Kilasan Masa Lalu Sebelum Aldrick Bangun
Di dunia putih yang sunyi tanpa ujung, Aldrick terus berjalan tanpa arah.
"Sepi... sunyi... dunia apa ini? Aku sudah berjalan sangat jauh, tapi tidak menemukan apa-apa. Hah... Aku butuh istirahat," keluh Aldrick, suaranya memantul di kehampaan.
Ya, Aldrick terjebak di dalam dunia mimpi yang seakan tak berujung. Langkah-langkahnya hanya membawanya berputar dalam kehampaan. Namun, pada satu titik, obat yang diberikan oleh Aorora mulai bereaksi. Obat itu membuka celah kecil, cukup untuk memungkinkan kekuatan dari luar tubuhnya atau dari dalam alam bawah sadar untuk menjangkaunya.
Tetapi untuk membangunkan Aldrick sepenuhnya, kekuatan besar masih dibutuhkan—baik dari dunia luar maupun dari dalam mimpinya.
🌻❄️
POV Banny Peri
"Huft... kalau begini terus, aku bisa mati karena terlalu bosan," gerutu Banny sambil merebahkan tubuh mungilnya di tempat tidur.
"Apa kabar anak laki-laki itu, ya? Sudah sadar atau belum? Hahaha, sepertinya belum, karena segel ini saja masih utuh sejak tiga hari yang lalu," gumam Banny sambil menyeringai kecil.
Namun, tiba-tiba, sesuatu yang aneh terjadi. Satu per satu segel yang dibuat oleh Aine di kamarnya mulai memudar.
"Eh? Eh? Apa yang terjadi? Kenapa segelnya mulai melemah? Apa ibu menguras terlalu banyak energi hingga segel-segel ini ikut terpengaruh?" pikir Banny bingung.
Ia berdiri, menimbang-nimbang. "Haruskah aku memeriksa keadaan anak laki-laki itu? Rasanya energi ibu sedang diarahkan ke seseorang."
Namun, sejurus kemudian, ia kembali merebahkan tubuhnya. "Ah, bodo amat! Lebih baik aku tidur lagi."
❄️🌻
Tak seperti yang ia ucapkan, Banny akhirnya memutuskan untuk memeriksa keadaan Aldrick. Ia menggunakan sihir teleportasinya dan masuk ke dalam dunia mimpi sang pangeran.
"Apa?! Kau ada di sini? Bagaimana caranya kau bisa masuk?" seru Aldrick, terkejut. Ia mundur selangkah, menjaga jarak dari peri kecil itu.
'Ukhh kenapa aku malah ke sini?! Seharusnya aku cuek saja. Bodoh! Bodoh!' rutuk Banny dalam hati, menyesali tindakannya sendiri.
"Aku... aku hanya... aku ingin bertemu denganmu. Aku akan membantumu untuk sadar kembali," jawab Banny dengan gugup, mencoba menutupi rasa malunya.
"Kau tidak akan menyerangku lagi?" tanya Aldrick curiga, tetap menjaga jaraknya.
"Ukh... ya... ya, aku tidak akan menyerangmu lagi. Aku akan membantumu. Lagi pula, ini salahku juga, jadi aku harus bertanggung jawab," jelas Banny dengan tulus sambil perlahan mendekati Aldrick.
Aldrick memandang Banny ragu-ragu, tetapi akhirnya mengangguk. "Baiklah, kali ini aku akan mencoba percaya padamu."
"Duduklah. Aku akan menyalurkan energiku padamu," kata Banny sambil mengisyaratkan Aldrick untuk bersiap.
Aldrick menurut. Banny mulai menyalurkan energinya, memusatkan seluruh kekuatannya untuk membangunkan sang pangeran.
🌻❄️
30 Menit Kemudian
Tubuh Aldrick perlahan mulai bersinar terang. Cahaya itu semakin kuat, mengisi kekosongan dunia mimpi.
"Oke, bye," ujar Banny singkat sebelum kekuatan besar itu memantulkannya keluar dari dunia mimpi Aldrick.
Setelah kembali ke kamarnya, Banny merebahkan tubuhnya dengan lelah. Energinya telah terkuras habis.
"Sepertinya berhasil, ya," ucapnya pelan sambil tersenyum tipis. Dengan tubuh yang lemah, ia memilih untuk tidur, berharap energinya pulih kembali.
![](https://img.wattpad.com/cover/325751906-288-k935172.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy Queen
FantasyAku, seorang anak dari Dewa Kehidupan, harus menjalani reinkarnasi ke Alam Peri dan hidup sebagai seorang putri di sana. "Hah... pasti merepotkan," ujarku dengan nada malas. Bagaimana kelanjutan hidup anak Dewa Kehidupan ini? Apa yang membuatnya sel...