai hati nurani juga."Ucap Rangga.

"Kak Dira itu sebenarnya baik kalau kita juga baik padanya. Tapi kalau kita jahat padanya maka Kak
Dira bisa lebih jahat lagi."Ucap Gaby.

"Baguslah. Setidaknya Kakak akan tenang jika kamu tinggal bersama dengan Deon dan Dira. Tapi sesekali datanglah berkunjung untuk menemui
Kakak dan jangan lupa saat berkunjung ajak dia"Ucap Rangga sambil menunjuk Putri.

"Kakak tidak mau membawanya?."Tanya Gaby.

"Tentu saja mau. Tapi apa Dira mengizinkan nya?."Tanya Rangga.

"Hmm ya sudah untuk sementara waktu biarkan saja seperti ini, nanti aku akan berbicara pada Kak Dira.
Dan kalau Kak Dira mengizinkan dia di bawa oleh Kakak aku akan memberi tahu Kakak."Ucap Gaby.

"lya. Ya sudah kalau begitu Kakak pamit."Ucap Rangga yang pamit pada Gaby.

Setelah Rangga pergi Gaby langsung membaringkan dirinya bersama dengan Putri. Putri sebenarnya tahu kalau dia yang sedang di bicarakan. Tapi Putri hanya diam saja sesuai seperti apa yang di ajarkan oleh
Dira padanya.

Jika dirinya tidak di perbolehkan berbicara saat ada orang dewasa yang sedang berbicara apa lagi mereka sedang membicarakan sesuatu hal yang kita tidak mengerti, meskipun yang mereka bahas adalah dirinya sendiri. Dia boleh berbicara hanya saat di tanya.

✨✨✨

Saat Rangga akan pergi, Rangga berpapasan dengan Deon. Mereka saling menatap namun tidak ada satu pun yang bersuara. Hingga akhirnya Rangga membuka suara.

"Selamat untuk mu karena telah memiliki seorang anak."Ucap Rangga.

"Selamat untuk mu juga."Saut Deon.
Rangga hanya tersenyum getir saat itu.

"Baiklah kalau begitu aku pamit untuk pulang dan aku titip Gaby."Ucap Rangga.

"Baiklah. Dan untuk Gaby kamu tidak perlu khawatir karena dia adik ku juga."Saut Deon.

"Tapi aku minta padamu untuk menasehati llona agar dia tidak melakukan kesalahan lagi."'Sambung
Deon.

"Akan aku usahakan."Jawab Rangga.
Setelah itu Rangga pun langsung pergi dari sana.

✨✨✨

Setelah semua ini Deon merasa lega. Deon yakin setelah ini tidak akan ada masanya yang lebih besar lagi. Dan sekarang Deon bisa menikmati hidup bahagia bersama dengan keluarga kecilnya.

Deon pun pergi ke kamarnya. Saat Deon masuk ke dalam kamar Deon melihat Dira yang sedang menggendong Pangeran.

Deon tersenyum saat melihat itu, karena pemandangan seperti ini sebelumnya jarang dia lihat, tapi sekarang dia akan melihatnya setiap hari. Deon mendekat pada Dira lalu memeluk Dira dari belakang.

"Aku bahagia Dira akhirnya semuanya sudah berakhir."Ucap Deon.

"Ya, untuk sementara waktu kita bisa tenang."Ucap Dira.

"Maksud kamu?."Tanya Deon sambil melepas pelukannya.

"Akhirnya dari sebuah masalah bukan berarti itu adalah akhir dari segalanya. Biasa saja bukan kalau itu adalah awal dari masalah yang sesungguhnya."Ucap Dira sambil menatap Deon.

"Tapi aku selalu berharap kalau itu tidak akan pernah terjadi. Karena saat ini aku hanya ingin hidup bahagia membesarkan Pangeran bersama dengan kamu."Sambung Dira.

"lya, aku juga berharap seperti itu."Saut Deon. Deon mengambil alih Pangeran dari gendongan Dira. Deon memandang wajah anaknya yang tampan dan juga manis. Saat itu Deon berharap kalau hidup anaknya tidak akan seperti dirinya maupun Dira.

Karena akan sangat menyakitkan baginya jika harus melihat anaknya terluka atau bahkan meregang nyawa.

"Dira, aku berharap Pangeran tidak seperti kita."Ucap Deon.

"Aku tahu dan aku pun berpikir begitu."Saut Dira.

"Tapi itu akan sulit."'Sambung Dira.

Deon diam dan memikirkan apa yang di katakan oleh Dira. Bisa saja mereka menjadikan Pangeran seperti anak pada umumnya, tapi pasti akan sangat
Deon atau pun Dira mengenalinya. berbahaya untuk Pangeran, karena bisa saja musuh Deon menarik nafas panjang dan menghembuskan nya dengan kasar. Semua sudah terjadi dan semua itu sudah tidak bisa di ubah. Masa lalu mereka mungkin bisa menjadi pedang yang siap melukai
Pangeran kapan pun dan di mana pun.
Deon pun kini menaruh Pangeran di atas tempat tidur. Lalu Deon membaringkan dirinya di samping
Pangeran.

Dira yang melihat itu sangat bahagia. Dira bisa melihat sosok Ayahnya di dalam diri Deon. Ayah yang begitu menyayangi dan mencintai nya.
Ayah yang selalu menjadi tameng dalam hidupnya, dan Ayah yang selalu melakukan yang terbaik untuknya.

"Terimakasih Tuhan telah mengirimkan seorang pria seperti Ayah ku. Pria yang akan selalu menyayangi, mencintai ku dan juga anak anak ku." Batin Dira.

✨✨✨

Meskipun pernikahan ini terjadi tanpa di dasari oleh cinta. Tapi aku selalu merasa bahagia karena apa yang dia lakukan untuk ku sangat tulus. Hingga akhirnya cinta itu hadir tanpa aku sadari.

Bukan karena fisik atau pun apa yang dia miliki yang membuat cinta ini tumbuh bersemi di dalam sanubari. Tapi karena ketulusannya, kelembutan hatinya dan caranya memperlakukan ku membuat hati ini akhirnya jatuh dalam pelukannya.

CINTA YANG SESUNGGUHNYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang