Aku, seorang anak dari Dewa Kehidupan, harus menjalani reinkarnasi ke Alam Peri dan hidup sebagai seorang putri di sana. "Hah... pasti merepotkan," ujarku dengan nada malas.
Bagaimana kelanjutan hidup anak Dewa Kehidupan ini? Apa yang membuatnya sel...
Musim dingin telah tiba. Para peri telah mempersiapkan diri dengan baik, memastikan bahan makanan mereka mencukupi untuk menghadapi musim dingin yang panjang.
Tok tok tok.
Suara ketukan pintu terdengar dari luar kantor Banny.
"Masuklah," ucap Banny. Seorang pria memasuki ruangan.
"Ratu, ada surat dari Bangsa Vampir," kata Fay, menyerahkan surat itu.
Banny menerima surat tersebut dan membacanya dengan cepat. "Invasi monster di Bangsa Vampir," gumamnya.
"Bangsa Vampir meminta bantuan kita. Apa kau siap, Fay?"
"Tentu saja," jawab Fay penuh semangat.
"Siapkan pasukan. Tunggu aku di aula, kita akan berangkat menggunakan portal. Aku harus mengurus beberapa hal terlebih dahulu," ujar Banny. Fay mengangguk, lalu pergi.
Setelah Fay pergi, Banny mengirim pesan singkat kepada kedua kakaknya, Aldrick dan Angel, meminta mereka datang ke kantornya. Tak lama, keduanya tiba.
"Ada apa, Adik?" tanya Aldrick lembut.
"Ada invasi monster di daerah Bangsa Vampir. Aku membutuhkan bantuan kalian berdua," ucap Banny langsung ke pokok pembicaraan.
"Kak Aldrick, aku meminta tolong padamu untuk menjaga Alam Peri selama aku pergi. Kak Angel, aku butuh bantuanmu untuk..."
"Apa yang bisa kubantu untukmu, ratu?" tanya Angel antusias.
"Jangan panggil aku seperti itu, cukup panggil aku Adik saja," protes Banny, lalu melanjutkan, "Aku ingin kau ikut denganku ke Bangsa Vampir."
"Ke Bangsa Vampir?" Angel terlihat ragu.
"Tidak, aku tidak mengizinkannya," Aldrick menolak dengan tegas.
"Kalau kau butuh pendamping, biar aku saja yang menemanimu," lanjutnya.
"Kak, aku tidak akan melibatkan Kak Angel dalam pertempuran. Aku hanya memintanya membantu menyembuhkan korban invasi," jelas Banny.
"Adik benar, Al. Aku tidak tega melihat mereka menderita tanpa pertolongan," bujuk Angel.
Aldrick tampak gelisah. "Kalau begitu, berjanjilah kau akan melindungi istriku."
"Aku tidak bisa memberikan jaminan itu, Kak," kata Banny jujur. "Tapi aku akan menugaskan penjaga terbaik untuk melindunginya."
Aldrick akhirnya memeluk Angel erat, seperti tidak ingin kehilangannya. "Hati-hati," bisiknya.
"Pasti," jawab Angel yakin.
"Ayo, Kak Angel, kita pergi," ajak Banny. "Dan Kak Aldrick, tolong fokus menjaga Alam Peri. Jangan terlalu khawatir."
Di Aula
Fay sudah menyiapkan pasukan. "Ratu, pasukan sudah siap sesuai perintahmu," lapor Fay.
"Baik. Kita berangkat," kata Banny.
Ia membuka portal, dan satu per satu mereka memasuki portal tersebut. Beberapa detik kemudian, mereka tiba di wilayah Bangsa Vampir yang telah dilanda kekacauan. Mayat para vampir berserakan di sepanjang jalan, membuat suasana semakin mencekam.
"BANNY!" terdengar suara seseorang memanggil Banny.
Banny menoleh. "Lin," katanya, mengenali suara itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lin, seorang vampir yang akrab dengan Banny sejak penobatan, berlari mendekat. "Kau akhirnya datang juga. Kami sudah menunggumu sejak tadi! Kami kekurangan pasukan!" katanya sambil mencubit pipi Banny.
"Maaf, aku terlambat," ujar Banny sambil mengusap pipinya.
"Kau membawa peri penyembuh, kan?" Lin memastikan.
"Tentu," jawab Banny, menunjuk Angel.
"Bagus. Salah satu pasukanku akan mengantar peri penyembuh itu ke tempat pengungsian. Aku sangat membutuhkan bantuannya," kata Lin, mengangguk kepada Angel.
"Oscar, lindungi Kak Angel," perintah Banny pada salah satu penjaga terbaiknya.
"Baik, Ratu," jawab Oscar.
Angel dan Oscar berpisah dari kelompok utama, mengikuti seorang vampir menuju tempat pengungsian.
"Ayo, kita hadapi monster-monster itu," ajak Lin.
"Ya," jawab Banny tegas.
Mereka bergerak maju, bersiap untuk menghadapi serangan monster yang mengancam wilayah Bangsa Vampir.