Felix menatap sekeliling dengan tatapan kagum. Baginya mansion Changbin sangatlah mewah, tapi ternyata kehidupan di luar mansion tak kalah mewah. Sepanjang Felix menyusuri jalan ia hanya bisa melihat bangunan-bangunan megah dengan arsitektur yang hampir mirip di setiap gedungnya. Meski begitu Felix menyadari bahwa mansion Changbin adalah satu-satunya tempat yang memiliki ciri khas tersendiri. Sebuah simbol ombak yang terukir besar di tembok luar, sangat mirip dengan ukiran di bingkai cermin pemberian kakeknya. Itu mengingatkannya pada sebuah kamar yang ia tempati di mimpinya. Ah benar, kenapa selama ia disana dirinya tak berada di kamar itu juga?"Jalan lebih cepat."
Tubuh Felix tersentak ke depan ketika Changbin menggandeng tangannya dan menariknya menyusuri jalanan yang sangat sepi. Pemuda manis itu mencoba melepas gandengannya namun Changbin justru mengeratkan genggamannya membuat Felix meringis sakit.
"Patuhlah padaku," ucap Changbin dengan nada otoriter.
Felix tak melawan, lebih tepatnya tak berani karena ia diajarkan untuk tidak bertindak sembarangan ketika di tempat baru. Ia belum tau bagaimana bahayanya tempat itu, terlebih di dunia yang sangat berbeda dengan dunia manusia.
Felix kembali sibuk mengamati lingkungan hingga ia menyadari satu hal yang sangat aneh. Di sekelilingnya ada banyak bangunan megah namun tak ada seorangpun yang terlihat, baik di lingkungan rumah maupun jalan utama. Sejak keluar tadi benar-benar hanya dirinya dan Changbin yang lewat disana.
"Apa tempat ini tidak berpenghuni?" Tanya Felix menyuarakan keingintahuannya.
"Banyak."
Felix kembali diam, berpikir bahwa mungkin orang-orang sedang sibuk dengan kegiatan mereka hingga tak pergi keluar.
"Mau lihat?"
"Hm?"
Changbin mengusap wajah Felix dan seketika pemuda manis itu bisa mendengar suara yang ramai di sekelilingnya. Felix kembali mengedarkan pandangannya hingga dalam hitungan detik saja kepalanya menunduk menatap tanah dengan tubuhnya yang refleks semakin mendekat pada Changbin. Di jalanan dan rumah-rumah begitu banyak orang. Ada yang sekedar duduk-duduk di halaman, pun ada pula yang berjualan di sekitar pinggir jalan. Hal yang lumrah terjadi di dunia manusia, hanya saja disana berbeda. Orang-orang tak bisa diidentifikasi dengan sebutan perempuan ataupun laki-laki. Bentuk mereka sangat aneh dan menyeramkan tak seperti Changbin yang berbentuk sama seperti manusia.
"Dongakkan wajahmu."
Felix menggeleng dan justru menyembunyikan wajahnya di lengan Changbin.
"Tidak perlu takut, kau harus belajar agar terbiasa."
"Mereka tidak sama denganmu."
"Tentu, aku jauh lebih perkasa dibanding mereka."
"Bukan itu."
"Anggap saja begitu."
Changbin menghentikan langkah membuat Felix mau tidak mau mengikutinya meski ia masih tak berani mengangkat wajahnya.
"Kenapa berhenti?"
Changbin tak menjawab membuat Felix memberanikan diri membuka mata untuk mengintip wajah Changbin yang tengah menampilkan ekspresi tegasnya.
"Milikku, jangan ambil."
Merasa penasaran Felix sedikit mengintip seseorang di depan mereka. Seketika Felix meremat kuat tangan Changbin dengan keringat dingin yang menyertainya. Seseorang berjubah hitam dengan wajah menyeramkan menghalangi jalan, kapak kayu tajam berada di pundaknya seakan siap membantai siapa saja.
Changbin kembali mengusap wajah Felix hingga pemuda manis itu tak lagi mendengar suara di sekelilingnya. Saat itulah Felix baru berani mengangkat wajahnya dan mendapati jalanan kembali kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 6 [ChangLix]
FanficKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : July 3rd, 2022 Ended : August 2nd, 2023 ⚠️BXB AREA⚠️ Cerita dan ide original dari Sweetbearr...