Hubungan Changbin dan Felix makin romantis. Makin lengket bak perangko dan amplop. Si om tampan jadi rajin mengantar-jemput kekasihnya sejak musim hujan dimulai, apa lagi Felix makin sibuk dengan tambahan pelajaran di sekolah yang mengharuskannya pulang sore. Changbin mana rela membiarkan kekasihnya kelelahan dan kedinginan karena terpapar hujan. Soal Areum, gadis itu memilih pulang bersama kekasihnya meski dalam keadaan hujan. Changbin sudah menawarkan untuk menjemput anak gadisnya tapi Areum terus menolak karena mau romantis-romantisan dengan pacarnya di bawah guyuran hujan. Halah."Coba bayangkan mas, untuk apa kita dipaksa mengingat sejarah tapi kalau membahas mantan kita dipaksa melupakan? Sejarah itu juga bagian dari mantan, masa tidak ikut dilupakan dan malah dijadikan buku?"
Felix sudah mencurahkan keluh kesah sejak pantatnya mendarat di mobil Changbin. Yang dicurhati memilih diam, membiarkan kekasihnya meluapkan emosi soal pelajaran daripada ia yang kena semprot karena memberi nasehat.
"Mas kok diam saja?!"
Changbin menghela nafas pelan. Ternyata diam juga salah.
"Mau makan dulu atau langsung pulang?" Tanya Changbin tanpa menanggapi ucapan Felix tadi. Cari mati kan namanya?
"Om tidak mendengarkan aku bicara ya? Lalu untuk apa aku curhat kalau ujung-ujungnya dianggap angin lalu?" Tuh kan, ngambek. Buktinya Felix kembali memanggil om.
"Sayang.. Tahan saja ya? Dulu juga aku tidak suka pelajaran sejarah tapi ya sudah nikmati saja, setelah ujian juga kau bisa bebas dari pelajaran itu."
"Ya iya, tapi kan aku mau disemangati bukannya didiamkan."
Oh.. Jadi begitu.
"Semangat sayangku, jangan terlalu keras pada dirimu. Belajar perlu tapi jangan lupa jaga kesehatan ya? Aku doakan yang terbaik untuk kelancaran ujianmu."
Felix menggembungkan pipinya kemudian pemuda manis itu melempar tasnya yang sedari tadi ia peluk ke kursi belakang. Mau peluk yang lain. Lengan kekasihnya.
"Eh? Apa ini?"
Changbin mengambil sebuah lipatan kertas yang jatuh dari dalam tas Felix dan mendarat di pangkuannya. Felix membulatkan mata sebelum kemudian segera merebutnya.
"Itu apa, sayang?"
"Bukan apa-apa, kertas coretan."
"Lipatannya seperti undangan, boleh aku lihat?"
Changbin menepikan mobilnya. Menatap ke arah Felix yang tiba-tiba bertingkah aneh di sampingnya.
"Tapi mas..."
"Kenapa?"
"Untuk apa mas melihat kertas coretan?"
"Ingin tau saja," ucap Changbin setelah mengedikkan bahunya.
Lelaki itu menengadahkan tangan, meminta Felix menyerahkan kertas tadi padanya.
"Mas tidak usah baca, aku saja yang jelaskan."
"Oke, jadi?"
"Aku mendapat surat rekomendasi dari kampus impianku."
"Kampus yang kau bilang belum tau tujuanmu? Oh, oke, lalu?"
Felix tersindir. Pemuda manis itu menggigit bibir bawahnya sebelum kemudian menatap kekasihnya tepat di mata.
"Aku tidak bermaksud menyembunyikannya."
"Jadi itu surat rekomendasi kau diterima?"
"Belum, masih ada satu tahap lagi. Tes wawancara ke kampusnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 6 [ChangLix]
FanficKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : July 3rd, 2022 Ended : August 2nd, 2023 ⚠️BXB AREA⚠️ Cerita dan ide original dari Sweetbearr...