Three Words 6 [ChangLix]

Tipsy Baby

Hari yang panjang selalu menyenangkan ketika ditutup dengan berendam. Tubuh yang lelah merasa dimanjakan dengan suhu air yang hangat. Tak terkecuali bagi empat budak korporat yang seharian dihantam pekerjaan berat. Yang termuda di antara mereka berada di ujung kolam, tertidur ketika menikmati pijatan air yang mengenai punggungnya. Yang paling tinggi berada di ujung lainnya, bersandar dengan kepala disandarkan di pinggiran kolam, matanya terpejam tapi tidak tidur. Dua orang lainnya duduk bersebelahan, sesekali mengobrol untuk meramaikan suasana.

"Aku sudah jera lembur di kantor. Seminggu yang lalu aku mendengar suara rintihan yang membuatku merinding. Aku pikir kantorku berhantu tapi ternyata bosku sedang main gila dengan sekretarisnya. Sialan memang, sudah tua masih saja genit. Bayangkan, anaknya saja hampir seumuran denganku," ucap salah satunya mulai mengungkapkan keluh kesahnya.

Lee Felix, pekerja kantoran yang bisa dibilang biang gosip karena tanpa sengaja selalu mengetahui aib tiap rekan kerjanya. Felix bukan mata-mata, kebetulan saja telinganya sensitif dengan pergosipan di sekelilingnya. Setelah mendapat gosip maka Felix tak pernah menyebarkannya di kantor, tapi menceritakannya pada teman seperbudakannya.

Seo Changbin, sebenarnya tidak bisa dibilang budak korporat mengingat pemuda itu bekerja di perusahaan ayahnya, meski begitu Changbin punya segudang permasalahan yang seringkali membuatnya stres. Ada saja karyawan yang tiba-tiba baik padanya dengan maksud berteman dengan anak pemilik perusahaan padahal kenyataannya Changbin diperlakukan sama dengan karyawan lainnya. Malahan ayahnya lebih keras padanya sampai ia nyaris gila dengan pekerjaannya.

Dua orang lainnya bernama Hwang Hyunjin dan Yang Jeongin. Hyunjin punya masalah di bidang asmara. Ia dicap sebagai playboy karena hampir semua karyawan wanita pernah digodanya. Wajahnya tampan membuat karyawan laki-laki merasa iri dan tak jarang melontarkan fitnah untuk menjatuhkannya. Jeongin sebagai paling muda dianggap paling normal di antara mereka berempat. Kehidupan kantornya cukup lancar, bahkan Jeongin menjadi karyawan kesayangan manajer karena kinerjanya yang cekatan. Hanya satu masalah hidupnya, kalau sudah tidur susah dibangunkan sampai membuat teman-temannya hampir gila tiap paginya.

Empat pemuda itu bekerja di perusahaan yang berbeda namun mereka disatukan dalam sebuah rumah yang dinamakan kontrakan sejahtera. Namanya memang sejahtera tapi kehidupan di dalamnya selalu memprihatinkan tiap akhir bulan. Visi misi mereka adalah awal bulan seafood mahal, akhir bulan berlauk kerupuk dan sambal.

"Pegal begini enaknya pulang dan dipijat istri ya," ucap Hyunjin sambil memasang senyum bijak yang tak ada cocok-cocoknya.

"Bilang saja mau dipijat mainan seks yang kau beli minggu lalu," ucap Felix yang dengan sengaja menyebar aib temannya.

Changbin menutup telinganya, bersiap mendengar teriakan berisik dalam hitungan satu, dua, tiga.

"Awas saja sampai mulut penuh dosamu itu menyebarkannya kemana-mana, aku akan memakan ginjalmu jika itu sampai terjadi!" Teriak Hyunjin dengan heboh, meski begitu Jeongin tetap tidur pulas di ujung kolam padahal Changbin dan Felix sampai mengumpat karena Hyunjin terlalu berisik.

"Kalau mau berteriak hidup di hutan saja, kau pikir kami tuli?" Ucap Changbin dengan serius membuat Hyunjin diam seketika.

Oh benar, Changbin adalah ketua di antara mereka. Selain usianya paling tua, Changbin juga memiliki wibawa yang membuat siapa saja memiliki rasa segan padanya. Changbin bukan orang yang kaku, namun ia bisa menempatkan sisi seriusnya di waktu yang tepat.

Felix segera memijat bahu Changbin, mengantisipasi agar dirinya tak ikut kena omel. Changbin mengangguk puas, merasa senang karena ada yang mau memijatnya ketika tubuhnya lelah seperti sekarang.

"Agak turun Fel," perintah Changbin membuat Felix mengomel di belakangnya.

"Enak sih kalau dibayar, ini sudah gratisan masih menawar. Tau diri dong," ucap Felix sembari mendorong bahu Changbin.