Catch You If I Can

1.7K 140 29
                                    

Bagaimana sih ciri-ciri orang tidak sukses? Malas, betul. Tidur terus, betul. Tidak produktif, bisa jadi. Hanya menyebut tiga ciri dan semuanya cocok dengan kondisi Felix saat ini. Bermalas-malasan di kamar dengan alasan hari libur, padahal hari sekolah juga tetap saja seperti itu. Sudah tabiatnya mirip babi yang kerjaannya makan tidur. Lalu, kalau masih anak sekolah kenapa dianggap tidak sukses? Kan belum kelihatan masa depannya.

Sukses atau tidaknya seseorang kan relatif. Bagi teman-temannya Felix adalah anak yang sukses. Akademik lumayan, bassist band sekolah yang sudah sering menjuarai kompetisi, tampang juga oke. Sayangnya manusia tidak pernah merasa puas. Bagi Felix ia tidak sukses, terutama di bidang asmara. Padahal Felix kan lumayan ya, tapi kok tiap gadis di sekolah yang dia dekati selalu berakhir menghilang tak ada kabar? Felix kuburan kah yang dihuni oleh para hantu?

Pernah Felix coba peruntungan mendekati anak laki-laki di sekolahnya, bukan sambutan hangat yang ia dapatkan, tapi teh hangat menyerempet panas yang disiramkan ke arahnya. Ngeri bos. Takut-takut kulit halusnya yang sering luluran itu melepuh dibuatnya. Untung Felix lincah bisa menghindar.

Sejak saat itu Felix merasa semakin ngenes. Mau cari pacar tapi sulit ia gapai. Apakah kalian ada tips untuk menggaet orang?

Tok tok

"Adek, sibuk tidak?"

Felix mau pura-pura mati tapi takut kena azab karena membohongi bundanya. Dengan tenaga diirit Felix pun menyeret langkahnya membuka pintu kamar yang ditempeli poster band favoritnya, Oasis.

"Kenapa bunda?"

"Ini, rumah tante Joan kan sekarang sudah ada yang mengontrak, anak-anak mahasiswa yang baru pindahan kemarin. Tolong antarkan makanan untuk mereka ya? Kebetulan hari ini bunda masak banyak."

"Mahasiswa mana bun? Cantik tidak?" Tanya Felix yang mendadak antusias.

"Laki-laki semua ada tiga."

Felix manggut-manggut. Felix bukan penganut hetero garis keras, jadi laki-laki pun tak masalah baginya. Yang penting usaha!

"Ya sudah mana makanannya biar adek yang antar."

Bunda Felix jelas heran. Biasanya berjalan ke dapur saja banyak mengeluhnya, tapi sekarang diminta ke rumah tetangga malah antusias bukan main.










"Permisi.."

Felix mengetok pintu rumah tetangga dengan sebelah tangannya yang membawa nampan berisi masakan bunda. Tak berapa lama kemudian pintu dibuka dan Felix dibuat melongo melihat laki-laki spek surga. Tampan sekali, tinggi juga, rambut pirangnya yang sedikit acak-acakan justru menambah poin plus darinya. Alamak, nasib baik baginya punya tetangga macam begini.

"Ada apa ya?" Tanya si tetangga setelah tersenyum ramah.

Felix terpana, sudah tampan ramah pula. Pemuda manis itu meringis, menunjukkan giginya yang rapi sembari mengangkat nampan ke depan wajah laki-laki di depannya.

"Anu, itu, aku dari rumah sebelah, diminta bunda untuk mengantarkan makanan kesini."

"Wah? Ada makanan apa?"

Seorang pemuda muncul dari dalam dengan celana pendek dan kaos tanpa lengan. Felix kembali terpana. Tampan juga, senyumnya manis sekali membuatnya nyaris diabetes, lebih pendek dari laki-laki pertama tapi sekali lihat saja Felix tau kalau orang itu enak diajak mengobrol.

"Semur daging dan ada beberapa kue pasar kak," jawab Felix dengan senyum yang semakin mengembang.

"Terima kasih ya," ucap si tinggi sembari mengambil alih nampan di tangan Felix.

Three Words 6 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang