Felix bertingkah lagi. Setelah dibacakan dongeng anak-anak, pemuda manis itu mengajak Changbin untuk duduk menghadap jendela sembari memejamkan mata. Katanya sih untuk meditasi atau semacamnya, tapi Changbin kan tidak butuh hal semacam itu jadi pemuda itu sesekali mengintip Felix yang masih fokus memejamkan mata.
"Ini dilakukan untuk ketenangan jiwa," ucap Felix sembari membuka mata dan menoleh menatap Changbin yang buru-buru menutup matanya lagi.
"Sudah selesai, kau boleh membuka mata," lanjut Felix membuat Changbin kembali membuka matanya.
"Biasanya setelah meditasi aku berbaring di ranjang sambil menatap langit-langit dalam diam."
"Apa fungsinya?"
"Tidak ada, aku hanya suka berbaring saja," ucap Felix yang kemudian meringis tanpa dosa.
Changbin tak menanggapi, ia sudah terlalu malas menghadapi tingkah aneh Felix yang makin menjadi. Kok bisa Seungmin betah berdekatan dengan orang aneh seperti Felix? Apa jangan-jangan sahabat Felix itu juga sama anehnya? Kalau begitu Chan juga akan tertular anehnya dong?
"Changbin."
"Hm."
"Terima kasih untuk oleh-olehnya, nanti uangnya aku ganti," ucap Felix sembari menoleh menatap Changbin yang masih duduk di sampingnya.
"Tidak perlu, aku membelinya terlalu banyak, jadi beberapa aku berikan padamu."
"Tidak enak ah kalau gratis, aku kan sudah banyak merepotkanmu."
Changbin melirik sekilas ke arah Felix. Ternyata pemuda manis itu sadar diri ya kalau dirinya merepotkan. Baguslah, semoga saja Felix bisa sedikit berubah setelah ia latih hari ini.
"Kalau merasa tidak enak, makan siang nanti kau ambil semua makananmu sendiri," ucap Changbin membuat Felix seketika duduk hingga kepalanya menabrak siku Changbin.
"Aduh! Kenapa tanganmu disitu? Sakit tau!"
Felix mengusap keningnya yang sakit dengan bibir cemberut dan alis menukik galak menatap Changbin.
"Dari tadi juga aku duduk di sini," ucap Changbin yang tidak mau disalahkan, ia kan memang tidak salah. Felix saja yang banyak tingkah.
"Ini kan ranjangku, jadi yang salah adalah yang menumpang disini."
"Yang mengajakku duduk disini juga kan dirimu, bukan aku yang mau."
"Tetap saja salahmu!"
"Salahmu," jawab Changbin dengan setengah kesal.
Changbin yang biasanya tenang akhirnya terpancing emosi juga menghadapi Felix. Lupakan soal ucapan Chan yang mengatakan Changbin sesabar Mahatma Gandhi, nyatanya kesabaran Changbin seperti paket data murahan. Iya, tidak unlimited.
"Kenapa kau menyalahkanku?!"
"Karena itu memang salahmu yang ceroboh."
"Kenapa kau tidak mau mengalah?"
"Karena aku tidak salah."
"Ya sudah aku maafkan asal kau mau menemaniku mengambil makan siang," ucap Felix dengan semena-mena sembari menyilangkan tangan di depan dada.
"Tidak mau, minta maaf padaku dan aku akan menemanimu," ucap Changbin yang yakin akan menang melawan bocah ingusan seperti Felix.
Felix melengos, menolak untuk minta maaf karena ia tidak merasa salah. Meski dalam hati takut kalau Changbin benar-benar tidak mau menemaninya, tapi ia juga gengsi untuk mengakui salah setelah marah-marah. Mau ditaruh mana muka gantengnya kalau ia kalah dari Changbin?
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 6 [ChangLix]
FanfictionKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : July 3rd, 2022 Ended : August 2nd, 2023 ⚠️BXB AREA⚠️ Cerita dan ide original dari Sweetbearr...