Hari itu kegiatan belajar berlangsung dengan cepat, hingga akhirnya bel pulang berbunyi.
"Michael, aku akan langsung ke asrama untuk merawat Vo," ucap Vidi sambil merapikan barang-barangnya.
"Ah, iya. Silakan duluan, aku akan pulang nanti," jawab Michael, masih duduk di bangkunya dengan pandangan kosong, melamun.
"Oke, aku duluan ya. Dah!"
Sekarang, di kelas hanya tersisa Michael sendiri. Ia terus bertarung dengan pikirannya.
'Apa yang harus aku lakukan? Aku tahu betul kondisi Azura sekarang sedang sekarat. Jika Ayah tiba-tiba memberikan tugas itu, aku akan menolaknya, tapi bagaimana jika Ayah sendiri yang menjemputnya?' pikir Michael semakin dalam, membuat dirinya semakin depresi.
"Haruskah aku pergi ke tempat Dewa dan Dewi Kehidupan untuk meminta bantuan kepada mereka?" gumam Michael bimbang, matanya kosong menatap meja.
"Tidak, tidak. Itu bukan ide yang bagus. Jika aku pergi ke sana, aku harus menunggu reinkarnasi berikutnya untuk bisa bertemu Azura lagi," gumamnya pelan, pikirannya semakin kacau.
Michael terus meracau tanpa henti, hingga malam tiba tanpa ia sadari. Ia sudah melamun selama berjam-jam di dalam kelas yang kosong.
"Ah, sudah malam rupanya. Sebelum aku pulang ke asrama, lebih baik aku melihat kondisi Azura sebentar," ujarnya setelah menarik napas panjang, mencoba menenangkan pikirannya.
❄️🪶
Michael berjalan menuju ruang kesehatan. Namun, sesampainya di sana, ia merasakan adanya dinding pelindung yang melindungi ruangan itu, membuatnya tidak bisa masuk. Michael hanya bisa mengintip sedikit melalui celah.
"Para Peri Tingkat Atas... dan itu... Bukankah itu Kakak Banny Peri? Seharusnya dia berada di dunia manusia," pikir Michael heran.
"Yah, setidaknya sekarang ada kakaknya di sini. Lebih baik aku pulang ke asrama," ujarnya, sedikit merasa tenang melihat kehadiran para peri dan Aldrick.
Di Asrama
Sesampainya di asrama, Michael langsung menuju kasurnya. Ia merebahkan diri dengan tubuh yang terasa berat.
"Tuan Putri di mana?" tanya Vo, yang kini sudah pulih dari demamnya.
"Hari ini ada kabar baik dan kabar buruk," ucap Michael perlahan. "Kabar baiknya, dugaan kita benar. Banny Peri palsu itu ternyata adalah dalang dari Dewi Hujan, Tarisha. Aku berhasil menyingkirkan dia dan membawa Banny keluar dari dimensinya."
"Syukurlah kau sudah mengungkap pelaku di balik semua ini," kata Vidi lega.
"Lalu, di mana Tuan Putri sekarang?" tanya Vo penuh harap.
Michael terdiam sejenak, mengumpulkan keberanian untuk berbicara.
"Kabar buruknya... Banny Peri sekarang dalam kondisi kritis. Dia ditindas habis-habisan oleh Tarisha di dimensinya sampai akhirnya dia..." Suara Michael pecah, air matanya mulai mengalir. Ia tidak mampu melanjutkan kata-katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy Queen
FantasyAku, seorang anak dari Dewa Kehidupan, harus menjalani reinkarnasi ke Alam Peri dan hidup sebagai seorang putri di sana. "Hah... pasti merepotkan," ujarku dengan nada malas. Bagaimana kelanjutan hidup anak Dewa Kehidupan ini? Apa yang membuatnya sel...