Who's There? : The Mirror III

965 131 54
                                    

Warn!Sex scene







Felix terusik ketika semilir angin menyapu wajahnya. Perlahan matanya terbuka hingga ia dibuat terdiam ketika ia tak mengenali tempatnya berada. Ketika ia akan bangun dirinya merasakan kaku di tangan dan kakinya. Benar saja, kini kedua tangan dan kakinya diikat di setiap sisi ranjang membuatnya tak bisa bergerak dengan leluasa.

"Apa-apaan ini?" Gumam Felix dengan panik.

Suara derit pintu terdengar diikuti suara lelaki yang sangat Felix kenal. Pemuda manis itu menoleh dan seketika matanya membola melihat siapa yang datang.

"Sudah bangun hm?"

Jantung Felix berdegup cepat. Rasa cemas, takut, dan panik bercampur aduk ketika kaki lelaki itu melangkah mendekat. Felix berusaha memejamkan mata, mencoba kembali ke dunia nyata dimana ia yakin dirinya sedang tertidur pulas di kamarnya.

Mata Felix semakin tertutup rapat ketika suara deritan ranjang terdengar. Felix dapat merasakan seseorang merangkak di atas ranjang dan berhenti tepat di antara kakinya. Tangan Felix meremat kuat rantai yang menahan tangannya hingga ia harus menahan nafas ketika merasakan basah di sekitar kemaluannya.

"Aku merindukanmu," ucap Changbin sembari menjilati lubang Felix.

Mungkin ini terdengar gila, tapi suara Changbin dan juga perlakuannya saat ini berhasil membuat Felix luluh lantak. Ia tak munafik dan mengakui bahwa ia menikmatinya. Oh, kemana perginya ketakutanmu tadi Lee?

"Aku membencimu," ucap Felix mengingkari nafsunya.

"Aku juga mencintaimu," jawab Changbin sebelum kemudian memasukkan batang kemaluan Felix ke dalam mulutnya.

"Nghh.."

"Kau menyukainya."

"Tidak! Berhen- anghh."

"Kau menyukainya sayang."

Felix mencoba mempertahankan sisa kewarasannya. Meski Changbin mengulum kemaluannya dengan begitu lihai namun Felix masih bisa mempertahankan dirinya.

"Brengsek," umpat Felix yang dijawab dengan kekehan pelan dari Changbin.

"Akan aku tunjukkan seberapa brengseknya aku."

"Apa yang- anghh ahh lepaskan!"

Jemari Changbin bermain dengan lihai di dalam lubang Felix, keluar masuk dengan sesekali memutarnya untuk menggoda. Hal tersebut berhasil menghancurkan kewarasan pemuda manis itu. Salahkan gairahnya yang tinggi hingga ia tak bisa menolak sentuhan penuh kenikmatan dari lelaki tampan itu.

"Mhh.."

Tangan Changbin masih bergerak dan bibirnya tak tinggal diam dengan mengulum puting Felix yang semakin menegang. Kejantanan pemuda manis itupun sudah berdiri tegak dengan warna kemerahan.

"Lihat, kau menyukainya. Kita akan bersenang-senang hari ini."

Changbin menjentikkan jarinya dan seketika seluruh jendela dan tirai tertutup hingga kamar itu tampak remang. Lelaki itu merangkak makin naik, mengukung tubuh Felix yang tak berdaya di bawah kendalinya. Lidahnya terjulur, menjilat pelan bibir merah muda yang selalu ia dambakan.

"Akhirnya aku bisa merasakannya," ucap Changbin yang kemudian mencium bibir Felix dengan rakus.

"Akh!"

Changbin melepas pagutannya dan matanya menatap tak terima ke arah Felix yang mendongak menantangnya. Pemuda manis itu baru saja menggigit bibir Changbin dengan kuat hingga berdarah. Tindakan gila tapi Felix tak punya cara lain untuk menghentikan pemuda itu.

Three Words 6 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang