Hidup selalu ada kejutan dan Changbin sangat tau tentang hal itu, tapi masalahnya kejutan kali ini sudah di luar kendalinya. Ia tak pernah membayangkan dirinya akan terdampar di kamar seseorang yang bisa dibilang bukan siapa-siapanya. Keluarga bukan, teman bukan, bahkan kekasih juga bukan. Felix hanyalah seorang bocah yang tiba-tiba muncul di hidupnya berkat sebuah sepatu yang melayang. Ah benar, bagaimana bisa sebuah lemparan sepatu membawa mereka tidur di ranjang yang sama?"Om."
Changbin hanya diam, berpura-pura tidur agar bocah di sampingnya tidak mengganggu lagi. Sudah cukup seharian ia dibuat lelah, jangan sampai malamnya menjadi mimpi buruk lagi.
"Maaf ya om karena hari ini aku sangat merepotkan, tapi tolong maklumi yang ini juga agar aku bisa tidur," bisik Felix yang kemudian perlahan meraih tangan Changbin untuk digenggamnya.
"Selamat malam om, semoga mimpi indah," ucap Felix yang setelahnya bisa memejamkan mata karena merasa aman ada yang menemaninya.
Setelah beberapa saat hening Changbin membuka mata kemudian menoleh menatap Felix yang ternyata sudah tertidur pulas. Remang sinar lampu tidur di ujung ranjang menerangi wajah Felix. Baru kali ini Changbin memperhatikannya dan tak bisa ia pungkiri bahwa Felix memiliki paras yang tampan namun juga manis dan menggemaskan. Ketika tidur wajahnya terlihat sangat polos seperti anak kecil, siapa yang akan menyangka jika anak manis itu sebenarnya berkelakuan sangat rusuh.
"Semoga mimpi indah," bisik Changbin yang kemudian turut memejamkan mata dengan tangan yang menyambut genggaman tangan mungil Felix.
"Om... Bangun.."
Changbin merasakan sentuhan di pundaknya hingga lelaki itu membuka mata dan mendapati Felix berdiri di samping ranjang dengan seragam lengkap yang melekat di tubuhnya.
"Sudah hampir jam setengah 7 om," ucap Felix ketika Changbin sedang meregangkan tubuhnya.
"Bukan maksud mengusir, tapi kan aku mau berangkat sekolah, papa juga harus kerja, karena di rumah hanya ada mama aku tidak mau jika nanti ada gosip tetangga yang tidak-tidak."
Meski baru bangun namun Changbin paham dengan maksud Felix. Lelaki itu bangun kemudian masuk ke kamar mandi untuk membasuh wajah dan menggosok gigi dengan sebuah sikat gigi baru yang Felix berikan semalam. Ketika selesai ia keluar dan mendapati Felix menunggunya dengan duduk di tepi ranjang.
"Kata papa bajunya dipakai saja. Soalnya baju om sudah masuk ke mesin cuci, kan jadi vulgar kalau om pulangnya telanjang," ucap Felix dengan menaik turunkan alisnya membuat Changbin memutar matanya malas. Masih pagi ya ini.
"Ayo om sarapan dulu."
"Kau belum sarapan?"
"Belum, menunggu om."
"Memangnya tidak takut terlambat sekolah?"
"Jangan ragukan kemampuan menyetirku, metromini juga kalah cepat," ucap Felix dengan bangga.
"Ayo cepat sarapan agar kau tidak perlu mengebut berangkat sekolah."
"Aduh perhatian sekali seperti calon menantu idaman."
Changbin mendengus geli, Felix kenapa sih pagi-pagi sudah begini? Keduanya turun dan pergi menuju meja makan dimana aroma nasi goreng tercium sangat enak. Bukan hanya ada papa dan mama Felix, tapi seorang pemuda dengan seragam sekolah yang sama dengan Felix turut serta bergabung disana.
"Tidurmu nyenyak, Bin?" Tanya papa Felix ketika Changbin datang dan duduk di hadapan lelaki itu.
"Nyenyak om, terima kasih untuk tumpangan dan pinjaman bajunya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 6 [ChangLix]
FanfictionKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : July 3rd, 2022 Ended : August 2nd, 2023 ⚠️BXB AREA⚠️ Cerita dan ide original dari Sweetbearr...