🪐 55 • Rutinitas Baru 🪐

58 3 0
                                    

"Makasih, Ian," ucap Tania pelan, tersenyum tulus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makasih, Ian," ucap Tania pelan, tersenyum tulus.

"Harusnya aku yang bilang kayak gitu." Ian menatap sang gadis penuh arti. "Makasih karena kamu mau menerima kelebihan dan kekurangan aku, termasuk semua masa lalu aku."

Sayang sekali, kontak mata keduanya harus terputus karena kehadiran seorang pelayan yang membawa nampan, hendak mengantarkan pesanan. "Permisi." Perlahan, diletakannya semangkuk yamin manis pangsit dengan bakso sebagai pelengkapnya dalam kuah terpisah, tak lupa dengan sambal sebagai komponen penting yang tak boleh tertinggal. Kemudian, disusul dengan jus mangga  sebagai pendamping.

(Picture by masakapahariini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Picture by masakapahariini.com)

(Picture by sweetrip

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Picture by sweetrip.id)

Setelah sang pelayan pamit undur diri, Tania lekas menggeser hidangan paket lengkap tersebut ke arah sang kekasih. "Selamat menikmati, Tuan," ucapnya mempersilakan, diiringi candaan.

"Loh? Itu, kan, makanan kamu. Kenapa dikasih ke aku?" tanya Ian heran.

"Sengaja," balas Tania santai, "soalnya kamu belum makan dari tadi."

"Jadi, kamu pesen makan buat ... aku?" Ian menunjuk dirinya sendiri.

Mendapat anggukan pasti dari Tania, Ian kembali angkat bicara. "Terus, kamu nggak makan, gitu?"

Aku Sandaranmu ✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang