10

208 5 0
                                    

Dira yang mendengar keributan di bawah langsung melihatnya dari atas. Dira senang karena Olivia akan pergi dari rumah sekarang juga.

Deon yang memang sudah menyelesaikan pekerjaannya keluar dari ruang kerjanya. Deon melihat Dira yang tengah tersenyum bahagia sambil melihat ke bawah membuat penasaran Deon apa yang sedang di lihat Dira.
Deon pun berjalan mendekat pada Dira Lalu memeluk Dira dari belakang.

"Apa yang membuat kamu tersenyum seperti itu?."Tanya Deon.

"Kamu lihat saja sendiri."Jawab Dira.

Deon pun melihat ke bawah dan saat itu Deon mengerti apa yang membuat Dira senang. Bukan hanya Dira yang senang tapi Deon juga senang jika olivia pergi dari rumahnya.

"Bagus, akhirnya dia pergi juga dari sini."Ucap Deon.

"Kamu tidak menginginkan dia di sini juga?."Tanya Dira.

"Tentu saja."Jawab Deon.

"Lalu kenapa waktu itu kamu mengizinkan dia untuk tinggal di sini?"Tanya Dira kembali.

"Karena bagaimana pun aku menolaknya pasti Mamah Erina akan memiliki berbagai cara agar olivia tetap bisa tinggal di sini."Jelas Deon.

Dira membalikkan badannya menghadap Deon. Dira melihat wajah Deon dan membelainya dengan lembut.

"Kamu tidak suka pada Mamah Erina?."'Tanya Dira.

"Memangnya siapa yang suka pada orang yang sudah merusak kebahagiaannya sedari kecil. Hanya karena pesan terakhir Papah saja yang meminta ku untuk menerima dia dan anak anaknya itu. Kalau bukan karena itu mungkin sudah sedari awal aku menendangnya dari sini."Jawab Deon.

"Hmm... Jadi Mamah Erina dia hanya Mamah tiri kamu. Pantas saja dia terlihat tidak menyukai kamu, sungguh di sayangkan Papah mu menyampaikan pesan terakhir seperti itu."Ucap Dira.

"Hei, dari pada kita membahasnya lebih baik kita pergi merayakan kepergian Olivia dari sini."Ucap Deon.

"Baiklah."Ucap Dira.

Deon pun akhirnya mengajak Dira pergi. Deon dan Dira berlalu pergi tanpa memperdulikan Erina dan olivia yang sedang menangis.

Kali ini Deon mengajak Dira jalan jalan menggunakan motor. Dira sangat senang karena dirinya akan menghabiskan waktu berdua bersama
Deon.

"Kita mau pergi ke mana?."Tanya Dira yang ini tengah memeluk Deon dari belakang.

"Lihat saja nanti."Jawab Deon.

"Baiklah, tapi awas saja kalau tempat itu tidak bagus ya."Ucap Dira.

"Kamu tenang saja."Saut Deon.

Deon terus melajukan motornya. Sampai tak terasa setelah memakan waktu yang cukup lama Deon dan
Dira pun sudah sampai di sebuah bukit.

Deon dan Dira kini bisa melihat pemandangan yang indah dari atas bukit.

"Apa kamu suka?."Tanya Deon.

"Aku suka."Jawab Dira sambil tersenyum.

"Dira, aku minta maaf sama kamu karena aku tidak bisa bersikap romantis sama kamu, tidak seperti pria lain yang selalu bersikap romantis pada pasangannya."Ucap Deon yang merasa bersalah.

"Tidak masalah. Lagi pula aku juga sama tidak bisa romantis, dan bukankah yang terpenting dari sebuh hubungan adalah rasa nyaman dan percaya?."Ucap Dira.

"lya, menurut ku begitu."'Saut Deon.

"Jadi romantis itu tidak penting bukan. Tapi aku yakin seiring berjalannya waktu lambat laun kita pasti bisa romantis dengan sendirinya karena sudah saling terbiasa."Ucap Dira sambil tersenyum.

CINTA YANG SESUNGGUHNYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang