Menyambangi kontrakan Tania, Ian mendadak punya ide untuk menonton film bersama di akhir pekan ini. Tak ayal, sang gadis lekas menyiapkan segala hal yang dibutuhkan, seperti laptop dan camilan. Membuka layanan streaming film favoritnya, Tania mulai mencari tontonan yang sekiranya menarik. Tak lupa, ia menanyakan pendapatan Ian juga.
"Ian?" tegur Tania ketika sang kekasih tak kunjung menjawab. Ian memang ikut memandangi layar laptopnya, tetapi tatapan lelaki itu kosong.
"Ian," panggil Tania sekali lagi, kali ini sambil menepuk bahunya.
"Eh, iya, Tan, kenapa?" Ian terperanjat. "Maaf, kamu bilang apa tadi?"
Tertawa pelan, Tania lekas mengulangi perkataannya. "Tadi aku nanya, kamu jadinya mau pilih film yang mana?"
"Oh, iya, iya ..., ehmm, yang ini kayaknya seru, sih." Ian menunjuk acak salah satu film tanpa melihat deskripsinya terlebih dahulu.
"Oke!" Tania mengacungkan jempolnya, lantas memutar film tersebut.
Keduanya mulai fokus ke layar, mengamati tontonan mereka. Ditemani biskuit, Tania mengikuti alur cerita yang disuguhkan. Pembukaannya dilapisi dengan bumbu komedi, tak ayal sang gadis tertawa pelan. "Ya, ampun, bisa sampe kayak gitu, loh. Ian, itu coba kamu liat si ceweknya, deh. Ampun, ngakak banget."
Tak ada tanggapan, Tania tertarik untuk melirik. Ah, bagaimana bisa Ian menimpali, bahkan mengomentari film jika lelaki itu sibuk dengan ponselnya? Diperhatikannya sejenak sang kekasih yang tengah mengetikkan sesuatu, Tania spontan tersenyum. Berniat menegurnya kembali, gadis itu sengaja memanggil lagi. "Ian?"
"Eh, iya, cowoknya kabur, ya, tadi!" balas Ian asal.
Tak heran, jawaban sembarang dari Ian mengundang tawa Tania. "Ini lagi adegan cewek sama cewek, Ian ..., belum ada si cowoknya." Beralih menekan tombol pause, Tania hendak mengusulkan sesuatu yang lebih baik. "Ya, udah, kayaknya kita nontonnya lain kali aja, ya."
"Eh, kok, gitu, Tan? Dilanjut aja nontonnya, nggak papa."
Tersenyum kecil, Tania berusaha menerangkan. "Ian ..., kalau kamu memang ada urusan, beresin aja dulu urusannya. Atau, kalau kamu ada kerjaan, lebih baik dituntasin dulu ... daripada kamu nggak fokus, kan?"
Ian menatapnya penuh sesal, Tania tersenyum menenangkan. "Udah, nggak papa, nggak usah dipikirin. Nonton, tuh, masih bisa lain waktu, Ian. Setelah kerjaan kamu selesai, jangan lupa istirahat, ya."
Beralih menutup laptop, Tania sengaja meminta izin pada Ian untuk melakukan pekerjaannya juga agar lelaki itu tak merasa terbebani karena menganggap dirinya yang telah membatalkan acara menonton mereka. "Kalau gitu, aku mau ke belakang dulu ..., mau meriksa persediaan buat barang dagangan aku."
***
"Suamiku, apa sudah ada kabar lebih lanjut dari Pak Herman tentang perjodohan ini? Ian pasti senang kalau tau dia akan dijodohkan dengan Clara. Ah, aku sudah tidak sabar ingin memberikan kejutan ini," ucap Liana, antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Sandaranmu ✔️ [END]
RomanceSiapa yang tak membenci pengkhianatan? Lima tahun yang berujung duka nyatanya mengundang dendam. Memilih 'terlahir kembali' sebagai playboy, Drian menikmati kesehariannya dalam mencari mangsa. Sampai suatu hari, rasa segan untuk mendekat tiba-tiba m...