Cup
"Selamat pagi, Azura," ucap Michael lembut sambil mencium kening Banny untuk mengawali pagi mereka."Nghh... yaa," jawab Banny setengah mengantuk, matanya masih berat.
BRAKK!
"Ibu! Ayah! Rachael membunuh kelinci aku lagi! Hiks hiks!" teriak seorang bocah laki-laki berusia lima tahun sambil berlari masuk, air matanya mengalir deras.
"Rachael!" panggil Banny, menoleh pada putrinya yang berdiri di pintu dengan wajah penuh rasa bersalah.
"I-iya, Ibu," jawab Rachael pelan.
"Coba jelaskan apa yang terjadi," pinta Banny dengan nada tegas namun lembut.
"A-aku cuma ingin mempelajari kekuatanku, Bu," jelas Rachael, menundukkan kepalanya.
"Bagus kalau kamu ingin belajar, Rachael. Tapi ada waktunya untuk mempelajari kekuatanmu itu. Jangan sembarangan menggunakannya, apalagi sampai membahayakan. Binatang peliharaan Raphael itu bukan binatang untuk mencoba kekuatanmu," nasihat Banny, suaranya sarat dengan ketenangan.
"T-tapi... kata Ayah boleh," jawab Rachael polos.
Banny langsung menoleh tajam ke arah Michael. "Hmm..." tatapannya penuh arti. Michael, yang merasa bersalah, hanya cengengesan tanpa kata.
"Hiks... hiks... Moli..." Raphael, si bocah laki-laki, terus menangisi kelinci kesayangannya yang tergeletak di lantai.
"Sudah, sudah... Raphael, sekarang coba fokuskan kekuatanmu, Nak. Bangkitkan lagi Moli," ujar Banny sambil menepuk pundak anaknya lembut.
"Hiks... i-iya, Ibu," jawab Raphael sambil menghapus air matanya. Ia memfokuskan kekuatannya, menutup matanya, dan...
Wushhh!
"Wahhh! Moli!" seru Raphael bahagia saat kelinci kesayangannya hidup kembali. Ia langsung memeluk kelinci itu erat.
"Makasih, Ibu!" ucap Raphael sambil memeluk Banny dengan penuh rasa syukur.
"Ukhh, Rachael juga mau peluk Ibu!" rengek Rachael, merasa tak mau kalah.
"Hahaha... sini, sini!" jawab Banny sambil membuka kedua lengannya.
"Aku juga mau!" ujar Michael dengan nada bercanda. Ia langsung ikut memeluk Banny dan anak-anak mereka.
❄️
"Anak-anak, perkenalkan. Dia adalah anak dari Paman Aldrick dan Bibi Angel. Mulai sekarang, dia akan belajar bersama kalian," ujar Banny, memperkenalkan seorang anak laki-laki yang berdiri malu-malu di dekat pintu.
"Maaf, perkenalkan namaku Orias. Umurku tujuh tahun. Salam kenal," ucapnya pelan, wajahnya terlihat gugup.
Raphael dan Rachael saling pandang, lalu tersenyum. "Salam kenal, Orias!" jawab keduanya serempak, menyambut teman baru mereka dengan antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy Queen
FantasyAku, seorang anak dari Dewa Kehidupan, harus menjalani reinkarnasi ke Alam Peri dan hidup sebagai seorang putri di sana. "Hah... pasti merepotkan," ujarku dengan nada malas. Bagaimana kelanjutan hidup anak Dewa Kehidupan ini? Apa yang membuatnya sel...