Rules Of Love III

1.2K 230 88
                                    


Bruk

"Akh.. Aduh pinggangku."

Felix mengusap pinggangnya yang terasa nyaris patah setelah terjun bebas dari ranjangnya. Pemuda manis itu mengumpulkan kesadarannya sebelum kemudian matanya terbuka sempurna melihat jam yang menunjukkan pukul 8:30 malam. Ia terlalu nyenyak tidur sampai ia tak sadar jika niat tidur ayamnya terlewat hingga 4 jam.

"Kemana si pak galak?" Gumam Felix yang tersadar bahwa teman sekamarnya tak ada padahal biasanya ketika Felix hanya berbaring saja lelaki itu berisiknya setengah mati.

"Baguslah kalau tidak pulang kemari," lanjutnya yang kemudian bangun untuk mandi.

Entah mandi seperti apa yang Felix lakukan sampai pemuda manis itu selesai dalam waktu hampir 1 jam. Pemuda manis itu bersenandung bahagia sebelum kemudian keluar dari kamar mandi sembari mengibarkan handuknya bak pendukung sepak bola.

"Indahnya hidup i– YA TUHAN!"

Felix memekik heboh ketika melihat Changbin sudah duduk manis di tepi ranjang sembari memainkan ponsel. Ia yakin tidak mendengar suara pintu dibuka tapi kenapa lelaki itu ada disana?

Felix berbalik, dengan heboh melilitkan handuk ke pinggangnya yang sialnya hanya mengenakan celana boxer bergambar pahlawan bertopeng seperti yang biasa dikenakan idolanya, Shinchan. Mau ditaruh mana harga dirinya sekarang?

"Bisakah kau tidak berteriak disini? Ini kamar asrama bukan hutan, dan kau mahasiswa bukan Tarzan."

"Kapan pak Changbin pulang?" Tanya Felix harap-harap cemas.

"Sejak kau mengerang, mendesah, terengah atau apalah itu. Berisik."

Seketika Felix memucat. Pemuda manis itu memilih diam sebelum kemudian mengambil asal bajunya dan memakainya di kamar mandi. Rasanya ia ingin menangis saja. Apa sih yang lebih memalukan dari dipergoki dosen ketika sedang menuntaskan hawa nafsu? Kenapa juga dirinya dengan percaya diri melakukannya tanpa memikirkan jika Changbin bisa tiba-tiba pulang? Bodoh kan? Memang.

Jadi, selama beberapa menit Felix bertahan di dalam kamar mandi karena terlalu malu menghadapi Changbin yang pasti akan mengoloknya atau minimal memberikan sebuah aturan baru yang gila.

"Lee Felix cepat aku mau mandi."

Felix menggeleng heboh. Masih terlalu malu untuk berhadapan dengan dosennya namun jika ia terus disana bisa-bisa Changbin mendobrak pintunya hingga rusak. Akhirnya dengan terpaksa Felix membuka pintu dan dengan cepat melewati Changbin yang berdiri di depan kamar mandi.

"Jangan lari-lari, berisik," ucap Changbin sebelum kemudian masuk ke kamar mandi.

Sudah cukup, Felix tidak sanggup lagi. Pemuda manis itu segera mengambil jaket dan tasnya sebelum kemudian kabur dari asrama untuk pulang. Sayangnya kesialan tak pernah mau lepas dari hidupnya. Entah ada badai apa sampai-sampai gerbang asrama sudah tertutup rapat meski sekarang belum waktunya.

"Mau kabur ya?"

Felix berjengit kaget hingga ia mendelik sebal ketika melihat Jisung berdiri di belakangnya dengan penampilan menyeramkan. Iya lah, Jisung kan sedang melakukan perawatan wajah dengan menggunakan masker berwarna putih. Mirip apa? Betul, mirip hantu. Tuyul lebih tepatnya.

"Tidak," jawab Felix yang kemudian berbalik pergi kembali ke kamarnya.

"Tidak mau memanjat pagar?!" Teriak Jisung tanpa peduli jika maskernya akan retak.

"Tidak!"

Felix cemberut, rencana kaburnya gagal tapi ia juga enggan kembali masuk ke kamarnya dan bertemu dengan Changbin. Jadi berbekal satu potong roti sisa siang tadi Felix memutuskan untuk duduk diam di ujung koridor asrama sampai setidaknya tengah malam yang mana dosennya pasti sudah tidur.

Three Words 6 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang