PLAK
"BRENGSEK! MENJIJIKKAN!"
Felix menatap datar ke arah Areum yang baru saja menamparnya. Pemuda manis itu tersenyum miring sebelum kemudian berucap tenang namun tajam.
"Bagaimana rasanya dikhianati? Enak?"
"Apa yang kau bicarakan?! Kita sudah putus, kenapa kau masih menggangguku?!"
"Haruskah aku menggoda kekasihmu juga agar kau sadar apa kesalahanmu?"
Areum terbelalak membuat Felix makin melebarkan senyum miringnya. Pemuda manis itu mendekat, membelai pelan pipi Areum yang kemudian segera ditepis kasar oleh gadis itu.
"Ah payah, padahal ayahmu suka ketika aku membelai pipinya."
Felix mencengkeram celananya, berusaha tak menoleh ke arah Changbin yang sedari tadi hanya diam menatapnya. Tidak boleh menyerah, ia sendiri yang memutuskan untuk mengakhiri semuanya.
"Ayahku tidak menjijikkan sepertimu!"
"Oh ya? Kenapa kau tidak tanyakan sendiri padanya tentang apa saja yang sudah kami lakukan," ucap Felix dengan tenang sebelum kemudian mengambil tasnya dan pergi begitu saja dari rumah itu.
Felix melangkah keluar diiringi suara tangisan Areum yang terdengar sangat menyedihkan, tapi maaf, Felix sama sekali tak bersimpati dengan gadis itu. Felix menghela nafas pelan sebelum kemudian memutuskan pulang dengan berjalan kaki untuk melampiaskan kemarahannya pada diri sendiri. Dalam satu hari ia sudah menyakiti dua hati. Ah, hatinya tak dihitung juga? Atau ia berusaha abai dengan sakit yang dirasa?
Setelah berjalan beberapa kilometer Felix berhenti tepat di depan sebuah bangunan yang beberapa jam lalu ia kunjungi. Pemuda manis itu hanya berdiri menunduk di depan pintu masuk hingga seorang lelaki datang menghampirinya.
"Tidak masuk?" Tanya Chan mengalihkan perhatian Felix dari lantai.
"Mau ambil motor om," ucap Felix dengan tenang.
"Kesini dengan siapa?"
"Jalan kaki."
Chan tak bertanya lagi. Lelaki itu masuk dan beberapa menit kemudian kembali datang dengan membawa kunci motor Felix yang sudah ia simpan selama berhari-hari.
"Om tunggu sampai ada temanmu yang datang untuk mengambil motor, jika tidak ada om sendiri yang akan mengantarmu pulang. Kau akan membahayakan pengendara lain jika dibiarkan berkendara dalam keadaan seperti sekarang."
Felix menghela nafas sebelum kemudian berbalik pergi.
"Kau mau kemana?"
"Pulang," jawab Felix dengan singkat sembari terus berjalan menjauh.
Chan segera mengambil motor Felix kemudian menyusul pemuda manis itu untuk memaksa mengantarnya pulang.
"Naik," perintah Chan dengan mutlak.
Felix tak protes. Pemuda manis itu naik ke boncengan motornya dan membiarkan Chan mengantarnya pulang.
"Kau sudah SMA tapi sikapmu mirip dengan anak om yang masih SMP ketika sedang putus cinta," ucap Chan di tengah perjalanan.
"Tetanggaku sudah bapak-bapak juga masih bisa galau sampai menangis hanya karena tokek peliharaannya lepas. Masa aku yang masih remaja dilarang galau ketika cintanya lepas."
Chan tidak tau harus tertawa atau sedih mendengar jawaban Felix. Unik tapi juga miris.
"Kenapa? Gagal mengungkapkan perasaan?"
"Lebih parah," jawab Felix setelah menghela nafasnya.
"Baru berciuman dua kali saja huru-haranya sudah melebihi demo kenaikan bbm," lanjut pemuda manis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 6 [ChangLix]
FanfictionKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : July 3rd, 2022 Ended : August 2nd, 2023 ⚠️BXB AREA⚠️ Cerita dan ide original dari Sweetbearr...