Di Tempat Tarisha
Tok, tok, tok!
Seseorang mengetuk pintu kamar Tarisha yang sebelumnya disegel.
"Dewi, segel di kamarmu sudah dihilangkan oleh Dewa. Kau kini diizinkan keluar," ucap suara dari balik pintu.
"Kau diperintahkan segera menghadap Dewa dan Dewi di aula," lanjutnya.
"Baiklah," jawab Tarisha singkat, lalu bersiap menuju aula untuk menemui ayah dan ibunya.
☔️
Di Aula
"Salam, Ayah, Ibu," sapa Tarisha sambil menundukkan kepala dengan hormat.
"Tarisha, aku telah membebaskanmu dari hukuman. Kuharap kau belajar dari kesalahanmu dan tidak mengulanginya lagi," ujar sang Dewa Hujan, ayah Tarisha, dengan suara tegas namun penuh harapan.
"Gunakan kekuatanmu untuk hal-hal baik, Nak, jangan sampai kau menyalahgunakannya lagi," tambah ibunya dengan lembut.
"Baik, Ayah, Ibu," jawab Tarisha dengan nada penuh tekad, lalu ia berpamitan dan meninggalkan aula.
☔
Setelah bertemu orang tuanya, Tarisha kembali ke kamarnya. Ia duduk di tepi ranjang, termenung.
"Ngapain ya sekarang?" gumamnya pelan, kebingungan mencari kegiatan.
Tiba-tiba, sebuah ide melintas di benaknya. "Ah, ada satu tempat yang ingin aku kunjungi," ucapnya penuh antusias.
Namun, wajahnya berubah ragu sejenak. "Tapi... masuk ke sana kan tidak mudah. Bagaimana caranya ya?"
Ia berpikir keras hingga akhirnya mengingat sesuatu. "Tunggu... Dewa dan Dewi di sana kan sudah bereinkarnasi. Kalau begitu, penjagaannya pasti tidak seketat dulu!"
Senyum tipis menghiasi wajahnya. "Baiklah, aku akan pergi ke sana," tekadnya bulat.
Dengan gerakan tangan yang anggun, Tarisha membuka sebuah portal bercahaya yang langsung mengarah ke dimensi itu.
"Aku akan mencari kebenaran tentang ucapanmu, Azura," bisiknya penuh keyakinan.
.
.
.
'Di dimensi kehidupan'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy Queen
FantasyAku, seorang anak dari Dewa Kehidupan, harus menjalani reinkarnasi ke Alam Peri dan hidup sebagai seorang putri di sana. "Hah... pasti merepotkan," ujarku dengan nada malas. Bagaimana kelanjutan hidup anak Dewa Kehidupan ini? Apa yang membuatnya sel...