Felix mematikan laptopnya kemudian pemuda manis itu meminum susu hamil yang Changbin buatkan untuknya. Jam menunjukkan pukul 10 malam dan ia baru selesai dengan pekerjaannya yang sempat tertunda karena rasa mual yang mengganggunya."Ah.. Segar," gumam Felix yang kemudian menoleh ke belakang dimana Changbin berbaring di sofa dengan mata terpejam.
Seharian tadi Changbin melakukan pekerjaan lapangan dan Felix tau jika pemuda itu kelelahan, hanya saja Changbin bersikeras menemani Felix di ruang tengah agar pemuda itu bisa berjaga seandainya Felix kembali mual dan butuh bantuannya.
"Kakak," panggil Felix dengan pelan sembari mengusap-usap pipi Changbin.
"Kak ayo bangun," ucap Felix yang kali ini berhasil membangunkan Changbin.
"Nghh.. Sudah selesai?" Tanya Changbin dengan suara serak.
Changbin bangun kemudian pemuda itu mengusap rambut Felix yang masih berjongkok di samping sofa.
"Sudah selesai, kakak tidur di kamar saja agar lebih nyaman."
"Ingin tidur dimana malam ini?" Tanya Changbin sembari meregangkan tubuhnya yang pegal karena tidur di sofa.
"Kamarku," jawab Felix membuat Changbin segera bangun dan mengambil laptop Felix untuk ia bawa ke kamar pemuda manis itu.
Sejak Felix hamil Changbin benar-benar tidak membiarkan pemuda manis itu sendirian. Tiap malamnya Changbin akan bertanya dimana Felix akan tidur dan ia akan turut serta tidur di kamar yang sama agar Felix bisa membangunkannya sewaktu-waktu ketika pemuda manis itu membutuhkan sesuatu.
Felix lebih dulu mencuci gelas kotornya sebelum kemudian menyusul Changbin yang kini sudah terpejam nyaman di balik selimut. Pemuda manis itu pun berbaring di samping Changbin sebelum kemudian memainkan ponselnya untuk melihat sosial medianya.
"Lapar," gumam Felix dengan pelan ketika ia merasakan perutnya keroncongan. Padahal tadi dirinya sudah makan banyak namun kata dokter penambahan nafsu makan ketika hamil adalah hal yang normal.
"Masih ada pangsit yang kita beli tadi sore, mau aku panaskan?" Tanya Changbin dengan mata setengah terpejam.
Felix menoleh terkejut. Ia pikir Changbin sudah tidur tapi ternyata pemuda itu menahan diri sampai Felix terlelap dalam tidurnya. Benar-benar calon suami siaga kan?
"Kakak tidur saja, biar aku panaskan sendiri."
"Jangan sayang, kau tunggu disini saja biar aku yang menyiapkan makanan untukmu."
Changbin segera bangun kemudian pemuda itu keluar kamar untuk menyiapkan makanan. Felix sendiri menunggu di kamar sembari mengusap-usap perutnya yang merasa lapar. Lamat-lamat Felix bisa mendengar suara Jeongin di luar disusul suara Hyunjin dan Changbin yang terdengar sedang berdebat entah meributkan apa. Sudah biasa, jadi Felix hanya mengabaikannya dan memilih memainkan ponsel agar tidak bosan.
Triiingg
Felix menoleh dan mendapati ponsel Changbin menyala menampilkan panggilan masuk dari nomor tak dikenal. Felix mengambil ponsel Changbin sebelum kemudian membawanya keluar karena berpikir bahwa itu merupakan panggilan yang penting.
"Kalau pelit besok paginya sembelit!"
Makin dekat ke dapur Felix bisa mendengar teriakan heboh Hyunjin hingga ia bisa melihat Changbin dan Hyunjin yang sedang berebut pangsit dengan Jeongin yang menjadi penonton setianya. Lebih tepatnya jadi kompor yang memanas-manasi pertarungan mereka.
"Kak ada telepon," ucap Felix sembari memberikan ponsel Changbin ke pemiliknya.
Changbin menerima ponselnya membuat Hyunjin dengan cepat merebut piring berisi pangsit yang Changbin pegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 6 [ChangLix]
Fiksi PenggemarKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : July 3rd, 2022 Ended : August 2nd, 2023 ⚠️BXB AREA⚠️ Cerita dan ide original dari Sweetbearr...