Bab 36 : Tuan Putri

102 5 0
                                    

Pagi itu, seluruh penghuni Akademi diminta untuk berkumpul di aula utama. Tidak hanya para murid, tetapi juga guru-guru dan staf Akademi, semuanya diperintahkan untuk hadir. Penjagaan di dalam dan di luar Akademi tampak sangat ketat, memunculkan pertanyaan di benak banyak orang.

"Sebenarnya, ada apa ini?"
"Iya, kenapa penjagaannya sampai seperti ini?"
"Entahlah, tapi ini pasti sesuatu yang besar," bisik beberapa murid, saling bertanya-tanya.

Di antara mereka, Vo tampak cemas. "Vidi, Banny peri tidak ada di sini. Aku benar-benar khawatir padanya," katanya sambil menggenggam lengan Vidi.

Vidi hanya mengelus puncak kepala Vo dengan lembut, berusaha menenangkannya.

"Khem, mari kita mulai," suara kepala sekolah menggema di seluruh aula, membuat suasana langsung hening.

"Hari ini, saya mengumpulkan kalian semua karena ada pengumuman penting. Sebagai kepala sekolah Akademi, saya meminta kalian untuk menjaga sikap dan disiplin selama acara berlangsung," ujarnya tegas.

Setelah kepala sekolah itu selesai berbicara , sebuah portal besar tiba-tiba terbuka di depan aula. Cahaya terang dan semilir angin keluar dari portal itu, menyilaukan mata semua orang. Para murid, guru, staf, dan penjaga langsung mengenali siapa yang akan keluar dari sana, dan serentak mereka semua berlutut memberikan penghormatan.

"Hormat kami, wahai Cahaya Peri," seru mereka bersamaan.

Dari dalam portal itu, muncul Aine Peri, Ratu Peri, ditemani oleh Aurora Peri dan Psyche Peri, dua peri terhormat dari Alam Peri.

"Bangunlah," kata Aine dengan lembut.

"Maafkan kedatangan kami yang mendadak. Kami hanya ingin memantau para murid dan mengenalkan seseorang yang penting kepada kalian," lanjut Aine dengan senyum yang menenangkan.

'Siapa yang dimaksud oleh Ratu Peri?' pikir kepala sekolah, kebingungan.

"Aku harap kalian menerima dan berteman baik dengannya," tambah Aine, masih dengan senyumnya yang lembut.

"Tuan Putri Banny Peri, silakan keluar."

Ketika nama itu disebut, sosok peri melangkah keluar dari portal. Semua orang terdiam.

Banny Peri keluar dari portal, memancarkan energi yang begitu kuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Banny Peri keluar dari portal, memancarkan energi yang begitu kuat.

Para murid, guru, staf, bahkan penjaga terkejut melihat sosok yang selama ini mereka anggap sebagai peri terlemah. Energi yang terpancar darinya begitu hebat, menekan semua orang di ruangan itu hingga mereka tak mampu mengangkat kepala.

Aurora Peri segera menyadari hal ini. "Banny, kendalikan energimu," ujarnya tegas.

"Ah, maaf. Sepertinya aku lepas kendali," jawab Banny, menarik kembali sebagian besar energinya.

Di tengah aula, Fay bersembunyi di kerumunan, wajahnya pucat pasi. 'Gawat! Ini buruk! Aku pasti habis kali ini,' pikirnya, panik.

"Vo, apa itu benar-benar Banny peri yang kita kenal enam bulan lalu?" bisik Vidi.

"Entahlah, Vidi. Meski dia sudah menahan kekuatannya, energinya masih terasa begitu menekan," jawab Vo, matanya penuh kekaguman bercampur ketakutan.

"Tapi yang lebih penting, dia terlihat baik-baik saja. Syukurlah," lanjut Vo dengan nada lega.

"Banny, ayo," panggil Psyche Peri.

"Iya, iya, aku datang," jawab Banny malas, melangkah maju.

Ia berdiri di hadapan semua orang, mengangkat dagunya sedikit, dan berkata, "Aku akan memperkenalkan diriku yang sebenarnya sekarang. Aku adalah Banny Peri, putri Peri dari magical fairy, Mulai hari ini, aku menetapkan aturan baru di Akademi ini."

Semua orang mendengarkan dengan penuh perhatian, tak berani mengangkat kepala.

"Mulai sekarang, tidak ada perbedaan antara yang kuat dan yang lemah. Aku berharap kepala sekolah dapat memahami ini," lanjut Banny, melirik tajam ke arah kepala sekolah.

"Dan bagi siapa pun yang menggunakan kekuatannya di luar jam pelajaran, kalian akan mendapatkan surat peringatan. Jika melanggar lagi, kalian akan dikeluarkan dari Akademi ini," ancamnya sambil menampilkan senyum sinis.

Suasana aula dipenuhi ketegangan. Semua murid, guru, dan staf hanya bisa menunduk, ngeri melihat perubahan besar pada Banny Peri.

"Sudah selesai, kan? Aku akan pulang sekarang," ujar Banny malas, sebelum menghilang begitu saja.

Aine Peri tersenyum kecil dan berkata, "Maafkan sifat Putri Banny. Dia memang seperti itu, tetapi asalkan kalian mematuhi aturan, semuanya akan baik-baik saja."

"Terima kasih atas waktunya. Kami akan pergi sekarang," tambah Aurora.

"Belajarlah dengan semangat, ya," sapa Psyche dengan ramah sebelum mereka bertiga menghilang, meninggalkan bekas energi yang perlahan memudar.

Acara selesai, dan kepala sekolah segera membubarkan para murid, guru, dan staf. Mereka semua kembali ke kegiatan masing-masing, tetapi suasana Akademi masih dipenuhi bisikan tentang sosok baru yang telah mengubah segalanya: Banny Peri.

Fairy Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang