After Winter VI

2.1K 248 128
                                    


"Wah putri tidur kita sudah bangun," celetuk Changbin ketika Felix berjalan menuruni tangga dengan rambut yang basah setelah mandi.

Jam saat itu menunjukkan pukul 3 sore jadi wajar jika Changbin berkomentar demikian. Felix benar-benar tidur nyenyak malam sebelumnya. Mungkin efek kelelahan setelah bermain habis-habisan dengan kakaknya.

"Tadinya mau kakak ajak makan siang di luar tapi kau belum bangun. Mau mengajak sekarang juga malu, mukamu muka bantal sih," ucap Changbin yang sepertinya sengaja mengajak ribut.

"Lebih baik kakak diam atau sandalku akan singgah di pipi kakak," ucap Felix yang kemudian meminum jus milik Changbin tanpa permisi.

"Oh sudah ganti ya? Padahal semalam mengatakan lebih baik kakak menciummu," ucap Changbin sembari mengerling genit membuat Felix melotot galak ke arahnya.

"Jangan dibahas!"

"Malu ya?"

"Diam kak!"

Changbin tertawa bahagia kemudian pemuda itu tiba-tiba menatap dalam membuat Felix salah tingkah. Padahal semalam sudah menghabiskan banyak waktu bermesraan tapi tetap saja Felix lemah ketika melihat kakaknya.

"Apa sakit?" Tanya Changbin dengan suara pelan, ekspresinya pun melembut membuat jantung Felix berdetak tak karuan.

"Lumayan, tapi tidak terlalu mengganggu," ucap Felix membuat Changbin menghela nafas lega.

"Kalau sakit bilang kakak, nanti biar kakak carikan obat untuk mengurangi rasa sakitnya."

"Tidak perlu kak, aku baik-baik saja."

"Jadi, kakak hebat kan?"

"Hah?"

"Hebat karena membuatmu merasakan enaknya saja, sakitnya hanya sedikit," ucap Changbin dengan ekspresi tengilnya yang kembali lagi.

Felix memutar bola mata malas namun dalam hati menyetujui pernyataan kakaknya, tapi seperti biasa ia gengsi. Malu lah kalau memuji kakaknya disaat seperti ini, nanti Changbin jadi besar kepala dan makin tengil padanya.

"Felix."

"Apa?"

"Apa kakak boleh main lagi sebelum ayah dan mama pulang nanti?"

Seketika wajah Felix berubah merah. Felix sangat mau tapi ia malu jika langsung bersemangat menganggukkan kepalanya.

"Ah tapi lupakan, kakak tidak mau kau kelelahan," lanjut Changbin membuat Felix menatap kakaknya dengan tak bisa berkata-kata.

Felix ingin marah tapi tidak tau harus mengatakan apa. Kenapa kakaknya plin-plan begitu? Harusnya kalau sudah mengajak jangan diurungkan lagi kan? Felix mau kok!

"Kak."

"Ya?"

"Aku.. Aku lelah, tenaga kakak tidak habis-habis membuatku jadi lemas," ucap Felix yang kemudian merutuki dirinya sendiri karena bibirnya berucap tak sesuai hatinya.

"Iya, kakak juga tidak memaksa. Semalam saja sudah cukup," ucap Changbin yang kemudian mencubit gemas kedua pipi Felix.

"Bantu mencuci sprei ya? Spermamu juga menempel disana jadi kau harus ikut andil mencucinya," ucap Changbin dengan semena-mena sebelum kemudian bangun dan pergi menuju dapur.

"Pel lantai kamar kakak juga ya Fel, kotor kena semprot semalam," teriak Changbin dari dapur membuat Felix mendengus sebal.

"Pel saja sendiri!" Balas Felix yang kemudian pergi menuju taman belakang.










Three Words 6 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang