Setelah ditinggalkan sendirian di taman, Banny hanya terdiam menatap langit biru yang cerah. Lama-lama, rasa bosan menghampirinya. Ia memutuskan untuk berjalan-jalan, kali ini dengan terbang menggunakan kekuatan anginnya. Perjalanannya dimulai dari melihat reinkarnasi orang tuanya hingga menyaksikan pasukan Michael yang bersiap dengan sabit-sabit mereka.
"Pasti sekarang dia sibuk mencoret-coret death note-nya," gumam Banny pelan.
Namun, di tengah perjalanan, ia mulai merasakan sesuatu yang aneh.
'Perasaan sakit hati, kekecewaan, kesedihan, kesepian, depresi, bahkan kelahiran yang tak sempat terjadi... Mengapa aku bisa merasakan semua ini? Apa ini perasaan mereka yang telah dijemput oleh Michael?' pikirnya sambil memegang dada, mencoba memahami.
Ia kembali memperhatikan pasukan Michael. "Bukan hanya bangsa manusia yang dijemput oleh pasukan itu. Bangsa kitsune, werewolf, vampir, bahkan peri pun dijemput. Semua karena nama mereka tidak tertulis di buku kehidupan, lalu Michael mencatat nama mereka di death note-nya."
Dengan tekad yang bulat, Banny mengeluarkan buku kehidupannya. Ia mulai mencatat satu per satu nama yang telah diambil oleh Michael. Namun, tugas itu tidaklah mudah. Menghidupkan kembali mereka yang telah dijemput membutuhkan energi yang sangat besar.
Keringat membasahi pelipisnya, dan hidungnya mulai mengeluarkan darah.
"Sedikit lagi... Kumohon...," lirih Banny sambil terus memaksakan dirinya.
Akhirnya, ia berhasil. Semua jiwa yang telah diambil kembali hidup, termasuk para bayi yang belum sempat melihat dunia.
"Hah... Akhirnya," ucapnya lega.
Namun tiba-tiba, tubuhnya melemah. Ia terjatuh dari ketinggian. Beruntung, ia mendarat di atas jamur besar yang lentur seperti trampolin. Tapi kelelahan membuatnya kehilangan kesadaran.
❄️
Di dimensi kematian, suasana berubah menjadi kacau. Michael, para dewa, dan dewi kematian terkejut melihat buku Michael yang kini kosong tanpa satu nama pun.
"Apa yang terjadi?"
"Apakah ini perbuatan Dewi Azura?"
"Michael, apakah kau membujuk Azura untuk melakukan ini?" tanya ibunya tajam.
"Tidak, Bu. Aku tidak pernah membujuknya," jawab Michael, bingung dan terkejut.
Ayahnya menghela napas berat. "Azura baru pertama kali melakukan hal seperti ini. Dia langsung menghidupkan semua jiwa yang telah diambil. Ayah khawatir, namanya sendiri akan tertulis di buku kita."
"Jangan bicara sembarangan, Ayah!" balas Michael tegas. "Aku akan mencarinya sekarang!"
Michael segera meninggalkan dimensi kematian dan mulai mencari Azura di akademi.
🪶
Pencarian Michael berlangsung selama satu jam, namun ia tak kunjung menemukan Azura.
"Azura, di mana kau?" pikirnya, cemas. Saat itu, ia baru teringat sesuatu.
"Gelang! Ya, gelang yang kuberikan padanya bisa melacak keberadaannya."
Michael segera melacak energi gelang tersebut. Akhirnya, ia menemukannya di hutan peri. Di sana, Azura terbaring tak sadarkan diri.
"Azura!" panggil Michael panik, langsung mendekatinya.
"Aku harus membawanya ke dimensi kehidupan. Ia terlalu memaksakan diri."
Michael membuka portal dan segera membawa Azura pergi.
🪶❄️
Di dimensi kehidupan, suasana terasa sunyi dan kosong. Tidak ada hewan, tumbuhan, atau kehidupan sama sekali. Michael turun perlahan, menatap sekeliling dengan bingung.
"Dimensi kematian bahkan terasa lebih baik dibandingkan tempat ini," pikirnya sambil menjejakkan kaki ke tanah. Ajaibnya, tanah yang ia pijak tiba-tiba menjadi subur kembali.
Saat itu, tubuh Azura yang berada dalam pelukannya terangkat perlahan. Cahaya, air, dan butiran mutiara mengelilinginya. Dalam sekejap, dimensi kehidupan yang tadinya mati suri kembali hidup. Tumbuhan bermekaran, angin berhembus lembut, dan hewan-hewan berlarian riang.
"Indah," hanya itu yang bisa diucapkan Michael, terpukau oleh pemandangan di depannya.
Azura perlahan turun ke tanah, disambut dengan antusias oleh para hewan dan tumbuhan di sekitarnya.
"Maaf aku pergi terlalu lama," ucap Azura kepada mereka dengan lembut.
Namun, ekspresi hewan-hewan itu berubah sedih saat ia melanjutkan, "Aku tidak bisa tinggal terlalu lama di sini. Ada tugas lain yang harus kuselesaikan."
Melihat kesedihan mereka, Azura tersenyum hangat. "Tapi jangan khawatir. Aku akan sering berkunjung ke sini dan mengurus dimensi ini dari jauh."
Hewan-hewan dan tumbuhan itu tampak kembali ceria mendengar janjinya.
"Michael, ayo kita kembali," ajak Azura.
"Baik, Dewi," jawab Michael sambil tersenyum. Mereka berdua pun meninggalkan dimensi kehidupan, meninggalkan keindahan yang telah hidup kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy Queen
FantasyAku, seorang anak dari Dewa Kehidupan, harus menjalani reinkarnasi ke Alam Peri dan hidup sebagai seorang putri di sana. "Hah... pasti merepotkan," ujarku dengan nada malas. Bagaimana kelanjutan hidup anak Dewa Kehidupan ini? Apa yang membuatnya sel...