Bab 46 : Permainan Sudah Selesai

80 5 0
                                    

Di Rooftop

Sesampainya di rooftop, Michael segera mengunci pintu dan menciptakan perisai penghalang di sekelilingnya. Tanpa membuang waktu, ia memojokkan Banny palsu itu ke dinding, menghalangi semua gerak-geriknya.

"Michael," panggilnya dengan nada lembut, wajahnya berpura-pura tersipu malu.

"Tutuplah matamu," perintah Michael tegas. Tanpa curiga, Banny palsu langsung menuruti.

GREPP

"Uhuk!" Michael dengan cepat mencengkeram lehernya, menatapnya dengan penuh amarah.

"Permainanmu sudah selesai, Tarisha. Aku tahu siapa dirimu. Sekarang aku akan membunuhmu," ucap Michael dengan nada penuh tekanan.

"Memangnya kau bisa membunuhku? Kalau aku bilang Azura sedang kusiksa di dimensiku, apa kau masih akan melakukannya?" ancam Tarisha dengan senyum licik, membuat amarah Michael semakin memuncak.

"Kalau begitu, aku tidak perlu membunuhmu. Aku cukup menyiksamu hingga kau pingsan."

"Haha! Kalau kau menyiksaku, Azura juga akan merasakan sakit yang sama," jawab Tarisha sambil tertawa puas.

"Kurang ajar kau!" teriak Michael, mempererat cekikannya.

"Uhuk... uhuk... Kalau kau terus melakukannya, Azura bisa cepat mati di dalam sana," ujar Tarisha dengan nada penuh kemenangan.

DAKK

Michael menghentikan semuanya dengan satu pukulan keras di tengkuk Tarisha, membuatnya pingsan seketika.

"Azura, aku akan menyelamatkanmu," gumam Michael. Dengan tekad kuat, ia memaksakan diri untuk membuka portal menuju dimensi Tarisha.

❄️🪶⛈️

Setelah mengeluarkan energi besar, Michael akhirnya berhasil masuk ke dimensi gelap itu. Matanya langsung tertuju pada sosok Azura—terikat di tiang, tubuhnya lunglai, energinya terus disedot tanpa henti.

"AZURA!" teriak Michael, berlari ke arahnya. Namun, Azura tetap tak sadarkan diri.

"Oh, akhirnya kau datang juga, Michael," suara Tarisha menyapa, muncul dari balik kegelapan.

"Lepaskan Azura!" Michael berteriak, emosi memuncak.

"Oh, tentu saja...," jawab Tarisha sambil mengangkat tangannya.

CTAR! CTARR!

Petir besar menyambar tubuh Azura, membuat Michael semakin marah.

"KAU MEMANG BENAR-BENAR MAU MATI, YA?!" teriak Michael dengan penuh amarah.

"Kau tahu, kan? Kekuatan sihirmu tak berguna di dimensiku. Kalau kau mati di sini, kau tak akan bisa kembali atau bereinkarnasi lagi," ujar Tarisha penuh percaya diri.

"Aku tahu. Tapi aku tak butuh sihir untuk menghabisimu. Tanganku cukup," jawab Michael dingin.

Mereka pun bertarung sengit selama 15 menit. Sementara itu, Azura perlahan mulai siuman.

'Tubuhku... rasanya mati rasa...,' pikir Azura lemah.

"Micha," panggilnya pelan, suaranya hampir tak terdengar di tengah pertarungan.

"Micha... berhenti... tolong berhenti," ujar Azura lagi, tapi suara lemahnya tak sampai ke telinga Michael yang terlalu fokus melawan Tarisha.

"Kau tahu, Michael? Aku sudah menyukaimu sejak kecil. Ketika kudengar kau dijodohkan dengan si Azura itu, hatiku hancur. Aku cemburu! Rasa sakitku membuatku gila hingga aku ingin melenyapkannya dari dunia ini!" seru Tarisha di sela-sela pertarungan.

"Berisik!" balas Michael singkat, tanpa sedikit pun memperhatikan ucapannya.

BUKK!

Michael berhasil menemukan kesempatan untuk menyerang titik yang tidak terlindungi oleh Tarisha, hingga membuatnya terjatuh lemah.

"Kalau saja kau tak melakukan hal ini, mungkin kita masih bisa menjadi teman seperti dulu. Tapi perbuatanmu sudah melewati batas, Tarisha," ucap Michael dengan nada kecewa, sebelum Tarisha akhirnya kehilangan kesadaran.

"Micha," panggil Azura lagi.

Kali ini, Michael mendengar. Ia berlari ke arahnya, memeluk tubuh lemah Azura.

"Azura!"

"Jangan panggil aku Azura, bodoh! Sekarang namaku Banny Peri. Ingat itu!" protes Azura dengan nada lemah.

"Hahaha! Aku merindukan omelanmu ini," balas Michael, senyumnya merekah.

CTARRR!

"TIDAAAK!" teriak Michael saat petir besar tiba-tiba menyambar Azura, membuatnya kembali kehilangan kesadaran.

Sial! Rupanya Tarisha sudah menyiapkan awan hitam sebelum dia pingsan, pikir Michael, panik.

"Azura, bertahanlah! Kumohon, bertahanlah! Aku akan membawa kita keluar dari sini!" ujar Michael, langsung menggendong Azura dan berusaha keluar dari dimensi gelap itu.

Fairy Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang