Pesta berlangsung meriah, ruangan serba putih kini disulap dengan banyaknya balon berwarna persik, emas, kuning, dan merah muda sebagai perpaduan yang manis. Tak lupa, panggung yang cukup lebar ditambah dengan kain tule yang disusun menyilang menambah kesan mewah. Di sisi kiri dan kanannya, telah tersedia pula meja kaca panjang dengan berbagai hidangan penggugah selera yang ditata rapi.
Mengusung tema ala putri kerajaan, Teresa tampil memesona dengan gaun berwarna abu-abu bermotif sederhana. Mahkota silvernya melingkar sempurna di kepala, gadis yang sudah bertambah usia itu menebar senyuman kepada semua orang, berjalan dengan anggun. Hingga pada saat detik tertentu, ia sempat beradu pandang dengan Ian, seseorang yang pernah mengisi hatinya walau hanya sesaat.
(Picture by Pinterest)
"Menurut kalian, Teresa itu orangnya gimana, sih? Apa harapan kalian buat Teresa ke depannya?" ucap sang pembawa acara, mengawali pesta ulang tahun dengan kata sambutan sekaligus kesan-pesan dari sahabat terdekat Teresa.
Sementara, Ian? Lelaki itu tak begitu tertarik mendengarkan. Entah mengapa, ruangan yang—padahal—sangat ramai ini malah terasa sepi. Menghela napas berulang kali, Ian mengakui bahwa dirinya cukup bosan berada di sini. Namun, untungnya, ia masih punya etika dan sopan santun. Tak baik jika dirinya mengacau di hari istimewa sang mantan, kan?
"Woi, lo berdua pada kenapa, sih?" Bobi melirik Ian dan Bima secara bergantian. Ya, tak hanya sang pangeran kampus saja yang tampak tak bersemangat, melainkan Bima yang juga tertunduk lesu.
"Enjoy the party, Guys!" lanjutnya, menyelipkan saran sambil merangkul kedua bahu sahabatnya.
Sayang sekali, ucapan Bobi sama sekali tidak mempan terhadap Ian. Baiklah, kalau saja jiwa playboy-nya masih berkobar, maka sudah bisa dipastikan bahwa Ian akan bersenang-senang hari ini! Akan tetapi, sekarang? Hasrat untuk mencari mangsa sudah lenyap akibat kehadiran 'seekor kancil' yang—berani sekali—mencuri hatinya.
Ah, andai Tania ada di sini, mungkin rasa malasnya bisa tersingkirkan secara permanen. Yang benar saja, terhitung sudah dua hari lamanya Ian tak bertemu dengan gadis itu karena perbedaan jadwal kuliah! Namun, apa mungkin Tania memang berniat pulang secepat itu? Bayangkan saja, baru lima belas menit setelah kelas dibubarkan, tetapi batang hidung Tania sudah tak terlihat lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Sandaranmu ✔️ [END]
RomanceSiapa yang tak membenci pengkhianatan? Lima tahun yang berujung duka nyatanya mengundang dendam. Memilih 'terlahir kembali' sebagai playboy, Drian menikmati kesehariannya dalam mencari mangsa. Sampai suatu hari, rasa segan untuk mendekat tiba-tiba m...