Bab 47 : Berhasil Keluar dari Dimensi sang dewi

81 6 0
                                    

Michael segera menteleport dirinya dan Banny ke ruang kesehatan akademi.

BRAKK

Dengan penuh kepanikan, Michael mendorong pintu ruang kesehatan dengan keras, membawa tubuh Banny yang tidak sadarkan diri ke atas kasur.

"Kak Angel, kumohon selamatkan Banny! Pulihkan dia, aku mohon!" pinta Michael, wajahnya penuh kecemasan.

Angel yang terkejut melihat kondisi Banny langsung memeriksa keadaannya.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Banny bisa seperti ini?" tanya Angel, suaranya terdengar cemas.

Angel mulai memeriksa Banny dengan saksama. Wajahnya berubah serius setelah menyadari betapa parah kondisi Banny. 'Ini sulit. Energinya hampir habis, dan jika dibiarkan lebih lama, dia bisa tewas.' batin Angel.

Michael, yang bisa membaca pikiran Angel, menjadi semakin panik.

"Tolong, Kak Angel! Kumohon selamatkan nyawanya!" pinta Michael dengan suara hampir bergetar.

KRIEETT

"Wah, ternyata sedang ada pasien ya," suara Luna terdengar dari pintu. Ia melangkah masuk dan menghampiri Angel.

Namun, begitu melihat kondisi Banny, Luna terdiam. Wajahnya langsung berubah serius.

"Dewa Kematian Michael, lebih baik kau kembali ke kelas," ujar Luna tegas.

"Tidak! Aku akan tetap di sini sampai Banny sadar!" bantah Michael keras.

"Jika kau benar-benar ingin Tuan Putri segera sadar, biarkan kami yang menanganinya. Kau hanya akan mengganggu proses ini. Pergilah ke kelas," kata Luna dengan nada lebih tegas

Michael terdiam sejenak, lalu mengalah. "Baiklah. Tapi kabari aku segera jika kondisinya membaik," katanya sebelum meninggalkan ruang kesehatan dengan langkah berat.

Di Dalam Ruang Kesehatan

Setelah Michael pergi, Angel dan Luna mulai berdiskusi.

"Kondisinya benar-benar buruk, Angel. Dia kehilangan hampir seluruh energinya. Tubuhnya penuh luka dalam dan lebam, terutama di tangan dan kakinya. Bahkan tulangnya hampir semuanya remuk," jelas Angel.

"Ini lebih buruk dari yang kubayangkan. Bahkan dengan sihir penyembuhan tingkat tinggi, ini hampir tidak mungkin," gumam Luna, terlihat resah.

"Apa kita harus meminta bantuan Aurora Peri?" saran Angel.

"Itu ide bagus. Aku akan mengirim kupu-kupu pembawa pesan ke Aurora," jawab Luna cepat, menulis surat singkat dan memerintah kupu-kupunya untuk membawanya ke alam peri.

"Sambil menunggu Aurora, mari kita lakukan apa saja yang kita bisa untuk menstabilkan kondisinya," ajak Luna.

"Baik," jawab Angel, lalu mereka mulai bekerja.

❄️

Di Alam Peri

Aurora, yang sedang mengumpulkan tanaman obat, melihat kupu-kupu pembawa pesan mendekat.

"Hmm, kupu-kupu pengantar surat?" gumamnya, heran. Ia segera mengambil surat itu dan membacanya.

Setelah membaca isi surat, Aurora tertegun. Wajahnya berubah panik. Tanaman obat yang telah dikumpulkannya terjatuh begitu saja.

"Banny... Banny Peri!" serunya, segera berlari menuju istana untuk melaporkan hal ini pada para peri lainnya.

Di Istana Peri

"Aku akan pergi!" kata Aurora dengan tergesa-gesa setelah menjelaskan situasinya.

"Aku juga ikut. Aku tidak bisa membiarkan apa pun terjadi padanya!" ujar Psyche dengan cemas.

"Jika kondisinya separah itu, kita harus melakukan transfer energi, seperti yang dulu pernah kita lakukan," kata Aine.

"Tapi siapa yang akan menjaga Magical Fairy jika kita semua pergi?" tanya Psyche.

"Aku akan membuat klon untuk sementara waktu," jawab Aine tegas.

"Kalau begitu, ayo kita pergi sekarang," ajak Aine, membuka portal langsung menuju ruang kesehatan akademi.

❄️

Di Ruang Kesehatan Akademi

Sesampainya di ruang kesehatan, Aine membuka pintu dengan perlahan.

Cklekk

"Hormat kami kepada Sang Matahari Peri," kata Luna dan Angel serempak, membungkuk memberi penghormatan kepada Aine, Aurora, dan Psyche.

Aurora segera mendekati Banny dan memeriksa kondisinya.

"Hampir seluruh energinya hilang, tubuhnya hancur... Ini lebih buruk dari yang kubayangkan," jelas Luna kepada mereka.

"Banny Peri...," bisik Psyche, terkejut.

"Aku tidak yakin kita bisa menyelamatkannya. Luka dalamnya sangat parah, dan pusat energinya hampir sepenuhnya hancur," kata Aurora dengan ragu.

"Bagaimana kalau kita melakukan transfer energi? Itu pernah berhasil sebelumnya, kan?" tanya Psyche, berharap.

"Tidak akan cukup. Bahkan jika kita menggunakan semua energi kita, kemungkinan besar kita akan kehabisan energi sebelum Banny sadar," tambah Aine, nada suaranya penuh keputusasaan.

"Jadi, apa yang bisa kita lakukan?" tanya Luna.

"Hanya keajaiban yang bisa menyelamatkannya sekarang," jawab Aurora lirih.

Seluruh ruangan hening. Harapan seolah menghilang, menyisakan hanya kekhawatiran dan kesedihan.

Fairy Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang