Malam hari pun tiba semua tamu undangan sudah datang di acara resepsi pernikahan llona dan
Felix, termasuk Banu.Sedangkan Deon dan Dira baru saja datang dan hendak masuk ke dalam gedung. Dira terlihat sangat cantik dan berkelas memakai gaun itu. bahkan aura Dira bak seperti seorang putri, begitu pula dengan Deon. Deon yang tampan dan juga gagah sangat serasi saat bersanding dengan Dira.
Namun semua orang yang melihat kecantikan dan keindahan gaun yang di kenakan Dira, tidak akan pernah menyangka atau pun terpikir jika di balik gaun yang indah itu ada sebuah senjata untuk menghabisi Banu.
Deon dan Dira pun kini akhirnya sampai di tempat acara resepsi llona dan Felix. Dan benar saja semua orang terkagum-kagum pada Deon mau pun Dira.Semua orang benar-benar mengatakan kalau Deon dan Dira seperti pengantin yang sesungguhnya di acara ini. Saat Deon dan Dira sampai Erina langsung menghampiri mereka agar Deon dan Dira segera menemui Banu.
"Akhirnya kalian sampai juga, ayo kita ke sana."Ucap Erina.
Deon dan Dira akhirnya mengikuti Erina berjalan mendekat pada Banu."Tuan Banu Perkenalkan ini Deon dan istri nya."Ucap Erina.
"Malam Tuan muda Deon.
"Selamat Banu sambil memainkan tangan untuk bersalaman dengan Deon.
"Malam juga Tuan Banu."selamat untuk juga Deon yang memanjakan orang untuk menyebut uluran tangan dari Banu.
"Apakah ini istri Tuan muda Deon?."Tanya Banu.
"Benar ini istri saya, Dira."Jawab Deon.
"Selamat malam Nona Dira."Ucap Banu.
"'Selamat malam Tuan Banu, senang bisa bertemu dengan anda."Ucap Dira sambil tersenyum pada Banu.
"Tuan muda Deon sangat beruntung karena memiliki istri secantik Nona Dira."Ucap Banu.
"Ya memang saya sangat beruntung bisa memiliki istri secantik dan sesempurna Dira."Ucap Deon.
Felix yamg memang tak jauh dari mereka pun akhirnya mendengar ucapan Deon yang membanggakan Dira sebagai istrinya, Felix mengungkapkan Deon dengan penekanan yang tajam namun Deon tidak memperdulikan hal itu.
Tak lama olivia dan kedua orang tuanya datang menghampiri mereka. Erina sangat senang saat melihat Olivia datang, Erina pun langsung memperkenalkan olivia pada Banu.
“Tuan Banu perkenalkan ini Olivia, dia adalah calon istri Deon.”Ucap Erina.
"Tante, jangan berbicara seperti itu lagi. Sekarang Deon sudah menikah dengan wanita lain."Ucap olivia sambil tersenyum.
"lya kamu benar, tapi Tante tidak bisa membohongi perasaan Tante kalau sebenarnya Tante masih berharap kamu dan Deon akan menikah." Saut Erina.
"Itu tidak masalah, laki laki bisa menikah lebih dari satu kali."Ucap Banu.
"Benar bukan Tuan muda Deon?."Sambung Banu yang bertanya pada Deon.
"Memang benar, tapi saya tidak tertarik untuk memiliki istri lagi selain istri saya Dira."Saut Deon sambil menggenggam tangan Dira.
"Tapi kalau istri mu tidak mempermasalahkannya kenapa tidak Tuan muda Deon."Ucap Banu.
"Bagaimana Nona Dira apa yang kamu maksud jika suamimu menikah lagi?."Sambung Banu yang bertanya pada Dira.
"Kalau boleh jujur saya tidak suka jika pasangan saya memiliki wanita lain selain saya. Dan saya lebih memilih untuk membunuh mereka saat itu juga."Ucap Dira sambil tersenyum.
“Hahaha itu hanya perumpamaan.”Sambung Dira.
Felix jatuh terduduk saat mendengar ucapan Dira. Felix kini benar-benar tahu kalau saat itu Dira menginginkan dia mati.
"Berarti saat itu Dira benar-benar ingin aku mati. Tapi dari mana Dira memiliki keberanian untuk membunuh orang?." Batin Felix.
"Felix kamu kenapa?." Tanya lona.
Semua orang melihat ke arah Felix. Saat itu Dira meminta izin pada Deon untuk pergi ke kamar mandi."Sayang aku ke kamar mandi Kemana-mana ya."Ucap Dira.
"Mau aku temani?." Tanya Deon.
"Tidak perlu." Jawab Dira.
"Baiklah kalau begitu hati hati." Ucap Deon.
Dira mengangguk setelah itu Dira langsung pergi menuju kamar mandi. Dira pergi tidak sendiri karena anak buahnya yang ada di sana pun ikut pergi ke kamar mandi.
Setelah Dira masuk, anak buah Dira langsung mencegah orang lain masuk ke dalam kamar mandi. Sedangkan di dalam kamar mandi Dira kini sudah mengganti pakaiannya.
“Jalankan sekarang!”Ucap Dira.
Salah satu anak buah Dira yang simpan untuk memancing Banu keluar pun langsung bergerak.
Setelah Banu sudah berhasil di pancing keluar Dira langsung keluar dari kamar mandi.
Banu kini tengah berada di luar sambil melihat sekitar. Banu mencari orang yang ingin menemuinya.
"Siapa yang sedang kamu cari Tuan Banu?." Tanya Dira.
“Siapa kamu?.” Tanya Banu sambil menengok ke arah belakang.
"Apa kamu tidak mengenal ku?." Tanya Dira.
Dira pun berjalan mendekat pada Banu. Banu memang tidak akan mengenali Dira yang saat ini berada di hadapannya, karena Dira memakai pakaian dan jubah yang biasa digunakan saat menjalankan misi, jangan lupa dengan topeng kesayangannya. (berwarna rose gold ada sedikit sentuhan berlian)
"Siapa kamu dan mau apa?.Tanya Banu.
"Aku tidak ingin apa apa, hanya satu hal yang aku inginkan dari mu"Ucap Dira.
"Apa?."Tanya Banu.
"Aku hanya ingin nyawa mu Banu."Jawab Dira sambil tersenyum.
"Hahaha, kamu pikir kamu siapa ingin membunuhku? Aku adalah Banu Abraham, pemimpin kelompok serigala merah tidak mudah untuk kalahkan."Ucap Banu penuh percaya diri.
"Kalau begitu kita buktikan saja."Ucap Dira.
"Baik kita buktikan sekarang juga."Ucap Banu.
Banu mengeluarkan pistol yang dia bawa lalu mengarahkan ke Dira.
Sssreeeekkkk
Banu berdiri mematung sambil memegang pistolnya. Banu kini berdiri kaku dengan rasa sakit yang menjulur ke seluruh tubuhnya saat pisau Dira menggorok lehernya.
Banu tidak menyangka dengan apa yang terjadi pada dirinya saat ini. Banu terjatuh dan sudah tidak bisa melakukan apa lagi bahkan nyawanya kini sudah berada di ujung tanduk.
Dira berbalik menghadap Banu."Bagaimana sudah terbukti bukan siapa yang lebih hebat."Ucap Dira.
"Karena aku berbaik hati padamu dan agar kamu tidak mati penasaran aku akan memberi tahu kamu siapa aku sebenarnya."Sambung Dira.
Dira pun membuka topeng yang dia kenakan olehnya. Banu membelalakkan matanya saat itu juga.
"Bagaimana, sudah puas melihatnya? Kalau begitu kita akhiri saja sampai di sini. Oh iya hampir saja aku lupa, ada salam dari adik ku Ardian untuk mu
Taun Banu.” Ucap Dira.Dor
Dor
Dor
Dira menembak Banu tepat di jantungnya. Setelah beberapa orang keluar dari gedung saat mendengar suara tembakkan. Saat itu mereka langsung menghampiri Banu yang sudah terkapar tak sadarkan diri.
Sedangkan Dira sudah kembali ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.Dan berita tentang pembunuhan Banu pun tersebar sampai ke para tamu undangan.
Deon yang mendengar berita itu langsung mencari keberadaan Dira, karena Deon takut terjadi apa dengan Dira.
