Bab 17 : Dimaafkan?

195 9 0
                                    

Banny Peri POV
'Aku berdiri di depan pintu kantor Aine. Aku yakin para peri yang lain juga ada di dalam. Namun, langkahku terasa berat. Aku ragu... aku takut. Bagaimana jika mereka tidak menerimaku? Bagaimana jika mereka mengingat kejadian lima tahun lalu, saat aku hampir membuat Aldrick meninggal? Aku benar-benar takut... sangat takut'

Pikiran itu buyar ketika aku merasakan sentuhan lembut di pundakku. Trinly ada di sana, menatapku dengan senyuman menenangkan.

"Ayo," katanya lembut, menyemangatiku.

"Umm..." Aku hanya mengangguk pelan.

POV END

Dengan napas yang masih ragu, Banny mengetuk pintu kantor Aine.

"Ya, masuklah," jawab suara lembut Aine dari dalam.

Perlahan, Banny membuka pintu dan masuk dengan wajah tertunduk.

"Banny!" Para peri di dalam ruangan terkejut melihat siapa yang datang.

Aorora segera melangkah mendekatinya, mengeluarkan banyak vitamin dan obat herbal dengan sihirnya.

"Apa kau baik-baik saja? Kau butuh vitamin? Atau mungkin sesuatu yang lain? Katakan saja," tanya Aorora penuh kekhawatiran.

Psyche juga sigap menyusun makanan di meja. "Aku sudah siapkan daging, buah, dan sayur segar. Ini pasti akan membantu memulihkan energimu, Banny," katanya sambil tersenyum.

Sementara itu, Aine mengubah suasana kantornya menjadi ruang makan menggunakan sihir. "Aku akan siapkan tempatnya. Semuanya harus nyaman untukmu," tambahnya.

Banny, yang sejak tadi menunduk, akhirnya berbicara dengan suara kecil, penuh kebingungan.
"Kenapa... kenapa kalian melakukan semua ini untukku? Selama ini aku bersikap tidak baik pada kalian. Tapi... kenapa kalian memperlakukanku seperti ini?"

Aorora mendekat, membelai kepala Banny dengan lembut. "Apa maksudmu, Nak? Setiap hari kami selalu mengkhawatirkanmu. Kami menyayangimu, sama seperti kami menyayangi Aldrick."

"Melihatmu keluar dari kamar saja sudah membuat kami sangat senang," tambah Aine dengan hangat.

"Sudah, sekarang ayo makan!" seru Psyche yang sudah selesai menata makanan.

❄️

Setelah makan-makan selesai Suasana ruangan berubah hening. Para peri duduk santai sambil menikmati ketenangan, hingga suara Banny memecah keheningan.

"Maaf..." katanya pelan, tapi cukup terdengar oleh semua orang.

"Maaf? Untuk apa?" tanya Aorora, mewakili kebingungan semua peri.

"Maafkan aku... karena sikapku yang tidak pantas selama ini. Aku benar-benar menyesal," ucap Banny dengan tulus, masih menunduk.

Aine tersenyum lembut dan berkata, "Kau tidak perlu meminta maaf, Banny. Tidak ada yang salah dengan tindakanmu."

Namun, Banny menatap mereka dengan penuh keraguan. "Bagaimana dengan kejadian lima tahun lalu? Apa kalian benar-benar sudah memaafkanku?" tanyanya dengan suara bergetar.

Aorora tersenyum menenangkan. "Kau sudah menebus kesalahanmu, Banny. Kau ikut membantu memulihkan Aldrick, kan? Jadi, kau tidak perlu merasa bersalah lagi."

Psyche, dengan senyumnya yang cerah, menambahkan, "Tapi, aku punya satu permintaan. Bisakah kau bersikap lebih ramah pada kami?"

Para peri lainnya segera mengangguk setuju.

Banny tersenyum kecil. "Aku akan mengusahakannya," jawabnya pelan tapi pasti.

Aine melihat ke luar jendela dan berkata, "Hari sudah mulai gelap. Kembalilah ke kamarmu dan istirahatlah. Kau butuh tidur yang cukup."

"Baiklah. Terima kasih... sudah memaafkanku. Aku akan kembali ke kamar," ucap Banny sebelum berbalik pergi.

"Selamat malam, Banny," ucap mereka serempak dengan hangat.

"Selamat malam," balas Banny sebelum menutup pintu dengan hati yang terasa lebih ringan.

Fairy Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang