Bab 4 : Seorang Pangeran

746 27 0
                                    

Saat cahaya itu memudar, Aine Peri merasakan tubuhnya lelah dan lemas. Ia menyadari bahwa seperempat dari kekuatannya telah terserap oleh bayi kecil itu. Setelah beberapa saat, ketika tubuhnya mulai membaik, ia berdiri perlahan dan mendengar keributan samar-samar di luar istana.

"Aine, apa kau... apa kau baik-baik saja?" tanya Aurora dengan nada khawatir.

"Ya, aku baik-baik saja," jawab Aine dengan suara pelan. "Tapi, sepertinya kejadian tadi memicu keributan di antara para peri."

"Aurora, bisakah kau membantuku menjelaskan kejadian ini kepada mereka?" lanjut Aine, mencoba tetap tenang.

"Baik, Ratu. Aku akan pergi sekarang," jawab Aurora dengan sopan, lalu membungkuk sebelum meninggalkan ruangan.

Aurora segera menuju ke luar istana, tempat para peri sudah berkumpul, tampak bingung dan gelisah. Di antara kerumunan itu, Psyche Peri terlihat berusaha menenangkan mereka. Dengan kemampuan pengendalian pikiran yang juga membuatnya mampu menenangkan suasana, Psyche berhasil meredam keributan yang terjadi.

"Psyche, ayo ikut aku ke tempat Aine Peri. Ada sesuatu yang ingin kubicarakan," ajak Aurora.

"Hee... aku sebenarnya masih ada pekerjaan, sih. Tapi sepertinya Mecha Peri bisa mengatasinya. Jadi, ayo kita pergi," jawab Psyche sambil tersenyum.

Mereka pun berjalan bersama ke kantor Aine, sambil Aurora menceritakan penemuan bayi manusia itu kepada Psyche.

🌻

Sementara itu, di ruang kerja Aine Peri, ia tengah menggendong bayi tersebut dengan hati-hati. Matanya memandangi bayi itu dengan penuh perhatian, tanpa menyadari bahwa dari jauh, seseorang atau sesuatu sedang mengawasinya melalui bulir-bulir mutiara misterius yang entah berasal dari mana.

Tak lama kemudian, Aurora dan Psyche tiba. Aurora langsung terkejut melihat bayi laki-laki kecil yang imut sedang berada di pelukan Aine.

"Wah, wah! Siapa ini? Lucunyaaa! Apa namanya?" tanya Psyche sambil mencubit pipi bayi itu dengan lembut.

"Aku belum memikirkan namanya," jawab Aurora sambil menatap Aine. "Apa kau punya saran nama yang bagus, Aine?"

"Hmm... nama, ya? Ah, bagaimana kalau Aldrick? Kurasa itu cocok untuknya," kata Aine sambil tersenyum.

"Aldrick? Wah, nama yang sangat indah! Aku setuju!" seru Aurora dengan antusias.

"Ya, aku juga setuju. Nama itu terdengar tampan, seperti wajah bayi ini," tambah Psyche sambil tersenyum lebar.

"Jadi, kau mengizinkan bayi ini tinggal di alam peri, kan, Aine?" tanya Aurora dengan penuh harap.

"Ya," jawab Aine sambil mengangguk pelan. "Kurasa dia akan membawa manfaat besar suatu hari nanti. Tapi kau harus mengurusnya dengan baik, Aurora."

"Aku akan membantu Aurora Peri mengurus bayi ini," usul Psyche dengan penuh semangat.

"Ya, ayo kita urus bersama-sama!" ujar Aurora dengan wajah sumringah, senang bahwa bayi ini kini menjadi bagian dari alam peri.

Fairy Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang