Rules Of Love VIII

1.7K 217 74
                                    

Hyunjin dan Jisung melongo. Ini adalah kali pertama mereka menginjakkan kaki di kamar keramat, satu-satunya kamar yang tidak pernah mereka masuki selama tinggal di asrama. Tidak berani lah, kan ada singa di dalamnya. Dua manusia itu menatap aneh ke arah tengah kamar dimana ranjang Changbin dan Felix disatukan.

"Kalian sudah main tepuk tangan?" Tanya Hyunjin membuka topik. Jisung berkedip beberapa kali, penasaran juga.

"Tepuk tangan apa?"

"Main plok plok," ucap Jisung menjelaskan meski kenyataannya tetap tidak jelas.

"Hah?"

"Berkembang biak."

"Kau pikir kami hewan?!"

"Mas dosen singa, kau kucing, cocok."

Felix mendengus, menyerah menghadapi dua manusia aneh di hadapannya. Mungkin mereka dilahirkan dari tetes sperma yang terkontaminasi makanya hasilnya jadi begini.

"Kok bisa?" Tanya Hyunjin tiba-tiba mengubah topik.

"Bisa apa?"

"Kalian tunangan."

"Ya bisa lah."

"Pertama kali kau kesini sepertinya kau takut sekali pada Pak Changbin, kenapa tiba-tiba bertunangan? Alasannya apa? Sebelum kau menjawab, aku punya prediksi sendiri. Kalian pasti sudah melakukan plok plok lalu hadirlah sebuah kecebong yang bertumbuh menjadi gumpalan darah."

"Darah menstruasi?" Tanya Felix, tidak nyambung, malas menanggapi serius ucapan dua temannya.

"Sebenarnya apa tujuan kalian kesini?" Tanya Felix lagi, matanya melirik jam hingga senyum iseng muncul di bibirnya.

"Ingin tau soal–"

"Ekhem."

Tepat waktu. Felix bersorak dalam hati ketika penyelamatnya tiba. Bak pangeran berkuda putih Changbin datang dengan ekspresi tidak ramah yang membuat Hyunjin dan Jisung menciut seketika.

"Mau pinjam penghapus pak, maaf, permisi pak."

Hyunjin dan Jisung segera pergi. Tidak mau dimarahi dan diusir jika mereka bertahan disana.

"Kenapa mereka kesini?" Tanya Changbin dengan aura permusuhan yang langsung hilang ketika hanya berdua dengan Felix.

"Pinjam penghapus kan?" Jawab Felix dengan santai sebelum kemudian menjulurkan tangannya, meminta bungkusan berisi makanan yang Changbin bawa.

"Ikan favoritmu habis, jadi aku belikan menu lainnya. Kalau tidak suka kau makan ayamku saja," ucap Changbin sembari menutup pintu kamar mereka.

"Sini kiss dulu," lanjut lelaki itu sembari mehahan tangan Felix yang akan berbalik masuk. Felix mendekat, mengecup singkat pipi Changbin sebelum kemudian menarik tangan lelaki itu untuk segera makan.

Rutinitas baru Changbin ketika Felix tidak ada kelas siang. Lelaki itu pasti pulang dengan membawa makanan untuk makan siang mereka berdua. So sweet kan? Pasangan lain pasti iri melihat mereka.









Untuk beberapa waktu Felix merasa hidupnya damai. Sejak diumumkannya pertunangannya dengan Changbin semua orang jadi segan padanya. Biasanya Felix tidak suka mendapat perhatian seperti ini, namun untuk kali ini ia merasa bersyukur. Nilainya diprediksi akan semakin cerah. Bukan karena Changbin, jangan berharap pada lelaki kaku itu. Meski Changbin sangat perhatian tapi lelaki itu tak mau tebang pilih dalam hal memberi nilai. Sesayang apapun Changbin pada Felix, jika Felix melakukan kesalahan maka resikonya sama seperti yang lainnya. Bedanya hanya Changbin akan meminta maaf dengan penuh kasih sayang setelahnya, tapi hukumannya? Sama saja!

Three Words 6 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang