Lovederella III

840 145 129
                                    

Felix diseret ke acara keluarga. Anak SMA itu sangat suka bepergian tapi untuk pergi ke acara keluarga Felix paling tidak suka. Selain membosankan Felix juga ogah ditanya oleh para tante-tante yang suka kepo dengan kehidupannya. Kali ini saja ia terpaksa ikut karena mama dan papanya memaksa dengan ancaman penghapusan uang jajan.

Sudah bertahun-tahun sejak terakhir kali Felix ikut acara keluarga, jadi pemuda manis itu mulai agak lupa dengan beberapa kerabat jauhnya. Mereka sampai di sebuah restoran trasdisional yang sudah disulap jadi tempat pertemuan. Seperti sebuah template Felix menyalami beberapa orang yang dikenalkan padanya dan tersenyum seadanya sebagai bentuk kesopanan.

"Om ini namanya Brama, teman papa sejak muda. Kau pernah bertemu dengannya kan?"

Meski heran karena ada teman papanya di acara keluarga, Felix tetap menyalami om tersebut dengan sopan.

"Anakmu mana?"

"Ada sedang mengobrol dengan yang lainnya. Sebentar ya biar aku panggilkan."












Felix melihat-lihat makanan yang disajikan hingga mamanya menariknya pergi ke tempat papanya berada. Pemuda manis itu melongo, pun dengan seorang lelaki yang tampak terkejut melihat sebuah kesialan di depan mata. Iya, Changbin yang menyatakan diri sebagai anti Felix adalah anak dari Om Brama. Bagus, sekarang apa lagi?

"Ini Felix, anak dari teman ayah yang ayah ceritakan tadi pagi."

Changbin tersenyum kikuk. Ia jelas tidak salah dengar ketika ayahnya bercerita tentang seorang anak manis yang punya selera humor tinggi, tapi kenapa yang ada di hadapannya bocah rusuh perusak kebahagiaan?

Changbin berpura-pura tidak kenal dan menyalami Felix yang kini tersenyum lebar ke arahnya. Bagus karena Felix tidak sok akrab dengannya tapi masalahnya anak itu tetap berulah seperti biasanya. Felix kembali cium tangan pada Changbin selayaknya cium tangan pada orangtua. Iya, salim begitu.

"Aku belum setua itu," ucap Changbin dengan senyum yang dipaksakan.

"Memangnya usia kakak berapa?" Tanya Felix memancing dengan sok polos.

Changbin hanya bisa mengumpat dalam hati. Ia tidak menyangka jika Felix bisa selicik ini demi mengetahui usianya. Sekarang ia menyesal karena ikut ayahnya pergi ke acara reuni. Oh benar, orangtua Felix menipu anak mereka dengan mengatakan itu acara keluarga, padahal kenyataannya itu adalah acara reuni bagi orang-orang yang sudah akrab selayaknya keluarga. Jadi, dua anak itu menjadi korban ajakan orangtua mereka kan?

"Masih muda," jawab Changbin seadanya.

"Usia kak Changbin berapa om?" Tanya Felix beralih pada ayah Changbin.

"Baru 30 tahun, sekarang usia Felix berapa?"

Felix tersenyum lebar membuat Changbin seketika was-was dengan kebusukan apa yang akan Felix ucapkan.

"Hanya selisih 12 tahun dari KAK Changbin kok om," ucap Felix menekankan pada panggilan kak yang membuat Changbin jengkel. Felix tidak benar-benar memanggilnya begitu! Itu hanyalah akal busuk Felix untuk menghinanya sebagai orang yang sudah tua. Changbin yakin itu!

"Jadi kak Changbin lulus SMA ketika aku lulus TK ya?"

Kalau bukan di depan orangtua Felix, Changbin pasti sudah menyumpal mulut bocah SMA itu dengan mangkok bakso di dekat mereka. Melihat wajahnya saja Changbin sudah emosi, apalagi mendengar ucapannya. Rasanya ia mau menggoyangkan bumi.

"Hush Felix tidak boleh bicara begitu. Changbin masih kelihatan muda kok, disebut sebagai mahasiswa juga masih cocok."

"Mahasiswa program doktor ma?"

Three Words 6 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang