45

87 3 0
                                        

Dira masuk lalu dengan cepat Tomy mendekat dan hendak menampar Dira. Namun dengan mudah Dira menangkis tangan Tomy.

Tomy pun berteriak kesakitan karena tangannya di cekal oleh Dira dengan sangat kencang.

"Aaaaaaaahhh."

Mendengar suara teriakan yang sangat kencang dari dalam rumah, Rio langsung berlari masuk untuk memastikan keadaan di dalam.

Rio menghentikan langkah kaki nya saat melihat Dira mendorong Tomy dengan sangat kencang hingga Tomy pun jatuh terbentur meja.

Imelda yang melihat Tomy jatuh tersungkur langsung membatunya untuk bangun kembali. Imelda menatap Dira dengan tatapan kemarahan. Dan dengan berani Imelda mendekat pada Dira.

"Dasar pembunuh."Ucap Imelda dengan sangat lantang.

Dira tidak perduli dan hanya diam saja dan hal itu tentu saja membuat Imelda semakin geram, Imelda mengambil vas bunga yang ada di meja ke arah Dira.
Dira menangkap vas bunga itu dengan mudah dan tanpa di duga Dira melempar vas bunga itu pada
Imelda. Dan vas bunga itu pun mengenai kepala Imelda hingga akhirnya kepala Imelda pun berdarah.

"Jangan pernah kalian muncul di hadapan saya, kalau tidak saya tidak akan pernah segan segan untuk menghabisi kalian."Ucap Dira yang kemudian pergi ke kamarnya.

Semua itu tak lepas dari penglihatan Erina dan juga Rio. Erina langsung mengusir Tomy dan Imelda setelah memberikan uang yang cukup banyak pada mereka.

Sedangkan kini Rio sudah pergi dari kediaman Deon setelah Dira meninggalkan Tomy dan Imelda. Di dalam perjalanan Rio terus memikirkan apa yang baru saja terjadi, Rio seakan melihat orang lain pada diri Dira tadi.

Apa mungkin Dira sebenarnya memang seperti itu, dan Dira yang selama ini Rio kenal itu bukan yang sebenarnya. Rio tidak akan menyembunyikan apa pun dari Deon, karena itu Rio pasti akan melaporkan semua yang di lihat nya tadi pada Deon.

Rio kini sudah sampai di depan sebuah gedung di mana saat ini Deon tengah rapat dengan klayen nya. Tak lama Deon keluar, Rio langsung menyambut
Deon dan membukakan pintu mobil untuk Deon.

Setelah Deon masuk ke dalam mobil Rio pun masuk lalu melajukan mobilnya pergi menjauh dari gedung itu.

"Apa kamu sudah menjemput Dira?."Tanya Deon.

"Sudah Tuan."Jawab Rio.

"Tuan ada yang ingin saya katakan pada Tuan tentang Nona Dira."'Sambung Rio.

"Ada apa?."Tanya Deon kembali.

Rio pun langsung menceritakan pada Deon dari awal Rio menjemput Dira dari bandara dan ada dua orang pria yang mencurigakan. Setelah itu Rio pun menceritakan pada Deon kejadian tadi saat Dira menghadapi Tomy dan juga Imelda.

Deon tidak percaya jika Dira seperti itu, tapi yang berbicara adalah Rio orang yang sudah lama bersama dengan nya, orang kepercayaan nya, jadi tidak mungkin Rio berbohong pada Deon.
Dan hal itu tentu saja membuat Deon bertanya tanya apakah memang Dira yang dia kenal selama ini, memiliki sebuah rahasia besar yang selama ini tidak pernah di ketahui oleh siapa pun.

"Dan Nyonya Imelda tadi bilang kalau Nona Dira adalah pembunuh."Ucap Rio.

"Kenapa dia mengatakan kalau Dira pembunuh? Memangnya Dira sudah bunuh siapa?."Tanya Deon.

"Saya juga tidak tahu. Tapi yang saya tahu kalau Nona Olivia kini sudah meninggal Tuan."Jawab Rio.

"Baiklah Rio, sebaiknya kita selidiki ini diam diam saja. Aku juga tidak mungkin menanyakan langsung pada Dira, karena aku takut akan menyinggung perasaannya."Ucap Deon.

"Baik Tuan."Ucap Rio.

Setelah itu tidak ada pembicaraan lagi di antara Deon dan Rio, sampai pada akhirnya mereka sampai di depan kediaman Deon. Karena malam sudah larut akhirnya Deon langsung menyuruh Rio untuk pulang.

Kediaman Deon pun kini sangat sepi karena semua penghuni rumah pasti sudah terlelap. Deon masuk ke dalam kamarnya, saat itu Deon melihat Dira yang sudah tertidur dengan sangat pulas.

Deon langsung membersihkan dirinya, setelah itu Deon berbaring di samping Dira. Deon pun membelai wajah cantik Dira.

"Apa yang kamu sembunyikan dari ku sayang? Dan kenapa kamu tidak pernah memberitahu aku. Tapi apa pun itu aku akan tetap menerima kamu sayang." Batin Deon.

Deon pun mencium kening Dira sebelum akhirnya Deon terlelap sambil memeluk Dira.

✨✨✨

Keesokan harinya Dira terbangun, saat Dira terbangun Dira melihat wajah tampan Deon yang masih terlelap. Dira pun membeli wajah Deon dengan sangat hati hati agar Deon tidak terbangun dari tidurnya.

Namun rupanya Deon sudah terbangun dari tidurnya, tapi Deon tetap memejamkan matanya dan membiarkan Dira membelai wajahnya.
Tapi saat Dira akan bangun, Deon langsung menarik tangan Dira dan membawanya kembali ke dalam pelukan Deon.

"Kamu mau kemana?."Tanya Deon.

"Tentu saja aku mau bangun dan pergi ke kamar mandi."Jawab Dira.

"Inikan masih pagi, lagi pula hari ini hari Minggu jadi bangun lebih siang saja."Ucap Deon.

"Hmm jadi suamiku ingin bermalas-nmalasan."Ucap
Dira.

"Baiklah."Sambung Dira.

Walau pun tidak tidur kembali tapi Deon dan Dira tidak ada yang bangkit dari tempat tidur. Deon dan Dira bermalas malasan dan bermanja Maja di dalam kamar.

Terlebih lagi di dalam kamar mereka ada banyak makanan yang bisa mereka makan jadi mereka tidak perlu keluar kamar hanya untuk makan. Mereka keluar kamar saat hari sudah sangat siang. Dan mereka pun langsung pergi keluar dari rumah.

Erina menatap Dira dengan tatapan tidak suka, tapi Erina tidak bisa berbuat apa apa saat ini. Apa lagi setelah kemarin malam Erina melihat Dira memperlakukan Tomy dan Imelda seperti itu.

Erina sangat yakin Dira bukan orang sembarangan. Karena itu Erina harus lebih berhati-hati dan Erina kini harus menyusun rencana yang sangat bagus untuk menyingkirkan Dira dari sisi Deon.

Hari ini Deon mengajak Dira pergi ke mall untuk mencari keperluan Dira dan anaknya nanti. Awalnya Dira tidak mau membeli barang barang untuk anaknya, karena Dira merasa terlalu cepat apa lagi kandungan Dira baru tiga bulan. Tapi apakah daya Dira tidak bisa menolak keinginan Deon.

Deon memilih banyak barang untuk anaknya nanti, seperti baju, tempat tidur dan semua yang memang akan di butuhkan nanti.

Deon juga memberi tahu Dira kalau hari ini Deon sudah meminta seseorang untuk menghias kamar untuk anaknya nanti.

"Sayang apa tidak masalah kita mempersiapkan semua dari awal seperti ini?."Tanya Dira.

"Tentu saja tidak, lagi pula kita memang harus mempersiapkan semuanya dari awal kan."Ucap
Deon.

"Tapi ini terlalu awal sayang, kandungan ku saja baru tiga bulan."Ucap Dira.

"Tidak papa sayang."Ucap Deon.

"Baiklah, terserah kamu saja."Ucap Dira.

Deon kembali menmilih banyak barang. Deon menunjukan barang barang pilihannya, dan dengan harga yang sangat mahal. Sebenarnya Deon sengaja ingin menunjukkan itu pada Dira untuk melihat ekspresi Dira apakah Dira terkejut saat melihat harga barang barang yang Deon pilih. Tapi ternyata tidak, Dira terlihat biasa saja.

CINTA YANG SESUNGGUHNYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang