Bab 67 : Tamu Tak Diundang

80 5 0
                                        

Lima tahun telah berlalu dengan cepat. Setelah penobatan Banny lima tahun lalu, ia dan Fay menjalankan tugasnya sebagai pemimpin dan partner dengan sangat baik, tanpa ada masalah yang berarti. Seperti halnya hari ini, Banny tengah sibuk mengurus tumpukan berkas-berkas di kantornya, sementara Fay sedang berpatroli di sekitar Alam Peri.

Tiba-tiba, Banny merasakan energi asing mendekat. Ia menghentikan pekerjaannya dan bersiap siaga.

"Maaf," terdengar suara lembut dari pintu.

Banny mendongak dan menatap sosok yang baru saja masuk. "Ada perlu apa, Dewa Kematian Michael?" tanyanya, nada suaranya tenang namun penuh kehati-hatian.

"Azu..." gumam Michael pelan. Dalam sekejap, dia menggunakan kekuatannya untuk teleportasi, muncul di samping Banny, dan langsung memeluk tubuhnya dengan lembut.

"Aku sangat merindukanmu, Azu. Maafkan aku karena tidak datang waktu itu," ucap Michael dengan nada penuh penyesalan.

Banny tidak berkata apa-apa, hanya merasakan kehangatan pelukan Michael. 'Hangat,' batinnya.

Krietttt.

Pintu kantor terbuka. Fay, yang baru saja selesai berpatroli, masuk dan langsung waspada ketika melihat sosok asing memeluk Ratu Peri.

Tanpa berkata-kata, Fay bergerak cepat dan melancarkan sihir apinya ke arah Michael.

BLARR!

Michael dengan santai menciptakan tameng pelindung, tanpa melepaskan pelukannya dari Banny.

"Diamlah, pengganggu," ujar Michael dengan nada dingin.

"Lepaskan Ratu Peri!" tegas Fay, matanya memancarkan kemarahan.

"Tidak akan," jawab Michael penuh penekanan.

"Sudahlah, Michael. Lepaskan aku," ucap Banny, mulai risih dengan pertengkaran yang terjadi.

Splash!

Tanpa peringatan, Michael membawa dirinya dan Banny teleportasi ke dimensi kehidupan.

"Huh," desah Banny begitu mereka tiba di tempat baru.

Michael tetap memeluknya erat. "Azu, aku tidak mau kau diambil oleh orang lain," katanya, suaranya dipenuhi ketegasan sekaligus kelembutan.

"Fay hanya partner kerjaku," jawab Banny dengan nada datar, mencoba menenangkan situasi.

"Siapapun tidak boleh memilikimu selain aku," balas Michael, tetap keras kepala.

"Sudahlah, Michael. Aku punya banyak pekerjaan yang harus diselesaikan di Alam Peri," kata Banny, mencoba mengingatkannya.

Namun, Michael mengabaikan kata-katanya. "Aku ingin tidur sebentar, Azu," bisiknya lirih, lalu ia merebahkan kepalanya di pangkuan Banny.

Banny memandangnya tak percaya. "Kalau kau lelah, pergilah tidur di dimensimu sendiri," gumamnya, setengah kesal.

Michael hanya diam, memilih untuk mengabaikan ocehan Banny. Ia menutup matanya dan segera terlelap, tetap nyaman di pangkuan Ratu Peri.

Banny menghela napas panjang. 'Huh, yasudahlah,' pikirnya lelah. Ia membiarkan Michael menikmati tidurnya, meski hatinya masih dipenuhi rasa jengkel bercampur kebingungan.

Fairy Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang