Felix memutar-mutar remote untuk mengurangi rasa bosan. Sesekali matanya menatap ke samping, ke arah jendela rumah tetangga yang belum kelihatan ada tanda kehidupan. Rumah itu masih gelap menandakan sang empunya masih di luar entah kemana.Terhitung sudah lima hari sejak Changbin dan Felix kencan di taman bermain, dan Felix sama sekali belum bertemu dengan pemuda itu. Padahal rumah mereka berdampingan tapi mereka sulit bertemu karena kegiatan Changbin. Pemuda itu sangat sibuk, bahkan kesibukannya mengalahkan Felix yang seringkali masih lembur gara-gara Roro Jonggrang.
Ketika Felix berangkat kerja Changbin belum bangun, dan ketika Felix pulang pemuda itu masih belum pulang juga. Entah Changbin pulang jam berapa, yang pasti ketika Felix tidur ia belum mendengar suara pemuda itu.
"Kemana sih?" Gumam Felix sembari memukul-mukul sofa dengan pelan.
Jam menunjukkan pukul 10 malam dan lagi-lagi Changbin belum pulang membuat Felix merasa kesepian. Iya, rasanya ada yang kurang ketika jendelanya sama sekali tidak diketuk selama lima hari. Padahal biasanya ia sudah banyak berteriak karena tingkah Changbin yang seenaknya.
Felix tidak mau mengakuinya tapi sekarang pemuda manis itu sangat mirip dengan anak remaja yang uring-uringan karena tidak mendapat kabar dari pasangan.
"Sibuk sekali."
Felix menyandarkan kepalanya di sofa dengan tangan mengetuk-ngetuk kaca jendela seperti yang biasa Changbin lakukan. Felix merengut kemudian memilih tidur daripada makin kesal.
Anehnya dua orang itu belum juga bertukar nomor, padahal hubungan mereka sudah di tahap hampir berciuman. Jika saja suara guntur tidak menginterupsi, mereka pasti sudah merajut kasih di atas bianglala yang berputar di taman bermain saat itu. Sayangnya Felix terlalu menolak, sedikit enggan menerima kenyataan bahwa ia pergi kencan dengan seseorang yang jauh lebih muda. Repot kan? Tapi lebih repot lagi kalau dirinya terkena penyakit rindu seperti sekarang.
Felix tidur ditemani keheningan hingga samar-samar ia mendengar suara ketukan pintu di luar. Mau abai tapi terganggu juga. Matanya terbuka, melirik ke arah jam yang kini menunjukkan pukul 12 lewat. Siapa yang bertamu? Hantu?
Tok tok
Suara ketukan terdengar lagi. Dengan terpaksa bercampur takut Felix mendekati pintu depan, mengintip sedikit untuk melihat siapa yang datang. Seketika Felix terkejut. Panik. Bukan hantu, tapi Changbin. Kok tumben lewat jalur normal? Kenapa bukan mengetuk jendela seperti maling?
"Kak, sudah tidur ya?"
Ini nyata. Di luar sungguhan ada Changbin. Felix sudah melakukan verifikasi melalui kaki yang menapak, jadi ia yakin itu Changbin yang asli.
Cklek
Seketika senyum Changbin mengembang. Wajah lelahnya berseri-seri sebelum kemudian mendekati Felix yang menatap dengan penampilan berantakan karena baru bangun tidur.
"Maaf ya mengganggu tidur kakak," ucap Changbin sembari merapikan rambut Felix agar lebih cantik tidak mirip landak.
"Boleh peluk? Kangen."
Felix menolak menjawab. Maunya mengangguk tapi gengsi. Lagipula kenapa harus bertanya sih? Kenapa tidak langsung peluk saja? Kalau pakai tanya-tanya begitu kan Felix juga yang jadi serba salah. Mau menolak tapi tidak rela, mau menerima juga gengsi. Repot kan?
"Diam artinya iya," ucap Changbin setengah memaksa. Bagus, Felix tidak perlu repot menyiapkan jawaban iya atau tidak.
Dalam hitungan detik akhirnya Felix bisa mencium aroma itu lagi. Aroma yang sudah 5 hari absen dari kehidupannya. Felix menyamankan diri di dalam pelukan Changbin meski ia malu untuk membalas pelukan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 6 [ChangLix]
FanficKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : July 3rd, 2022 Ended : August 2nd, 2023 ⚠️BXB AREA⚠️ Cerita dan ide original dari Sweetbearr...