Bab 71 : Pulang

44 4 0
                                    

"Uwahh, akhirnya selesai juga!" seru Fay dengan napas lega.

"Semua area sudah diamankan, tidak ada lagi monster," lapor salah satu prajurit pasukan Fay.

"Bagus! Ayo kita berkumpul dengan pasukan lain."

"Baik, Komandan!" jawab para prajurit serentak.

Di sisi lain, Lin tengah berdiri di tengah pasukannya. "Semua sisi sudah diamankan. Tidak ada lagi monster. Ayo kita pulang," ajaknya tegas.

"Aku ikut, ya," sahut Kai tiba-tiba, mengejutkan Lin dan Fay.

"Bagaimana dengan rakyatmu?" tanya Fay, curiga.

"Bangunan dan rumah-rumah di wilayah para Kitsune tidak mengalami kerusakan parah. Jadi, aku tidak terlalu khawatir. Lagi pula, ada adikku di sana untuk berjaga, jadi tidak masalah kalau aku pergi sebentar," jawab Kai santai.

"Kau ini terlalu sering membebani adikmu. Kalau Kalisa tahu, dia pasti akan mengomel padamu," sindir Lin.

"Sebentar saja, tolong ya," pinta Kai dengan nada memohon.

Lin mendesah. "Huft, baiklah. Tapi jangan merepotkan."

"Yay!"

🦊🦇❄️

Di depan istana vampir, Banny sudah menunggu kepulangan mereka di dekat portal. Saat portal itu bersinar, sosok Kai langsung berlari keluar, diikuti Lin dan Fay bersama pasukannya.

"BANNYY!" teriak Kai, langsung memeluk Banny dengan erat.

"Pergi kau, Kai!" seru Lin sambil mendekat dan menarik tubuh Kai menjauh.

"Diam kau, Lin! Lepaskan Banny!" protes Kai, tak mau kalah.

Lin langsung menarik Banny ke pelukannya, sementara Kai terdorong mundur. "Banny tidak butuh pelukanmu!"

"Apa maksudmu, Lin?" bentak Kai, tak terima.

Sikap keduanya membuat Fay dan para pasukan peri geram. "Kalian berdua, lepaskan ratu kami sekarang!" seru Fay dengan nada marah, didukung tatapan tajam para prajurit.

Kai dan Lin, merasa terancam, langsung melepaskan Banny. "O-oke..."

Fay dan para pasukan peri segera berlutut di hadapan Banny. "Ratu, kami telah menjalankan tugas kami. Mohon pengampunan jika ada kekurangan," ucap Fay penuh hormat.

Banny tersenyum lembut. "Kalian semua sudah bekerja keras. Terima kasih," ucapnya, disertai semburat cahaya lembut yang memancar dari tubuhnya. Luka-luka di tubuh Fay, Lin, Kai, dan para prajurit pun sembuh seketika.

"Terima kasih, Ratu Peri," ucap mereka serempak, penuh rasa syukur.

Angel yang berdiri di samping Banny tersenyum bangga melihat kemurahan hati adiknya.

"Ayo kita pulang," ajak Banny pada Fay, Angel, dan pasukannya.

Namun, Kai dan Lin serentak memprotes. "Nanti dulu!"

"Ayo main ke tempatku dulu," kata Kai sambil menarik tangan kanan Banny.

"Tidak! Lebih baik kau makan dulu di sini," sanggah Lin, menarik tangan kiri Banny.

Banny hanya bisa menghela napas dalam hati. "Aku hanya ingin istirahat," pikirnya lelah.

Tiba-tiba, tubuh Banny menghilang, meninggalkan jejak butiran mutiara kecil yang perlahan memudar.

"Ini semua salahmu, Kai!" bentak Lin, kesal.

"Tidak, ini salahmu, Lin!" balas Kai, memulai perdebatan sengit.

Fay mendesah, sudah lelah menghadapi drama mereka. "Sudahlah, ayo kita pulang saja," ujarnya sembari membuka portal menuju alam peri.

Fairy Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang