Universitas Hariku mendadak digemparkan oleh kehadiran seorang gadis cantik berpotongan rambut half curl dalam balutan gaun putih bermotif floral yang dilengkapi dengan lengan balon. Para lelaki yang semula berniat melakukan pendekatan, perlahan mulai mundur teratur ketika gadis itu membawa nama sang pangeran kampus. Tak ayal, banyak mahasiswa yang melapor.
(Picture by Pinterest)
Bak virus yang cepat menyebar, nyatanya berita penting tersebut juga berhasil sampai ke telinga Ian dalam waktu singkat. Penasaran, ia sengaja memboyong kawan-kawannya ikut serta menuju taman belakang gedung FEB. Menurut informasi terakhir, gadis yang banyak menarik perhatian itu sudah menunggunya di sana.
Tak butuh waktu lama untuk tiba di tempat, Ian refleks mengerutkan dahi kala pertama kali melihat sosok yang menjadi bahan pembahasan hampir seluruh warga kampus. Posisi sang gadis yang membelakangi Ian memang agak menyulitkannya dalam hal mengenali. Namun, pada saat objek yang diamati tiba-tiba menoleh, pada saat itu pulalah waktu seakan-akan berhenti bergerak.
Deg. Napasnya tercekat. Nggak ..., nggak mungkin! Kenapa dia kembali? Kenapa dia bisa ada di sini? batinnya gelisah. Luka lamanya kembali terbuka, dada Ian terasa sesak. Menatap nanar pada wajah yang kini menyapanya semringah, lelaki itu refleks menggeleng pelan. Meteor jatuh sekalipun ada prediksinya, tetapi untuk yang kali ini sungguh di luar kendali Ian.
"Clara," gumam Ian. Layaknya seusai menelan pil pahit, akhirnya lelaki itu mampu mengucapkan nama orang yang menorehkan luka dalam di hatinya, meskipun dengan susah payah.
Tentu saja, gumaman itu terdengar jelas di telinga Tania, mengingat posisinya pun berada di samping Ian. Ya, gadis itu sadar betul bahwa masa lalu sang kekasih telah kembali. Mematung, Tania tak sanggup berkata-kata. Berbagai asumsi mulai berkeliaran di kepala, entah mengapa rasanya gelisah. Namun, lamunannya harus pecah akibat Ian yang tiba-tiba mengeratkan genggaman tangan mereka. Tampaknya Ian sangat membutuhkan kekuatan saat ini.
"Ian?" Dengan raut penuh harap, Clara lekas berlari guna menjangkau sang pujaan hati. "Ian, aku kangen sama kamu!" Grep. Gadis itu melingkarkan tangannya di balik punggung Ian, melepas rindu yang sudah memuncak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Sandaranmu ✔️ [END]
RomanceSiapa yang tak membenci pengkhianatan? Lima tahun yang berujung duka nyatanya mengundang dendam. Memilih 'terlahir kembali' sebagai playboy, Drian menikmati kesehariannya dalam mencari mangsa. Sampai suatu hari, rasa segan untuk mendekat tiba-tiba m...