Pukul 6 lewat Changbin memarkirkan mobilnya di halaman rumah Felix. Setelah sebelumnya mampir membeli makan dan juga mengambil baju Changbin di rumahnya, keduanya pun memutuskan untuk pulang tanpa mampir kemana-mana lagi.Dengan langkah agak tertatih Felix masuk ke rumahnya kemudian segera menyalakan seluruh lampu untuk menerangi ruangan yang gelap. Changbin melangkah di belakangnya dengan membawa bungkusan makanan dan juga tas berisi bajunya.
"Om mau mandi dulu?"
"Boleh."
"Langsung ke kamarku saja om. Aku mau keluar sebentar," ucap Felix membuat Changbin memusatkan perhatian padanya.
"Kemana? Naik apa? Kakimu kan sedang sakit."
"Ke rumah Hyunjin sebentar, mau pinjam buku catatan."
Changbin menggeleng kemudian menggeser berdirinya hingga menghalangi jalan Felix.
"Besok saja, sekarang istirahat dulu."
"Om takut sendiri di rumah ya?" Tanya Felix dengan tengil.
Pertanyaan tidak penting menjurus ke bodoh. Changbin saja tinggal sendirian, untuk apa lelaki itu takut ditinggalkan tuyul penakut itu seorang diri. Pikir dong Felix, pikir!
"Tidak, aku hanya merasa tidak enak kalau sendirian disini, nanti dikira pencuri," jawab Changbin dengan lebih masuk akal.
"Mana ada begitu."
"Ada, kau diam saja di rumah tidak usah kemana-mana."
Posesif. Iya, posesif. Orang-orang pasti mengira begitu dan kenyataannya memang begitu. Setelah kejadian di gazebo tadi siang, bohong kalau Changbin bilang tidak punya perasaan sedikitpun pada Felix. Jadi, kalau dirinya saja sudah sadar dengan perasaannya, untuk apa ia biarkan anak itu datang ke saingannya?
"Oke om, perkataan orang tua kan harus didengarkan ya."
Felix mulai lagi, baru saja Changbin mulai jatuh hati kok sudah dibuat emosi?
"Aku mau mandi," ucap Changbin yang kemudian segera naik ke kamar Felix sebelum pemuda manis itu kembali membuka mulut menyebalkannya.
Tak sampai 15 menit Changbin menyelesaikan mandinya. Selesai berpakaian lelaki itu segera turun hingga ia merasa penasaran ketika mendengar suara dari ruang tamu. Kakinya melangkah mendekati suara hingga ia langsung bersitatap dengan seorang pemuda jangkung tetangga Felix. Iya, Hyunjin. Kok bisa ada disana?
"Terima kasih ya bukunya, padahal kan aku yang butuh," ucap Felix yang berdiri membelakangi Changbin.
"Tidak perlu sungkan, apapun akan aku lakukan untukmu."
"Gombalanmu jelek," ucap Felix sembari menggeser berdirinya hingga ia bisa berpegangan pada gagang pintu. Lumayan juga kakinya agak sakit jika harus berdiri terlalu lama.
"Kau kenapa?" Tanya Hyunjin ketika melihat gelagat aneh Felix.
"Oh, tidak apa-apa kok, hanya jatuh saat pergi tadi."
"Kau sungguhan jatuh atau sakitmu diakibatkan oleh seseorang?"
"Maksudnya?"
"Si tua itu tidak melakukan hal buruk padamu kan?"
Hyunjin menantang, menunjuk Changbin dengan dagunya seolah ia tak menghargai lelaki itu. Felix menoleh kemudian matanya mengerjap melihat Changbin yang sudah duduk di sofa dengan tangan yang dilipat di depan dada.
"Sejak kapan om ada disini?"
"Om?" Sahut Hyunjin membuat Felix refleks menutup mulutnya sendiri.
"Haha bercanda, aku hanya asal panggil saja. Kak Changbin kan tidak setua itu," ucap Felix sembari mendekati Changbin dan menepuk-nepuk lengan lelaki itu. Changbin sendiri tak bergeming, masih diam menatap lurus ke arah Hyunjin yang siap menabuh genderang perang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 6 [ChangLix]
FanfictionKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : July 3rd, 2022 Ended : August 2nd, 2023 ⚠️BXB AREA⚠️ Cerita dan ide original dari Sweetbearr...