Idée Fixe

2.3K 234 77
                                    


Hari Senin merupakan hari yang paling dibenci. Setelah enak berlibur di akhir pekan, orang-orang harus kembali ke rutinitas sehari-hari yang membosankan, membuat hidup jadi ribet. Tak terkecuali bagi keluarga kecil yang tinggal di daerah pemukiman elit. Dari arah dapur terdengar suara berisik dari dua orang yang tengah berdebat.

"Bangunkan anakmu," ucap seseorang yang sedang sibuk di dapur.

"Malas, anakmu mirip mayat kalau sudah tidur," sahut yang lainnya tanpa beranjak sedikitpun dari tempatnya membaca koran. Tipikal bapak-bapak jiwa bebas yang pagi harinya selalu membosankan. Jadul. Ketinggakan jaman. Meski sudah ada internet, lelaki itu masih betah berlangganan koran harian.

"FELIX BANGUN AGAR TIDAK TERLAMBAT KE SEKOLAH!"

Teriakan yang mirip raungan macan terdengar ke seluruh penjuru rumah, meski begitu seorang remaja tanggung berusia 16 tahun masih betah memeluk guling di kamarnya. Matanya terpejam tenang karena ia masih merasa gelap disana. Ya bagaimana, tembok kamarnya saja dicat hitam lalu ditambah dengan gorden tebal yang selalu setia menghalau sinar matahari untuk masuk melalui jendela. Tidurnya begitu nyaman seakan ia tak bisa merasakan aura buas yang mendekati kamarnya.

"Astaga, ini manusia atau babi, sudah diteriaki masih saja tidur."

PLAK

"BANGUN!"

Seketika Felix membuka mata dengan pantat yang terasa panas karena baru saja dipukul kuat dengan spatula kayu. Jahat, tidak berperikebokongan.

"Sebentar lagi, ayah..."

Felix berucap manja sembari menarik selimutnya untuk kembali membungkus tubuh kecilnya.

"Sebentar-sebentar, jangan kebiasaan mengulur waktu. Cepat bangun atau ayah suruh papamu membawa seember air kemari."

Felix cemberut kemudian remaja berparas manis itu terpaksa keluar dari selimut untuk menghampiri papanya yang selalu setia duduk di meja makan tiap paginya.

"Pakai cara apa hari ini?" Tanya seorang lelaki berusia 30an akhir untuk menyambut Felix yang datang.

"Diancam disiram air," ucap Felix dengan malas sembari mendekati lelaki itu.

"Lemah, baru diancam begitu saja sudah menyerah, belum juga disiram air keras."

Benar-benar contoh bapak yang baik ya. Semoga saja tidak ada yang mengikuti jejaknya.

"Pa, minta uang tambahan."

Tipikal anak kurang ajar. Baru bangun bukannya mandi malah minta uang ke orangtua. Jadi, mulai terlihat kan si manis ini condong ke perilaku siapa?

"Untuk apa?"

"Timezone."

"Halah, minta ayahmu sana."

Si bapak ganteng berwibawa menolak dan memilih melanjutkan membaca koran. Felix dengan muka bantalnya pun berjalan menghampiri ayahnya yang baru turun dari lantai dua.

"Yah, minta uang tambahan."

"Untuk apa?"

"Beli pulsa."

"Tadi katanya mau ke timezone?" Sahut papa Felix ketika mendengar percakapan suami dan anaknya.

"Ralat yah, papa menyuruhku beli kondom."

"HEH! Tidak ada yang bilang begitu!"

"Berisik. Felix cepat mandi, hari ini berangkat dengan papamu."

Felix cemberut, rencananya main sepulang sekolah gagal. Anak manis itupun menyeret langkah menuju kamar mandi diiringi ejekan papanya yang masih betah membaca koran.

Three Words 6 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang