Bab 49 : Sadarnya Banny dan Kehangatan Michael

92 5 0
                                    

Sudah berhari-hari para peri dan Aldrick terus menyalurkan energi untuk Banny, namun ia tetap belum sadarkan diri. Setiap malam, setelah semua pergi dari ruang kesehatan, Michael selalu setia menjaga di samping Banny. Ia menunggunya terbangun, bahkan hingga tertidur lelap di samping ranjangnya.

"Azura, tolong bangunlah. Kumohon, jangan tinggalkan aku lagi," lirih Michael sambil menggenggam erat tangan Banny dan mengelus lembut kepalanya.

"Dewa dan Dewi Kehidupan, kumohon... sadarkan anakmu, Azura," pintanya penuh harap.

Di Alam Bawah Sadar Banny

Banny terbaring di sebuah dimensi asing, di mana yang terlihat hanyalah ruang putih tanpa ujung.

"Hah... entah sudah berapa lama aku di sini. Aku sudah berkeliling, tapi tetap tidak menemukan jalan keluar," keluhnya lelah.

"Nak... anakku..."

"Azura..."

Sebuah suara menggema di dimensi itu, membuat Banny terperanjat.

'Suara ini...' batinnya, langsung terbangun dan mencari sumber suara.

"Ibu! Ayah!" panggilnya.

Dari belakang tubuhnya, ia merasakan sebuah pelukan hangat.

"Ibu..." serunya penuh haru.

Ia segera berbalik dan melihat sosok Dewi Kehidupan, yang memeluknya erat. Di belakangnya, Dewa Kehidupan tersenyum lembut.

"Ayah..." bisik Banny, lalu mereka bertiga berpelukan erat.

"Aku merindukan kalian. Ayah, Ibu, aku ingin terus bersama kalian," ujar Banny sambil menangis.

"Berhentilah menangis, anakku," ujar sang ibu sambil mengusap air matanya.

"Apa kalian sudah selesai bereinkarnasi?" tanyanya, namun hanya mendapat gelengan pelan dari kedua orang tuanya.

"Tunggulah kami beberapa ratus tahun lagi, Nak," ucap sang ayah.

"Baiklah," jawabnya sambil menunduk.

"Nak, kau masih punya tugas di Alam Peri," ujar sang ibu.

"Banyak yang menunggumu sadar kembali," tambah sang ayah.

"Kembalilah, anakku. Mereka semua mencemaskanmu," bisik sang ibu, lalu mencium kening Banny.

Tubuh Banny mulai berubah menjadi butiran mutiara.

"Terima kasih... terima kasih karena telah menemuiku di sini, Ayah, Ibu," ucapnya sebelum benar-benar lenyap.

❄️🪶

Kembali ke Dunia Nyata

Banny mulai menggerakkan jari-jarinya. Michael, yang sedari tadi menggenggam tangannya, merasakan gerakan itu.

"Azura! Azura! Kau sadar?" seru Michael panik, air matanya jatuh tanpa ia sadari.

"Ungg..." Banny perlahan membuka matanya.

"Azura, akhirnya kau bangun!" Michael langsung memeluk Banny erat.

"Setiap malam aku menunggumu di sini. Kau membuatku sangat khawatir! Jangan pernah tinggalkan aku lagi, Azura!" ujar Michael dengan suara bergetar, air matanya masih mengalir.

"Rupanya kau cengeng juga, ya," ejek Banny sambil tertawa kecil, tangannya mengelus rambut hitam Michael.

Michael tidak peduli dengan ejekan itu. Ia terus memeluk Banny hingga merasa tenang, lalu melepaskannya untuk menatap wajah Banny.

Fairy Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang