Éternité III 🔞

3.3K 205 45
                                    

Warn!Sex scene







"Sayang."

Felix yang sedang mengunyah makanannya mendongak, menatap Changbin tanda ia mendengar panggilan kekasihnya. Pukul 9 malam dan keduanya baru sempat makan malam karena pulang dari rumah sakit lebih lambat dari biasanya.

"Liburan kita diundur ya," ucap Changbin dengan hati-hati sembari memperhatikan perubahan ekspresi Felix.

"Bukankah kau bilang lusa libur?"

"Aku tugas malam, menggantikan dokter Ian yang istrinya akan melahirkan."

Felix meletakkan sendoknya dan menatap Changbin dengan tatapan serius.

"Apa aku harus melahirkan juga agar kau bisa libur?"

"Bukan begitu, sayang. Kita masih ada banyak waktu untuk liburan kan?"

"Banyak? Tanggal 5 bulan lalu kita gagal berangkat liburan karena kau dapat panggilan darurat, tanggal 14 gagal lagi karena kau ada rapat, minggu lalu gagal karena ternyata kau tidak libur, dan lagi-lagi lusa tidak bisa. Aku tau itu tugasmu sebagai seorang dokter, tapi janganlah terlalu baik dan terus-terusan menggantikan tugas dokter lain untuk siaga di rumah sakit. Kau juga punya kehidupan pribadi kalau kau lupa."

Felix bangun, mengambil piring Changbin dan miliknya untuk kemudian dibawa ke dapur untuk ia cuci. Felix belum selesai makan, tapi nafsu makannya sudah hilang.

Changbin menyusul, mengambil alih spons di tangan Felix yang kemudian ditepis oleh pemuda manis itu.

"Sana istirahat," ucap Felix tanpa menatap kekasihnya.

"Maaf ya?"

Felix tak menjawab membuat Changbin akhirnya mundur dan beralih membersihkan meja makan. Memberi waktu bagi Felix untuk menenangkan diri. Felix bukan orang yang suka dibujuk ketika marah, cukup beri waktu dan pemuda manis itu akan datang sendiri ketika sudah siap bicara.









Changbin dan Felix pergi bekerja dengan mobil masing-masing. Tak berangkat bersama karena jadwal pulang mereka hari itu berbeda. Felix masih marah tapi pemuda manis itu tetap menyiapkan sarapan untuk Changbin, mengecup bibir pemuda itu sebelum berangkat kerja, dan memberikan kata semangat seperti biasa. Yang berbeda hanyalah Felix melakukannya tanpa senyuman.

Seharian di rumah sakit Changbin jadi kepikiran. Sesekali pergi ke ruangan Felix untuk menemui pemuda manis itu, tapi hari itu Felix sedang sibuk membuat Changbin tak punya waktu untuk bicara. Makan siang pun tak bertemu lantaran Changbin dipanggil untuk membantu di UGD. Sungguh hari yang melelahkan.

Ketika agak sore barulah Changbin memiliki waktu istirahat. Pemuda itu duduk di taman rumah sakit sembari menikmati angin yang berembus sejuk.

"Jangan makan gaji buta."

Changbin menoleh dan mendapati Felix yang sedang membungkuk hingga wajah mereka berjarak sangat dekat.

"Sudah makan?" Tanya Felix sembari duduk di samping Changbin.

"Sudah."

"Minum vitamin?"

"Sudah."

"Menciumku?"

Changbin menatap kekasihnya hingga bibirnya melengkung ke atas membentuk sebuah senyuman. Felix sudah tidak marah lagi.

"Pekerjaanmu sudah selesai?" Tanya Changbin sembari terus menatap kekasihnya.

"Ada konseling lagi nanti, masih ada waktu satu jam. Bagaimana denganmu?"

"Sedang bebas, tidak tau nanti kalau ada panggilan darurat."

Three Words 6 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang