Changbin mengetuk roda kemudinya dengan santai. Matanya tak lepas memperhatikan area kantor Felix yang mulai ramai oleh para karyawan yang selesai bekerja. Senyumnya mengembang ketika melihat Felix keluar dari kantor, namun lelaki itu masih tak bergeming dan hanya menatap kepergian Felix dengan tatapan penuh puja. Selesai dengan acara menatap pujaan hati, lelaki itu kembali memusatkan perhatian ke arah pintu utama perusahaan.Seorang wanita berambut brunette sebahu keluar beberapa menit kemudian dan Changbin dengan segera turun dari mobil untuk menghampiri wanita itu.
"Sally ya?" Ucap Changbin dengan senyum ramahnya.
Changbin pulang ke apartemen Felix, berniat menginap disana mengingat besok merupakan akhir pekan. Mana mau ia membuang kesempatan untuk berduaan. Lelaki itu bermain ponsel di sofa hingga teriakan Felix dari arah dapur menarik perhatiannya.
"CHANGBIN!"
"Tidak perlu teriak-teriak sayang, aku tidak tuli."
Felix datang sembari membawa ponselnya. Celemek untuk memasak masih terpasang di tubuhnya yang berarti Felix menyempatkan diri untuk bicara dengan Changbin.
"Sally barusan menelponku."
"Kenapa? Masih mau genit lagi?" Tanya Changbin santai sembari menyandarkan punggung di sandaran sofa.
"Apa tadi kau datang ke rumahnya?"
"Silaturahmi."
"Bin!"
"Ya, sayang?"
Felix kesal, ia sedang serius tapi Changbin kelihatan sangat santai seolah tak ada yang terjadi.
"Aku tidak sedang bercanda."
"Aku juga tidak."
"Untuk apa kau datang ke rumahnya?"
"Aku bilang untuk silaturahmi."
"Aku sudah tau ceritanya tapi aku mau dengar langsung dari mulutmu sendiri."
"Oh, aku bawa bingkisan kesana."
"Apa?"
Changbin berdiri sejajar dengan Felix. Jarinya menyentuh sudut bibir pemuda manis itu kemudian berpindah ke pipinya.
"Sesuai dengan yang suaminya tinggalkan di wajahmu."
"Kau masih dendam soal pukulan itu?"
"Siapa suruh menyakiti milikku."
"Aku kan sudah bilang—"
"Tidak peduli, itu resikonya berani mengusikku."
Felix menghela nafas, menatap lelaki di depannya sebelum kemudian memeluk Changbin yang dengan senang hati membalas pelukan itu.
"Jangan jadi jahat karena aku," ucap Felix dengan suara tertahan karena wajahnya terbenam di bahu Changbin.
"Aku tidak merasa begitu."
"Kau baru saja melakukan sesuatu yang tidak pernah kau lakukan sebelumnya."
"Kau tidak suka?"
Felix menggeleng dalam dekapan Changbin membuat lelaki itu melonggarkan pelukannya. Tangannya menangkup kedua pipi yang lebih kecil sebelum kemudian mengusapnya pelan.
"Maaf, aku tidak akan melakukannya lagi. Tapi Fel—"
"Jangan. Jangan jadi orang yang pendendam. Aku tidak mau kau menyakiti orang lain hanya karena aku."
'"Hanya? Apapun yang menyangkut tentangmu bukanlah hal kecil bagiku. Bahkan jika hanya luka kecil seujung kuku, jika yang melakukannya punya intensi untuk menyakitimu maka aku tidak akan tinggal diam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 6 [ChangLix]
Fiksi PenggemarKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : July 3rd, 2022 Ended : August 2nd, 2023 ⚠️BXB AREA⚠️ Cerita dan ide original dari Sweetbearr...