Pagi hari tiba, namun suasana di istana peri terasa berbeda. Udara pagi yang biasanya hangat berubah dingin membekukan tanpa alasan yang jelas.
"Mengapa pagi ini dingin sekali? Ini bukan musim dingin," gumam Aine sambil menggosok kedua telapak tangannya untuk menghangatkan diri.
Tak lama kemudian, Aorora dan Psyche masuk ke ruangannya dengan tergesa-gesa.
"Mohon maaf, Aine. Kami ingin melaporkan sesuatu yang mendesak. Ini benar-benar gawat," kata Psyche dengan nada serius.
"Tumbuhan, hewan, bahkan para peri mendadak jatuh sakit karena perubahan suhu yang sangat drastis hari ini," tambah Aorora.
"Kami sudah mencoba menyembuhkan mereka, tapi mereka butuh waktu untuk pulih sepenuhnya. Kalau kita tidak segera mencari penyebab suhu dingin ini, magical fairy berisiko membeku!" lanjut Psyche dengan wajah penuh kekhawatiran.
Sebelum Aine sempat merespons, pintu ruangannya tiba-tiba didobrak dengan keras. Dua anak kecil muncul, bertengkar hebat sambil menggunakan kekuatan sihir mereka.
"KAMU ITU, ALDRICK! KAU HANYA PENGGANGGU! PERGI SAJA KE DUNIA MANUSIA!" teriak seorang anak perempuan sambil menyerang Aldrick dengan sihir es yang kuat.
"Apa maksudmu, hah?! Jelas-jelas kamu yang menyerangku lebih dulu! Kamu mendobrak pintu kamarku tanpa izin!" balas Aldrick sambil menangkis serangan es itu dengan kekuatan anginnya. Pertarungan sengit mereka membuat serpihan es beterbangan ke segala arah, menciptakan suasana kacau di ruangan itu.
Aine hanya bisa menghela napas panjang sambil menempelkan tangan di dahinya. "Rupanya mereka penyebab suhu dingin ini," pikirnya lelah.
"Siapa anak perempuan itu?" tanya Aorora kebingungan.
"Psyche, kendalikan pikiran mereka agar berhenti bertengkar!" perintah Aine tegas.
Psyche langsung melaksanakan perintahnya. "Mind Control!" serunya sambil mengarahkan kekuatan pengendali pikiran pada kedua anak itu.
Namun, sebelum efeknya bekerja, sebuah serangan es dari anak perempuan itu berhasil menghantam perut Aldrick dengan keras, membuatnya terpental jauh hingga menabrak dinding.
"Apa? Kenapa dia tidak terpengaruh? Siapa sebenarnya anak ini?" batin Psyche terkejut.
"ALDRICK!" teriak Aorora panik sambil berlari menghampiri anak itu.
🌻
POV Aldrick
'Sihir macam apa ini? Terasa berat sekali menahannya'"Mind Control," ucap psyche membuat tubuh aldrick tidak bisa bergerak
BUUMM!
'Akhh... tubuhku... terasa sakit. Darahku keluar banyak. Serangannya begitu kuat. Kenapa aku terlempar sejauh ini? Bahkan sihir pengendalian Psyche tidak berhasil menghentikannya...
Hah... pandanganku mulai kabur. Apa ini akhir hidupku? Padahal aku masih ingin merasakan kasih sayang mereka... Ibu...' lirih aldrick
POV endSesampainya di sisi Aldrick, Aorora langsung memeluknya dengan air mata yang membasahi pipinya.
"Aldrick... bangun, nak... tolong bangun..." Aorora memohon sambil mencoba menggunakan kekuatan penyembuhannya.
"Al... Aldrick... hey, Al...," Psyche ikut terisak, melihat kondisi Aldrick yang begitu lemah.
Di sisi lain ruangan, Aine memperhatikan anak perempuan itu dengan tatapan tajam. Senyum sinis yang terukir di wajah anak itu membuat Aine semakin yakin ada sesuatu yang tidak beres.
"Anak ini..." gumam Aine sambil menggertakkan gigi.
"Aorora, Psyche, bawa Aldrick ke kamarnya sekarang. Aorora, jangan larut dalam kesedihan. Temukan cara untuk menyadarkan Aldrick. Aku akan mengurus anak ini sendiri," kata Aine tegas.
"Baik, Aine. Kami akan segera pergi," jawab Aorora sambil mengangguk. Psyche membantu membawa Aldrick keluar, meninggalkan Aine sendirian dengan anak perempuan misterius itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/325751906-288-k935172.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy Queen
FantasyAku, seorang anak dari Dewa Kehidupan, harus menjalani reinkarnasi ke Alam Peri dan hidup sebagai seorang putri di sana. "Hah... pasti merepotkan," ujarku dengan nada malas. Bagaimana kelanjutan hidup anak Dewa Kehidupan ini? Apa yang membuatnya sel...