Bab 82 : Menjagamu

52 1 0
                                    

Di Istana Peri Aldrick duduk termenung di tepi sungai, pandangannya terpaku pada pohon kehidupan yang berdiri megah di tengah aliran air. Tiba-tiba, pohon itu memancarkan cahaya terang, membuat Aldrick tersentak dan segera bangkit dari tempatnya.

"Banny..." gumamnya, seraya berlari tergesa-gesa menuju aula istana.
.
.
.
Namun, setibanya di aula, tidak ada seorang pun di sana.

"Ada apa, sayang?" tanya Angel yang kebingungan melihat suaminya terburu-buru.

"Al?" panggil Angel, menunggu jawaban.

"Angel, dia kembali..." jawab Aldrick lirih, pandangannya tetap tertuju pada portal di aula itu.

"Siapa?" tanya Angel, masih tak mengerti.

"KAKAAA!" Teriak seseorang dari arah pintu aula.

Aldrick dan Angel menoleh bersamaan.

"Adik..."
"Banny!" seru mereka serempak.

Mereka berdua segera berlari ke arah sosok yang kini terlihat jelas di hadapan mereka.

Michael, yang masih menggenggam tangan Banny, tampak ragu untuk melepaskannya.

"Chel," bisik Banny, menyuruh Michael melepaskan tangannya.

Namun, tanpa diduga, Aldrick berlari dan memeluk keduanya sekaligus, membuat Michael tertegun.

'Kenapa dia memelukku juga?' pikir Michael kebingungan.

"Michael, terima kasih telah membawa Banny kembali," ucap Aldrick dengan tulus.

"Ah, ya... sama-sama," jawab Michael, masih terkejut.

"Terima kasih karena telah menjaga alam peri selama aku tidak ada. Terima kasih banyak, Kak," ujar Banny sambil melepaskan pelukan.

"Kak Angel, aku juga berterima kasih padamu karena selalu mendukung Kak Aldrick," lanjutnya.

"Kau tak perlu berterima kasih, Banny. Kami senang kau kembali. Kami sangat merindukanmu," balas Angel lembut.

Malam itu menjadi malam paling bahagia bagi mereka. Setelah 500 tahun, Banny akhirnya kembali ke alam peri.

❄️🪶

Di Kamar Banny
Setelah melepas rindu dengan keluarganya, Banny duduk di atas kasur, merebahkan tubuhnya dengan lelah.

"Hah... ternyata aku memang harus menyelesaikan urusan di sini," gumamnya.

"Padahal aku sudah menyembunyikan Alam Mutiara jauh dari para dewa dan dewi, tapi pada akhirnya mereka tetap menemukanku..."

Tok... tok... tok...

"Azu, boleh aku masuk?" terdengar suara dari luar kamar.

"Masuk saja," jawab Banny singkat.

Michael masuk, lalu mendekati Banny yang kini duduk di tepi tempat tidur.

"Kenapa?" tanya Banny tanpa basa-basi.

Tanpa berkata-kata, Michael menarik tangan Banny menuju sofa di dekat jendela. Ia duduk, lalu meletakkan kepalanya di atas paha Banny, memegang tangannya, dan menatapnya lembut.

"Azu... tolong belai kepalaku," pinta Michael manja.

"Hah... terserah," jawab Banny dengan nada malas.

Michael tersenyum mendengar jawaban itu, lalu memejamkan mata, menikmati belaian tangan Banny. Akhirnya, ia pun tertidur di pangkuannya.

🪶❄️

Fairy Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang