Aldrick resmi menggantikan sementara posisi Banny sebagai pemimpin peri di alam peri. Dengan bantuan Fay, yang tetap menjadi wakil pemimpin, Aldrick menjalankan tugasnya demi menjaga keseimbangan dunia peri. Ia juga mengajak Angel untuk menemaninya tinggal di istana peri agar ia tidak merasa sendiri.
🌻
Sementara itu, di dimensi manusia, sudah 500 tahun berlalu sejak kepergian Banny. Michael terus mencari petunjuk tentang Azura. Berkali-kali ia bertemu dengan manusia yang memiliki kemiripan fisik dengan Azura, tetapi tidak ada satu pun yang benar-benar seperti dirinya. Hingga suatu hari, ia menemukan seorang wanita yang wajah dan sifatnya sangat mirip dengan Azura.
Di sebuah kafe kecil, seorang wanita sedang menikmati puding cokelat sambil bermain ponsel.
"Hei, lihat pria itu. Sepertinya dia memperhatikanmu," ujar temannya, Ren, sambil menyenggol lengannya.
"Apaan sih, Ren," balas wanita itu cuek, melanjutkan makanannya.
"Zu, dia ke sini!" bisik Ren panik.
"Boleh aku duduk di sini?" tanya pria itu dengan nada tenang.
"Ah, iya, silakan," jawab Ren sambil tersenyum ramah, sementara temannya hanya menatap malas.
"Aku Michael. Bolehkah aku berkenalan dengan kalian?"
"Aku Ren, dan ini Zura," jawab Ren ceria, lalu menyenggol temannya. "Zu, letakkan dulu ponselmu!"
"Hah, apa sih, Ren," kesal Zura sambil mendengus.
Tanpa basa-basi, Michael mengeluarkan sebuah gelang dari kantong celananya dan meletakkannya di atas meja.
"Bisakah kau menyentuh gelang ini sebentar saja?" pintanya, membuat keduanya bingung.
Ren, yang juga bingung, tetap mendorong Zura agar menuruti permintaan pria itu.
"Apa-apaan sih... aneh banget," gerutu Zura, tetapi ia tetap menyentuh gelang tersebut.
Crack.
Gelang itu langsung pecah seketika, membuat Michael terdiam, wajahnya muram.
'Bukan dia...' pikir Michael sambil menahan rasa sakit di dadanya.
"Terima kasih. Maaf telah mengganggu kalian," ucap Michael singkat sebelum beranjak pergi, meninggalkan Zura dan Ren yang masih kebingungan.
"Hah? Apa sih maksudnya?" ujar Zura, lalu mengambil ponselnya kembali dari tangan Ren, dan tidak memperdulikan hal yang baru saja terjadi.
🪶
Setelah meninggalkan kafe, Michael berjalan tanpa tujuan hingga tanpa sadar ia tiba di sebuah hutan. Langkahnya membawanya ke hilir sungai yang jernih.
"Azura... aku harus mencarimu ke mana lagi..." gumam Michael sambil menatap pantulan dirinya di permukaan air.
"Kumohon, satu kali saja... aku ingin bertemu denganmu."
Tiba-tiba, angin berhembus kencang. Dari sungai itu, muncul cahaya yang berkilauan, membentuk butiran mutiara. Mutiara-mutiara itu melayang, berkumpul, lalu menyatu menjadi sesosok tubuh di tengah sungai.
"Azura!" seru Michael, lalu langsung menggunakan kekuatannya untuk teleportasi ke arah tubuh itu.Splash!
Namun, saat ia hendak memeluk sosok itu, tubuh tersebut menghilang begitu saja, berubah menjadi butiran mutiara yang menyebar ke daratan. Tak lama, sosok Azura muncul kembali di tempat mutiara-mutiara itu berkumpul.
Michael segera teleportasi kembali ke daratan.
"Stop," ujar Azura tegas, menghentikan langkah Michael.
Ia membalikkan badannya, dan mata mereka bertemu.
"Aku merindukanmu, Azura... Aku lelah mencarimu. Aku tidak mau menunggu terlalu lama lagi. Aku tidak mau kehilanganmu lagi," ujar Michael, suaranya bergetar, matanya mulai berkaca-kaca.
Azura merasakan hatinya sakit melihat pria itu. Dengan lembut, ia menepuk kepala Michael, mencoba menenangkannya. Namun, air mata Michael akhirnya jatuh, tak mampu lagi ia tahan.
Azura mendekat, lalu memeluknya erat.
"Maaf... maafkan aku," ucap Azura penuh penyesalan.
Michael menggeleng pelan, masih terisak. "Bukan salahmu, Azu..." balasnya, masih tenggelam dalam pelukan Azura.
Waktu seakan berhenti bagi mereka. Setelah beberapa menit berlalu, Michael perlahan melepaskan pelukannya.
"Entah sudah berapa banyak orang yang kutemui, tapi aku hanya menginginkanmu... Dewi," ucap Michael, lalu mengecup lembut punggung tangan Azura.
Azura tersipu. "A-apaan sih... ayo kita pulang. Aku rindu Kakak," ucapnya, mencoba mengalihkan suasana.
"Bisa-bisanya kamu lebih merindukan Kakak daripada aku," ujar Michael cemburu.
"Kalau kamu tidak mau ikut, aku pergi sendiri," tegas Azura, pura-pura kesal.
Grepp.
Michael langsung menggenggam tangan Azura erat.
"Ayo," katanya mantap, membuka portal teleportasi menuju alam peri.
✨
Setelah sekian lama, Michael dan Azura akhirnya kembali ke Magical Fairy, membawa harapan baru bagi dunia peri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy Queen
FantasyAku, seorang anak dari Dewa Kehidupan, harus menjalani reinkarnasi ke Alam Peri dan hidup sebagai seorang putri di sana. "Hah... pasti merepotkan," ujarku dengan nada malas. Bagaimana kelanjutan hidup anak Dewa Kehidupan ini? Apa yang membuatnya sel...