Dira keluar dengan di ikuti oleh Herman di belakangnya. Deon yang melihat Dira membawa tempat gitar dan sebuah kotak langsung bangun dari duduknya lalu membantu Dira membawa barangnya.
"Ini apa? Katanya mengambil gitar?."Tanya Deon.
"Oh ini pakaian dan barang-barang yang akan aku butuhkan suatu saat nanti. Jadi dari pada bulak balik lebih baik sekalian saja aku mengambilnya sekarang juga."Jawab Dira.
"Ya sudah sebaiknya kita taruh di mobil dulu saja."Ucap Deon.
"lya.'Saut Dira.
Dira dan Deon pun keluar untuk menaruh barang Dira di dalam mobil terlebih dahulu.
"Ayah, kenapa Ayah biarkan Dira membawanya?."Tanya Ayu.
"Biarkan saja Bunda. Lagi pula cepat atau lambat pasti Deon akan mengetahuinya juga."Jawab
Herman."Tapi bagaimana kalau sampai Kak Deon meninggalkan Kak Dira gara gara itu?."Tanya Ardian.
"Semuanya sudah di pikirkan oleh Dira, Dira akan menerima kalau Deon akan meninggalkannya. Yang terpenting Dira bisa melindungi dirinya sendiri dan juga Deon."Ucap Herman.
"Kalau Ayah sudah menyetujuinya dan mendukung Dira maka Bunda pun akan mendukungnya."Ucap Ayu.
Tak lama Dira pun kembali masuk bersama dengan Deon. Mereka mengobrol sebentar lalu Dira pun akhirnya Pamit untuk pulang karena Dira tahu kalau Deon masih punya banyak pekerjaan yang harus di kerjakan.
''Ayah, Bunda kita pulang dulu ya."Ucap Dira.
"Kenapa buru buru sih?."Tanya Ayu.
"Deon masih ada kerjaan Bunda. Nanti lain kali kita mampir lagi kok."Jawab Dira.
"Ya sudah kalian hati hati ya."Ucap Bunda.
Dira dan Deon pun pamit pada semuanya untuk pulang. Setelah itu Deon dan Dira pun naik ke dalam mobil dan langsung pergi meninggalkan rumah orang tua Dira.
Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit mereka pun sampai di kediaman Deon. Dira dan Deon turun dari mobil, Dira berjalan ke belakang untuk mengambil barang barangnya.
"Dira biar pelayan saja yang bawa."Ucap Deon.
"Tidak papa aku bisa bawa sendiri kok."Saut Dira.
"Nggak papa biar pelayan aja."Ucap Deon kembali.
"Pak tolong bawa barang barang istri saya ke kamar ya."Sambung Deon pada pelayan rumahnya.
"Baik Tuan."Jawab pelayan itu.
"Pak nanti langsung di taruh saja ya tidak perlu di bereskan."Ucap Dira.
"Baik Nona."Jawab pelayan itu yang kemudian langsung membawa barang Dira ke kamar Deon.
Dira dan Deon masuk ke dalam rumah. Saat mereka masuk Olivia langsung berlari ke arah Deon dan hendak memeluk Deon. Dira yang tahu akan hal itu langsung memeluk Olivia.
"Ada apa olivia? Apakah kamu begitu merindukan aku?."Tanya Dira.
"Ihhh lepas!."Ucap Olivia sambil melepas pelukan Dira dari dirinya.
"Kamu itu apa apa sih wanita kampung? Kamu itu selalu saja merusak suasana."'Sambung Olivia.
"Maaf ya, asal kamu tahu saja aku ini bukan wanita kampung. Karena aku lahir di sebuah kota besar."Ucap Dira.
"Dan anda Nona Olivia yang lahirnya hanya di sebuah gubuk, anda jangan sombong."Sambung Dira yang bertbisik pada olivia.
Olivia kaget karena Dira mengetahui kalau olivia lahir di sebuah gubuk. Sedangkan Dira yang melihat
Olivia diam seribu bahasa hanya tersenyum penuh kemenangan."Sayang ayo kita ke kamar, aku capek."Ucap Dira yang merangkul manja lengan Deon.
Akhirnya Dira dan Deon pun pergi ke kamar mereka untuk beristirahat sejenak. Dira melihat Olivia dari tangga dengan penuh kemenangan.
olivia yang melihat itu langsung pergi karena kesal. Olivia pergi ke samping rumah dan duduk di pinggir kolam berenang.
"Benar benar kurang ajarnya si Dira ini. Tapi Dira tahu dari mana kalau aku lahir di gubuk? Hiisss ini semua gara gara Mamah juga sih, untung saja
Mamah sudah menikah dengan Papah sekarang, kalau saja Mamah masih jadi selingkuhan Papah pasti aku masih tinggal di sana sampai saat ini juga."Ucap Olivia."Oh ternyata selain kamu lahir di gubuk kamu juga anak selingkuhan. Hmm lebih tepatnya anak haram kali ya."Ucap Dira yang sedang berdiri di belakang olivia sambil memegang segelas jus jeruk.
Olivia sangat terkejut saat mendengar suara Dira. olivia menengok ke arah belakang di mana Dira berdiri kini.
"Sejak kapan kamu di sana?."Tanya Olivia.
"Sejak kamu mengatakan kalau kamu adalah anak dari seorang selingkuhan."Jawab Dira dengan santai.
Dira pun berjalan mendekat pada Olivia sambil meminum jus nya. Dira pun kini berdiri di pinggir kolam.
"Jadi kamu memutuskan membuat skenario ini bersama dengan orang tua kamu itu, karena kamu ingin mengikuti jejak Ibu kamu?."Tanya Dira.
"Menjadi wanita rendahan."Sambung Dira sambil melihat ke arah Olivia dengan tatapan jijik.
"Jaga ucapan mu Dira."Bentak Olivia.
"Memangnya apa yang aku katakan? Aku hanya mengatakan sebuah kebenaran. Kamu pikir aku bodoh, aku tahu rencana kamu dan para tua Bangka sialan itu."Ucap Dira yang ini menatap Olivia.
olivia yang geram dengan Dira pun berjalan mendekat pada Dira. Olivia pun mendorong Dira agar Dira terjatuh ke kolam. Namun sayangnya tenaga olivia kurang kuat untuk membuat Dira terjatuh ke kolam. Dira tersenyum mengejek pada Olivia.
BUUGGHH
Dira menghajar wajah Olivia sampai Olivia pun jatuh ke dalam kolam. Olivia sangat terkejut dengan apa yang di lakukan oleh Dira padanya. olivia kini berpegangan ke tepian kolam agar dirinya tidak tenggelam karena saat ini Olivia merasa pusing akibat pikulan Dira.
"Gila kamu Dira."Teriak Olivia.
"Aku bahkan bisa lebih gila lagi dari dari ini. Mau lihat dan mau merasakannya?."Ucap Dira sambil tersenyum licik pada Olivia.
Dira berjongkok di hadapan Olivia lalu Dira pun menekan kepala Olivia sehingga Olivia tenggelam, Dira yang melihat olivia yang sudah lemas pun menghentikan itu.
"Mau coba melihat kegilaan aku lagi?."Tanya Dira santai.
"Jangan macam macam kamu Dira."Ucap Olivia.
"Kalau kamu mau aku tidak macam macam sama kamu, kamu sekarang juga kamu pergi dari sini."Ucap Dira sambil mencengkram rahang livia dengan sangat kuat.
Olivia pun menangis kesakitan dan ketakutan. Dira akhirnya pergi meninggalkan Olivia setelah puas memberi pelajaran pada Olivia yang sudah mulai berani untuk menyentuh Deon.
Setelah Dira pergi olivia keluar dari kolam lalu berjalan menuju kamarnya untuk membereskan barang barangnya. Olivia benar benar merasa takut kalau Dira akan melukainya lagi.
Erina yang melihat itu langsung berjalan menghampiri Olivia dan bertanya apa yang terjadi."oliv apa yang terjadi sama kamu?"Tanya Erina.
"Aku mau pulang Tante."Jawab Olivia.
"Tapi kenapa? Dan kenapa kamu basah kuyup begini?."Tanya Erina kembali.
"Bukan hanya basah Tante. Lihat! Lihat ini baik baik Tante!. Aku di pukul sampai seperti ini sama
Dira."Ucap Olivia sambil menangis."Kenapa kamu nggak balas."Ucap Erina.
"Tante bilang balas? Jangankan untuk membalas memukul dia, aku mendorong nya pun Dira sama sekali tidak bergerak dan kalau Tante tidak percaya coba saja sendiri."Ucap Olivia.
Erina yang mendengar ucapan Olivia merasa kalau semua yang di katakan oleh Olivia itu tidak benar dan tidak mungkin.