Satu bulan telah berlalu sejak Michael mencoba melamar Banny, dan kini hari pernikahan yang dinantikan pun tiba.
Para peri, baik yang berada di dalam maupun di luar istana, terlihat sibuk mempersiapkan segala hal untuk acara tersebut.
Di dalam kamar, Banny sedang bersiap-siap dengan bantuan para peri lainnya. Tiba-tiba, dua kupu-kupu mendekatinya.
'Volentia dan Vidi, ya?' batin Banny sambil menatap kedua kupu kupu itu
Beberapa saat kemudian, pintu kamar Banny perlahan terbuka.
Kriekkk...
"Ibu... Ayah... kalian datang ke sini juga?" ujar Banny terkejut melihat kedua orang tuanya muncul di depan pintu.
"Hah?" Kedua orang tua Banny tampak bingung.
"Tentu saja kami harus datang. Ini kan pernikahan putri kami," ujar sang ibu dengan penuh kehangatan.
Kedua orang tua Banny pun mendekatinya.
"Apa keputusan yang kuambil kali ini sudah benar, Bu?" tanya Banny dengan nada ragu.
"Aku takut membuat kesalahan," lanjutnya dengan suara bergetar.
Sang ibu tersenyum lembut. "Ibu tahu kau sudah memikirkannya ribuan kali sebelum mengambil keputusan ini. Jika kau sudah sampai di titik ini, itu artinya kau telah yakin, Nak."
Sang ayah menimpali dengan suara yang menenangkan. "Ayah dan ibu akan selalu mendukung keputusan terbaikmu, Azu. Apa pun itu, kami ada di sini untukmu."
Mendengar kata-kata itu, Banny tersenyum lega. Ia memeluk kedua orang tuanya erat.
"Terima kasih, Ayah... Ibu," ucapnya penuh haru.
#Di kamar Michael
Krieeett...
Bruukk...
"Kamar ini jelek sekali!" ujar seseorang yang tiba-tiba masuk tanpa permisi.
Tanpa menunggu tanggapan dari Michael, ia melambaikan tangannya dan mengubah warna kamar itu menjadi merah menyala, seolah melupakan hak sang pemilik kamar untuk memberi izin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy Queen
FantasyAku, seorang anak dari Dewa Kehidupan, harus menjalani reinkarnasi ke Alam Peri dan hidup sebagai seorang putri di sana. "Hah... pasti merepotkan," ujarku dengan nada malas. Bagaimana kelanjutan hidup anak Dewa Kehidupan ini? Apa yang membuatnya sel...