Tipsy Baby IV

1.8K 235 112
                                    


Para penghuni kontrakan berkumpul di ruang tengah seperti biasa namun kali ini suasananya berbeda. Jika biasanya disana sangat berisik, maka sekarang keempatnya bungkam tanpa ada yang bersuara. Changbin dan Felix duduk berjauhan, Changbin duduk di karpet bersama Hyunjin, sedangkan Felix di atas sofa bersama Jeongin yang sedari tadi mengusap-usap punggungnya.

"Kalau bukan hantu lalu siapa yang sudah menghamilimu?" Tanya Hyunjin buka suara dengan nada serius.

Sebagai teman serumah yang baik tentu Hyunjin dan Jeongin peduli tentang perasan Felix. Tadi mereka panik karena Felix mengatakan dihamili hantu, kalau masalah itu mereka sudah merencanakan untuk membawa Felix ke orang pintar untuk diobati. Tapi ketika mereka mengetahui bahwa yang menghamili Felix manusia maka mereka harus mengawal masalah ini dengan sangat serius karena tidak mau Felix dihamili tanpa pertanggung jawaban. Oh benar, mereka belum tau kalau ayah dari kandungan Felix ada disana bersama mereka.

Felix melirik ke arah Changbin yang tengah menatapnya kemudian pemuda manis itu beralih menatap Hyunjin dan Jeongin secara bergantian. Felix menunduk sembari menggigit bibir bawahnya sebelum kemudian tangannya terangkat menunjuk Changbin yang sudah mempersiapkan diri sedari tadi.

"Kak Changbin ayahnya?" Tanya Jeongin dengan terkejut.

Changbin mengangguk mengiyakan sedangkan Felix menunduk malu karena ia sendiri tak tau pasti apakah Changbin sungguhan ayah dari janin di kandungannya. Ia kan hanya iya-iya saja, padahal ingat sedikitpun saja tidak.

"Oh... Pantas saja," ucap Hyunjin buka suara.

"Pantas apa kak?"

"Changbin memang mirip hantu," jawab Hyunjin yang kemudian mendapat hadiah berupa lemparan bantal dari Changbin.

"Kalau ayahnya Kak Changbin kenapa Kak Felix panik begitu?" Tanya Jeongin dengan polos.

"Ibarat kata mobilmu ditabrak dari belakang hingga ada kerusakan, memangnya kau tidak panik karena mengalami kecelakaan?"

Hyunjin manggut-manggut bangga mendengar ucapannya sendiri. Ia merasa cerdas karena dirinya berteori menggunakan analogi.

"Aku sih pasti marah."

"Nah kalau Felix beda lagi, dia malah senang sudah ditabrak dari belakang. Malah aku jamin dia keenakan, iya kan Bin?"

Felix menahan kesabaran. Jika keadaannya tidak seperti ini pasti ia akan bertindak barbar dengan menyerang, sayangnya ia sedang malu pada seseorang disana. Kata lainnya ia sedang jaga image di depan calon suami. Eh, kok calon suami?

"Bicara lagi aku sumpal mulutmu dengan tisu," ucap Changbin dengan galak karena Hyunjin bercanda di situasi yang tidak tepat.

"Karena yang menabrak juga menikmati makanya kecelakaan mereka terkesan biasa-biasa saja," ucap Hyunjin yang tidak ada takut-takutnya.

"ADUH!"

Hyunjin memekik heboh ketika tiba-tiba sebuah sandal rumah menampar wajahnya dengan brutal. Sang pelaku yang gagal jaga image hanya menatap santai kemudian tanpa merasa bersalah bangun dan kembali mengambil sandalnya.

"Sepertinya sandalku sedang ingin terbang, biar aku amankan dulu agar yang satunya tidak terbang juga," ucap Felix diselingi ancaman yang membuat Hyunjin segera melompat ke samping Jeongin untuk mencari perlindungan.

Changbin ingin tertawa kencang melihat Hyunjin disiksa tapi di lain sisi ia ingat jika masalah yang sedang mereka bahas adalah sesuatu yang serius.

"Changbin ikut aku," ucap Felix sembari berjalan ke kamarnya.

"Mau membuat anak lagi ya agar anaknya kembar?" Tanya Hyunjin sebelum kemudian berlari ke kamarnya untuk menyelamatkan diri.

"URUSAN KITA BELUM SELESAI YA HWANG!" Teriak Felix sambil mengacungkan sandalnya.














Three Words 6 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang