The Sweetest A(lie)n VII

1.3K 226 111
                                    


Malam terakhir liburan langit terlihat cerah, bahkan bintang bisa terlihat jelas dari dalam kamar Changbin dan Felix. Changbin sedang mandi sedangkan Felix tengah sibuk memandangi bintang dari balik kaca. Entah ada bintang jatuh atau tidak namun Felix memejamkan mata sembari merapalkan sebuah harapan dalam hatinya. Harapan yang cukup panjang namun sederhana.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Changbin yang baru keluar dari kamar mandi.

Felix menoleh ke belakang namun kemudian segera berbalik dengan wajah memerah ketika ia melihat Changbin bertelanjang dada.

"Melihta bintang," jawab Felix seadanya tanpa mau menatap Changbin lagi.

Setelah memakai bajunya Changbin berjongkok di samping Felix, menatap keluar dengan membawa kameranya. Felix sesekali melirik pemuda itu, memperhatikan wajah Changbin dan juga rambutnya yang basah setelah mandi.

"Masih menetes," ucap Felix sembari menyisir pelan rambut Changbin dengan jemarinya.

Changbin menoleh kemudian pemuda itu mengarahkan kameranya ke arah Felix yang terlihat bingung dengan pergerakannya.

"Lihat," ucap Changbin dengan tawa geli sembari memperlihatkan foto Felix yang terlihat lucu dengan ekspresi bingungnya.

"Tetap tampan," ucap Felix yang tak mau mengakui bahwa fotonya terlihat begitu lucu.

"Menggemaskan begini apanya yang tampan," gumam Changbin dengan pelan yang masih bisa didengar oleh Felix.

Felix tak menjawab, pemuda manis itu justru merasa malu mendengar pujian yang Changbin berikan padanya. Padahal Seungmin juga sering mengatakan hal yang sama, tapi ia tidak pernah merasa sesenang ini ketika mendengarnya. Kenapa rasanya beda?

"Aku juga ingin mencoba mengambil foto dengan kamera," ucap Felix mengalihkan diri dari perasaan aneh yang ia rasakan.

"Boleh, kau bisa menggunakannya?" Tanya Changbin yang dijawab gelengan oleh Felix.

Changbin memberikan kameranya kemudian pemuda itu berpindah posisi menjadi di belakang Felix. Tangannya jerjulur ke depan, menyentuh tangan Felix yang sedang membawa kameranya. Felix jadi tak fokus, jantungnya berdetak kencang ketika rambut basah Changbin membelai pipinya.

Changbin mulai menjelaskan cara menggunakan kameranya namun Felix tak mendengarkan dan justru fokus menatap tangan Changbin yang menggenggamnya. Tanpa pikir panjang Felix menoleh dengan mata terpejam ketika bibirnya bertemu dengan bibir pemuda itu. Changbin terdiam beberapa saat sebelum kemudian pemuda itu turut memejamkan mata dan melumat pelan bibir Felix.

Kali ini bukan lagi ciuman yang dilakukan karena tipu daya Chan. Changbin dan Felix tau apa yang mereka lakukan dan keduanya tak menyesali apapun yang terjadi selanjutnya. Keduanya saling melumat, mengikuti insting untuk memuaskan sebuah perasaan yang muncul sedikit demi sedikit.

Changbin menyingkirkan kameranya sebelum kemudian menarik tengkuk Felix untuk memperdalam ciuman mereka. Felix tak tinggal diam, pemuda manis itu membelai pipi Changbin, memberikan usapan lembut dengan jemarinya. Perlahan keduanya memberi jarak, saling menatap untuk membaca apa yang satu sama lain rasakan.

"Jika jatuh cinta rasanya seperti ini, maka aku ingin terus merasakannya," ucap Felix dengan polos membuat Changbin terkekeh pelan.

"Ayo makan dulu," ucap Changbin sembari bangun dari posisinya.

Changbin mengambil bungkusan berisi makanan yang dibelinya di perjalanan pulang tadi kemudian pemuda itu kembali menatap Felix yang masih duduk di lantai sembari menatapnya.

"Kenapa diam saja? Ayo makan dulu."

Felix mengangguk kemudian pemuda manis itu bangun dan mereka makan bersama dengan tenang.












Three Words 6 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang