Sesampainya di depan kamar Banny, Aldrick langsung mengetuk pintu dengan keras. Namun, meskipun sudah beberapa kali diketuk, tidak ada jawaban sama sekali dari dalam kamar.
"Sebenarnya selama tiga tahun ini dia tidur seperti apa sih? Masa kugedor-gedor pintu begini dia masih tidak bangun," gerutu Aldrick kesal.
Ia memutuskan untuk menggunakan sihir untuk memeriksa kondisi kamar. Dengan cepat, ia mengaktifkan kekuatannya dan melihat isi kamar Banny. Namun, yang terlihat hanya kamar kosong tanpa siapa pun di dalamnya.
"Sebenarnya ke mana dia pergi?" gumam Aldrick bingung.
Ia mempertimbangkan untuk bertanya pada para peri, tetapi mereka mungkin sedang sibuk memantau urusan masing-masing.
"Yah, sebaiknya aku tanyakan saja pada Ibu di tempat para peri tanaman. Mungkin dia tahu," putus Aldrick.
Di Tempat Aurora
"Wah, lihat siapa yang datang ke sini!" seru salah satu peri tanaman ketika melihat Aldrick mendekat.
"Kau tambah tinggi sekarang!" tambah peri lainnya.
"Dan tampan juga! Apa kau mau menikahi anak perempuanku, Pangeran Aldrick?" candanya dengan nada sok akrab.
Aldrick hanya bisa tersenyum canggung ketika dikerubungi para peri tanaman. Situasi baru terkontrol ketika Aurora menyadari kehadiran anak angkatnya.
"Aldrick, ada apa kau datang ke sini? Apakah ada yang kau butuhkan?" tanya Aurora sambil mendekatinya.
"Tidak, Ibu. Aku hanya ingin menanyakan sesuatu," jawab Aldrick.
"Oh? Apa itu?" tanya Aurora santai.
"Banny tidak ada di kamarnya. Dia tidak sedang tidur. Apa Ibu tahu ke mana dia pergi?" Aldrick bertanya dengan nada khawatir.
"Banny? Siapa itu?" gumam salah satu peri tanaman dengan bingung.
"Apa ada peri baru di istana?"
"Sejak kapan dia tinggal di sini?"
"Apa dia tunangan Pangeran Aldrick?" spekulasi para peri tanaman mulai beredar, membuat suasana semakin gaduh.
'Ini tidak baik,' pikir Aurora dengan khawatir.
"Aldrick, ayo kita bicara di kantor," bisik Aurora sambil menarik lengan Aldrick. Memahami situasinya, Aldrick langsung mengikuti Aurora tanpa protes.
Di Kantor Aurora
"Aldrick, Ibu tidak punya kemampuan memanipulasi ingatan seperti Psyche Peri. Namun, jika kita pergi meminta bantuan Psyche, itu hanya akan memakan waktu dan risiko tersebarnya informasi tentang Banny semakin besar. Kau harus melakukannya sendiri," ujar Aurora tegas.
"Maksud Ibu, aku?" tanya Aldrick ragu.
"Ya. Kau memiliki sebagian kekuatan Psyche. Gunakan itu untuk menghapus ingatan para peri tadi. Lakukan segera sebelum masalah ini menjadi lebih besar," perintah Aurora.
"Baik, Ibu. Aku akan mengusahakannya," jawab Aldrick dengan mantap.
Mereka kembali keluar dari kantor dan mengumpulkan semua peri tanaman di sana.
"Peri-peri, berkumpullah sebentar. Pangeran Aldrick ingin menyampaikan sesuatu," ujar Aurora dengan nada tenang.
Para peri pun berkumpul, memperhatikan Aldrick dengan penuh rasa ingin tahu.
"Baiklah, dengarkan aku baik-baik," ucap Aldrick sambil mengatur napasnya.
"Clear Memory!" serunya lantang.
Sejenak, keheningan meliputi mereka.
"Apa itu berhasil?" pikir Aldrick cemas.
Para peri saling memandang bingung.
"Hm? Kenapa kita semua berkumpul di sini?" tanya salah satu peri.
"Ah, lihat! Ada Pangeran Aldrick. Ayo beri salam!" seru yang lainnya.
Serentak, mereka berlutut di hadapan Aldrick sambil memberikan penghormatan.
Aurora menghela napas lega. "Huft, syukurlah berhasil."
Setelah itu, para peri kembali ke aktivitas masing-masing tanpa menyadari apa yang baru saja terjadi.
🌻
Kembali ke Kantor Aurora
Di dalam kantor, Aurora melanjutkan pembicaraan dengan Aldrick.
"Jadi, kau ke sini hanya untuk menanyakan keberadaan Banny? Hampir saja kau membahayakan dirinya sendiri, tahu," ujar Aurora tegas.
"Maaf, Ibu. Aku terlalu khawatir padanya. Aku hanya ingin memastikan dia baik-baik saja," Aldrick menunduk, merasa bersalah.
"Ibu sendiri juga tidak tahu ke mana dia pergi. Biasanya, setelah sarapan, dia menghilang entah ke mana. Kami terlalu sibuk dengan urusan masing-masing, jadi tidak bisa selalu mengawasi Banny," jelas Aurora.
Aldrick menghela napas panjang. "Aku benar-benar berharap bisa lebih mengenalnya."
"Sebaiknya kau kembali saja ke istana, atau kalau mau, kau bisa melihat-lihat keadaan para peri di sekitar sini dulu," saran Aurora.
"Tadinya aku berharap bisa bertemu Banny sekarang," rajuk Aldrick.
"Sudahlah. Nanti saat makan malam, dia pasti kembali," ujar Aurora sambil tersenyum lembut.
"Hah... baiklah, Ibu," jawab Aldrick, menyerah.
Aldrick pun kembali ke istana tanpa mendapatkan informasi apa pun tentang keberadaan Banny.
![](https://img.wattpad.com/cover/325751906-288-k935172.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy Queen
FantasyAku, seorang anak dari Dewa Kehidupan, harus menjalani reinkarnasi ke Alam Peri dan hidup sebagai seorang putri di sana. "Hah... pasti merepotkan," ujarku dengan nada malas. Bagaimana kelanjutan hidup anak Dewa Kehidupan ini? Apa yang membuatnya sel...