The Sweetest A(lie)n V

1.1K 239 99
                                    


Changbin dan Felix duduk di ranjang mereka masing-masing. Hampir satu jam keduanya saling diam setelah tragedi handuk tadi. Felix masih malu sedangkan Changbin memang tak minat bicara dan memilih menyibukkan diri dengan kameranya. Felix melirik ke arah Changbin kemudian pemuda manis itu membuang muka sembari menggerutu pelan. Pemuda manis itu terus seperti itu hingga membuat Changbin mulai bosan melihatnya.

"Kalau ada yang ingin dikatakan bicara saja, jangan hanya lirik-lirik," ucap Changbin memecah keheningan dengan mata yang masih fokus pada kameranya.

"Siapa juga yang lirik-lirik," gumam Fellx tak terima.

"Jangan bohong nanti pantatmu makin datar."

"Mana ada datar?! Pantatku seksi tau!"

Felix menepuk pantatnya dengan heboh sedangkan Changbin menanggapinya dengan diam membuat Felix merasa makin tak terima.

"Biar saja pantatku datar, daripada lenganmu mirip guling," ucap Felix menyerang balik membuat Changbin menyingkap lengan bajunya memamerkan lengan berototnya.

"Yang itu aku anggap sebagai pujian."

Felix memutar bola mata malas kemudian pemuda manis itu memperhatikan Changbin yang masih sibuk dengan kameranya.

"Changbin."

"Apa?"

"Bisa tolong fotokan aku di dekat jendela?" Tanya Felix dengan mata berbinar memohon seakan melupakan kekesalannya tadi.

"Mau bayar berapa?"

"Perhitungan sekali," gumam Felix sembari merengut.

"Sana pose, satu kali jepretan bernilai satu makanan yang kau ambil sendiri ketika sarapan besok," ucap Changbin membuat mata Felix membola.

"Kenapa begitu?"

"Belajar mandiri Felix."

Felix tidak pasrah menerima namun pemuda manis itu juga tidak menolak membuat Changbin menganggapnya sebagai persetujuan.

"Temanya badai dan pembuat badai ya?" Tanya Changbin dengan iseng membuat Felix yang sedang bersiap menatap sebal ke arahnya.

"Jangan menggodaku terus Changbin!"

"Iya iya maaf, ayo senyum ke kamera," ucap Changbin sembari mengarahkan kameranya ke arah Felix yang kini tersenyum lebar dengan tangan yang terangkat membentuk huruf V.

Changbin refleks turut tersenyum tipis ketika tangannya bergerak memencet tombol shutter. Felix terus berganti gaya dan Changbin dengan sabar terus memfotonya. Beberapa saat kemudian rasa penasaran yang sempat Changbin rasakan muncul lagi. Pemuda itu segera mengambil kesempatan dengan men-zoom in kameranya ke arah leher Felix dimana ada bekas luka disana.

"Sudah belum sih? Pegal tau," ucap Felix yang protes karena ia tak kunjung mendengar suara jepretan ketika ia sudah berpose membentuk hati dengan tangannya sedari tadi.

Changbin dengan segera memfoto Felix kemudian ia menyudahi sesi foto itu. Felix berlari menghampiri Changbin dan melongok penasaran ke arah kamera pemuda itu.

"Mau lihat fotonya," ucap Felix dengan antusias.

Changbin segera menunjukkan hasil jepretannya dan keduanya mulai sibuk mengomentari foto Felix. Tiba-tiba suasana menjadi hening ketika mereka bisa mencium aroma satu sama lain karena jarak yang begitu dekat.

"Ekhem."

Felix berdehem sembari menjauhkan tubuhnya namun pemuda manis itu terkejut ketika Changbin tiba-tiba menarik pinggangnya. Refleks Felix mengalungkan tangan di leher Changbin dan keduanya saling tatap beberapa saat membuat jantung Felix berdetak tak karuan.

Three Words 6 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang