"Akh... Pelan...""Tahan sebentar sayang."
"Akhh.. Aw.."
"Sedikit lagi."
PLAK
"Sakit! Kau dokter sungguhan bukan sih?!"
Changbin mengusap pahanya yang terasa panas setelah dipukul dengan sekuat tenaga oleh kekasihnya. Kini sepasang kekasih itu tengah duduk bersebelahan di ruang istirahat karyawan dengan Changbin yang memegang kapas untuk mengobati luka di tangan Felix.
"Tahan sedikit," ucap Changbin yang kembali mengobati luka Felix meski pemuda manis itu terus memukul-mukul pahanya.
"Tau begini aku minta orang lain saja yang mengobatiku."
Felix menggerutu sembari menjatuhkan dirinya di ranjang setelah Changbin selesai membalut lukanya dengan kain kasa.
"Lain kali hati-hati."
"Aku sudah hati-hati, tapi namanya kecelakaan pasti bisa terjadi kan?"
"Harus lebih hati-hati."
Changbin mengecup pelan kening Felix sebelum kemudian membereskan kotak obatnya. Felix memperhatikan tangannya yang terluka sebelum kemudian menghela nafas pelan.
"Sudah separah itu harusnya dibawa ke rumah sakit jiwa. Fisiknya baik-baik saja, tapi jiwanya sudah sekarat. Keluarganya egois dengan memaksanya tetap disini," gumam Felix sembari mengingat seorang pasien yang mengamuk hingga menyebabkan tangannya terluka.
"Dasar orang kaya," lanjut pemuda manis itu sebelum kemudian menggeser tubuhnya untuk memberi tempat bagi Changbin duduk di sampingnya.
"Kulkas masih penuh?" Tanya Changbin mengubah pembicaraan sembari mengusap lembut kepala Felix.
"Ah benar, pulang nanti bisa temani aku belanja? Sabun cuci dan beberapa perlengkapan lainnya hampir habis."
"Tentu."
"Kondom juga sudah habis," ucap Felix dengan iseng membuat Changbin mengangkat sebelah alisnya.
Ting
Changbin mengambil ponselnya sebelum kemudian segera bangun dari duduknya.
"Panggilan darurat," ucap Changbin yang kemudian segera mengecup bibir Felix dengan cepat.
"Jangan lupa makan."
"Iya nanti!" Jawab Changbin sembari berlari keluar dari ruang istirahat.
"Ini wanginya enak, tapi harganya lebih mahal," ucap Felix sembari mengendus aroma shampo dari botol yang dipegangnya.
"Ya sudah ambil saja."
"Pengeluaran kita bulan ini sudah membengkak gara-gara mesin-mesinmu itu. Ambil yang biasanya saja."
Felix segera mengambil sebotol shampo yang biasa mereka gunakan dan memasukkannya ke troli sedangkan Changbin hanya pasrah mengikuti. Urusan keuangan rumah memang Felix yang mengatur karena pemuda manis itu sudah terlatih sejak dulu. Iya lah, papa dan ayahnya kan sering perhitungan. Bukan pelit ya, tapi perhitungan. Bahasa yang lebih baik untuk pengaturan keuangan.
Felix beralih ke rak buah dan Changbin dengan setia mengikuti sembari mendorong troli. Sungguh pasangan yang sangat serasi bukan?
"Changbin? Felix?"
Dua pemuda itu menoleh dan seketika keduanya berpandangan ketika melihat orang yang menyapa mereka.
"Aku kira kalian sudah putus," ucap orang itu yang terdengar sangat tidak sopan diucapkan di kali pertama pertemuan setelah 3 tahun lamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 6 [ChangLix]
FanficKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : July 3rd, 2022 Ended : August 2nd, 2023 ⚠️BXB AREA⚠️ Cerita dan ide original dari Sweetbearr...